Jumat, 22 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Gaza Terus Dibombardir, Netanyahu Bicara Gencatan Senjata Sambil Rencanakan Serangan Baru

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan dua pesan bertolak belakang di tengah serangan yang terus berlanjut di Gaza.

Tangkapan layar YouTube Times News
PM ISRAEL NETANYAHU - Tangkapan layar YouTube Times News pada Jumat (22/8/2025). Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan dua pesan bertolak belakang di tengah serangan yang terus berlanjut di Gaza. 

Langkah ini dianggap sebagai taktik untuk menekan Hamas sambil mempersiapkan operasi darat skala penuh.

Pada 20 Agustus 2025, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara resmi menyetujui rencana untuk menduduki Kota Gaza. 

Juru bicara militer Israel, Effie Defrin, mengumumkan bahwa fase pendahuluan operasi telah dimulai. 

Untuk mendukung operasi besar-besaran ini, Israel mulai memanggil 60.000 tentara cadangan tambahan. 

Pasukan darat Israel dilaporkan telah mulai bergerak maju, menguasai pinggiran kota, dan beroperasi di lingkungan Zeitoun.

Keesokan harinya, 21 Agustus 2025, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara terbuka mengonfirmasi persetujuan rencana tersebut. 

Pernyataannya menjadi sinyal bahwa Israel berkomitmen untuk menyerang pusat kota, tanpa mempedulikan seruan dari komunitas internasional.

Seiring dengan eskalasi militer, peringatan keras datang dari lembaga internasional. 

PBB dan Palang Merah Internasional mengeluarkan peringatan darurat, menekankan bahwa operasi di Kota Gaza dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi. 

Mereka menyoroti risiko besar bagi warga sipil yang masih terjebak dan ketidakmampuan fasilitas medis untuk menangani lonjakan korban.

Di lapangan, serangan Israel pada 21 Agustus 2025 sangat intensif. 

Serangan udara, artileri, dan tembakan dari Israel terus menggempur Kota Gaza. 

Laporan menyebutkan bahwa penghancuran sistematis telah dimulai, dengan menargetkan lingkungan padat penduduk seperti Az Zaytoun dan As Sabra. 

Militer Israel juga mengeluarkan perintah evakuasi, mendesak warga Palestina untuk pindah ke selatan.

Pada 22 Agustus 2025, meskipun ada ancaman, ribuan warga Palestina menolak untuk meninggalkan rumah mereka. 

Mereka berpendapat bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman di Jalur Gaza, yang telah berubah menjadi "medan pembunuhan." 

Operasi Kereta Perang Gideon 2 diprediksi akan berlangsung lama, dan melibatkan hingga 130.000 tentara cadangan. 

(Tribunnews.com/Farra)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan