Konflik Palestina Vs Israel
Komandan IDF Membelot, Desak Netanyahu Utamakan Pertukaran Sandera Bukan Pendudukan Gaza
Kepala IDF, Eyal Zamir, mendesak PM Netanyahu untuk segera menerima proposal pertukaran tahanan guna menjamin keselamatan sandera
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Suci BangunDS
Buntut perselisihan tersebut, upaya diplomasi untuk menghentikan perang Israel–Hamas kembali memasuki babak krusial.
Proposal gencatan senjata yang difasilitasi Mesir dan Qatar sebenarnya telah berada di atas meja, namun hingga kini belum ada titik temu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum memberikan tanggapan resmi, sementara Hamas sudah menyatakan kesediaan dengan beberapa catatan tambahan.
Adapun isi dari proposal yang dimaksud yakni mencakup penghentian sementara pertempuran selama enam puluh hari.
Selama periode itu, kedua pihak akan melakukan pertukaran tahanan dalam dua tahap.
Baca juga: Buldoser Israel Menggila, Babat Habis Ratusan Pohon Zaitun Milik Petani Palestina
Hamas berjanji, membebaskan sepuluh sandera hidup dan menyerahkan delapan belas jenazah warga Israel. Sebagai gantinya, Tel Aviv diminta membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Selain itu, Israel dituntut untuk menarik pasukan ke sekitar perbatasan Gaza untuk membuka akses bantuan kemanusiaan.
Pada tahap akhir, kedua pihak diminta melanjutkan pembicaraan mengenai kemungkinan gencatan senjata permanen.
Kendati usulan ini diyakini dapat meredam konflik antara Hamas dan Israel yang telah berlangsung sejak 2023 silam, namun Netanyahu menilai penghentian operasi militer berisiko memberi ruang bagi Hamas untuk bangkit kembali.
Dalam beberapa kesempatan, ia menegaskan bahwa tujuan Israel bukan hanya memulangkan sandera, melainkan juga “menghancurkan kemampuan Hamas” agar tidak lagi menjadi ancaman jangka panjang.
Sikap ini membuat Netanyahu belum siap memberi lampu hijau terhadap gencatan senjata jangka menengah, apalagi permanen.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.