Konflik Korea
Di Depan Presiden Korsel, Trump Blak-blakan Ingin Ditemukan dengan Kim Jong Un Lagi
Trump mengaku ingin bertemu dengan Kim Jong Un kembali pada tahun ini dan terbuka untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan dengan Korea Selatan.
Penulis:
Bobby W
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan menarik diungkapkan oleh sosok Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat menyambut kedatangan presiden baru Korea Selatan, Lee Jae Myung, ke Gedung Putih pada Senin (26/8/2025).
Alih-alih membahas perkembangan terbaru Korea Selatan kepada Lee Jae Myung yang belum lama menjabat sebagai Presiden Korsel, Trump justru membuka pembicaraan terkait sosok pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.
Dikutip dari Reuters, Trump mengaku ingin bertemu dengan Kim Jong Un kembali pada tahun ini dan terbuka untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan dengan Korea Selatan.
"Saya ingin bertemu dengannya tahun ini," ujar Trump kepada para wartawan di Ruang Oval saat menyambut kedatangan Lee Jae Myung
"Saya berharap dapat bertemu dengan Kim Jong Un di masa yang tepat." sambungnya.
Adapun pertemuan perdana Trump dan Lee ini bisa dikatakan cukup canggung mengingat sebelumnya, Presiden AS menyindir Korea Selatan.
Sindiran tersebut disampaikan secara samar di akun Social Truth milik Trump yang membahas mengenai "Pembersihan atau Revolusi" di Korea Selatan.
Meralat pernyataan kontroversialnya tersebut, Trump kemudian menarik kembali komentar tersebut dan menganggapnya sebagai "miskomunikasi" yang mungkin terjadi antara AS dan Korsel.
Di lain pihak, Lee Jae Myung tampak menghindari konfrontasi teatrikal yang mendominasi kunjungan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy pada Februari dan kunjungan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada Mei.
Hal ini terlihat dari cara Lee yang kerap membicarakan golf dan beberapa pujian terhadap dekorasi interior di Ruang Oval saat membuka dialog dengan Trump.
Sebelumnya, ia menyampaikan kepada wartawan bahwa ia telah membaca memoar Trump tahun 1987, "Trump: The Art of the Deal," sebagai persiapan.
Baca juga: Trump Mengaku Geram dengar Israel Serang RS Nasser di Gaza: Kita Harus Akhiri Mimpi Buruk Ini
Setelah basa-basi ringan tersebut, Presiden Korea Selatan yang berhaluan liberal ini pun mendorong Trump untuk terlibat dalam penanganan masalah Korea Utara.
"Saya berharap Anda dapat membawa perdamaian ke Semenanjung Korea, satu-satunya negara yang terpecah di dunia, sehingga Anda dapat bertemu dengan Kim Jong Un," ungkap Lee.
Lee Jae Myung juga menyebut bila kedua negara Korea tersebut dapat berdamai, Trump bisa berinvestasi secara masif di Pyongyang.
"Bila anda dapat membawa perdamian, anda bisa membangun kompleks properti Trump World di Korea Utara sehingga saya bisa bermain golf di sana, sehingga Anda benar-benar dapat memainkan peran sebagai peraih perdamaian bersejarah dunia," ujar Lee.
Terkait kondisi ekonomi Korea Selatan saat ini, Negeri Ginseng tersebut bisa dikatakan sangat bergantung pada AS.
Meskipun telah mencapai kesepakatan perdagangan pada Juli yang membebaskan ekspor Korea Selatan dari tarif AS yang lebih berat, kedua pihak masih berselisih mengenai sejumlah topik krusial lainnya.
Masalah perbedaan pandangan tersebut meliputi energi nuklir, belanja militer, dan detail kesepakatan perdagangan yang mencakup investasi Korea Selatan senilai 350 miliar dolar AS di Amerika Serikat.
Setelah bertemu dengan Trump, Lee dijadwalkan menghadiri forum bisnis bersama pejabat tinggi pemerintah AS serta para CEO perusahaan Korea Selatan dan lebih dari 20 perusahaan AS.
Beberapa perusahaan mentereng di AS yang termasuk dalam pembicaraan tersebut antara lain Carlyle Group, Nvidia, Boeing, GE Aerospace, Honeywell, dan General Motors.
Sumber-sumber anonim lainnya memberi tahu Reuters bahwa maskapai penerbangan Korea Selatan, Korean Air, diperkirakan akan mengumumkan pemesanan sekitar 100 pesawat Boeing.
Kim Jong Un Acuhkan Trump
Pernyataan Trump terkait Kim Jong Un tersebut bisa dimaklumi mengingat hubungan AS dan Korea Utara yang dahulu sempat erat kini kembali merenggang.
Sejak pelantikan Trump pada Januari lalu, Kim Jong Un telah mengabaikan panggilan berulang Trump untuk memulihkan diplomasi langsung yang pernah ia lakukan selama masa jabatannya pada 2017-2021
Adapun problematika penghentian program nuklir Korea Utara ditengarai menjadi alsan hubungan keduanya memburuk.
Memburuknya hubungan AS-Korea Utara tersebut juga sejalan dengan klaim Kim Jong Un yang berjanji mempercepat program nuklirnya dan mengutuk latihan militer bersama AS-Korea Selatan.
Akhir pekan lalu, Kim Jong Un juga terpantau ikut menghadiri acara uji tembak sistem pertahanan udara baru milik negara mereka.
Di lain pihak, Trump terus menekan Korea Selatan terkait kesepakatan perdagangan yang telah mereka capai serta isu-isu terkait aliansi militer bilateral.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.