Kamis, 28 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Microsoft Minta Bantuan FBI Hentikan Demo Karyawan yang Minta Putus Hubungan dengan Israel

seorang direktur investigasi perusahaan Microsoft meminta FBI memberikan informasi intelijen mengenai rencana demonstrasi. 

tangkap layar/Guardian
DUKUNG PENGHANCURAN GAZA - Potret kehancuran Jalur Gaza dalam agresi militer Israel yang didukung perusahaan raksasa teknologi, Microsoft dalam desain The Guardian. 

Microsoft Minta Bantuan FBI Hentikan Demo Karyawan yang Minta Putus Hubungan dengan Israel

TRIBUNNEWS.COM - Raksasa teknologi, Microsoft, dilaporkan meminta bantuan FBI dalam memantau demonstrasi oleh karyawan mereka yang menuntut perusahaan memutuskan hubungannya dengan Israel.

Hal itu dilaporkan Bloomberg yang diterbitkan pada Selasa (26/8/2025) merujuk pada dokumen yang diperoleh media tersebut.

Dalam email yang dilihat Bloomberg , seorang direktur investigasi perusahaan meminta FBI memberikan informasi intelijen mengenai rencana demonstrasi. 

Baca juga: PBB Rilis 48 Perusahaan Global Terlibat Genosida di Gaza: Booking.com, Hyundai hingga Microsoft

Pejabat tersebut menyoroti mantan karyawan Hossam Nasr sebagai "cukup aktif dalam postingannya yang menargetkan Microsoft dan bahwa Microsoft terlibat dalam genosida,".

Pejabat Microsoft tersebut juga mencatat kalau perusahaan telah mengidentifikasi beberapa karyawan yang terkait dengan protes tersebut, termasuk salah satu anak mereka.

Kantor FBI di Seattle menyatakan, mereka menghormati hak untuk melakukan protes damai dan hanya menindak aktivitas kriminal atau ancaman terhadap keamanan nasional.

Biro keamanan federal Amerika Serikat (AS) tersebut menolak mengonfirmasi adanya interaksi dengan Microsoft.

Pekan lalu, 20 orang ditangkap di kantor pusat perusahaan di Redmond karena berdemonstrasi dan memblokir pintu masuk plaza.

Para pengunjuk rasa mendeklarasikan "zona bebas", mendirikan tenda, meneriakkan yel-yel, bergandengan tangan, menolak perintah polisi, dan mengajak rekan-rekan mereka untuk bergabung.

Presiden Microsoft, Brad Smith mengatakan perusahaan menyambut baik diskusi tetapi tidak akan menoleransi gangguan.

"Melakukan vandalisme dan perilaku destruktif jelas menunjukkan bahwa aspek masalah ini bukan lagi tentang dialog dengan karyawan. Ini masalah penegakan hukum, dan begitulah cara kami menanganinya," ujarnya kepada Bloomberg .

Microsoft memperkuat pendiriannya itu pada konferensi Build di Seattle, di mana area publik ditutup, keamanan ala bandara diberlakukan.

Karyawan yang menyela pidato pejabat eksekutif, termasuk salah satu pidato oleh Kepala Eksekutif Satya Nadella, dikeluarkan atau dipecat. 

Penyelenggara mengatakan sekitar 200 staf saat ini dan mantan staf masih terlibat hingga dapat melakukan protes berkala.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan