Gantikan Prabowo, Menlu Sugiono Hadiri Jamuan Makan Malam Xi Jinping di KTT SCO 2025
Menlu Sugiono hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) SCO 2025 yang digelar Presiden China Xi Jinping
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organisation (SCO) 2025 yang digelar di Tianjin, China, Minggu (31/8/2025).
Kedatangan Sugiono mendapat sambutan hangat dari Presiden China, Xi Jinping bersama Madam Peng Liyuan dalam jamuan makan malam resmi sebelum pembukaan forum internasional tersebut.
Sugiono kemudian bergabung bersama para pemimpin dunia lainnya, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, Perdana Menteri India Narendra Modi, hingga Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif.
Mengutip dari laporan China Daily, jamuan makan malam berlangsung di Tianjin Meijiang International Convention and Exhibition Center.
Acara dimulai dengan sesi foto bersama para kepala negara maupun perwakilan resmi.
Sugiono mendapat giliran berjabat tangan dan berfoto bersama Presiden Xi setelah Presiden Laos, Thongloun Sisoulith.
Meski suasananya bersifat santai, jamuan makan malam sering dimanfaatkan para pemimpin negara untuk melakukan pembicaraan informal, guna membangun chemistry diplomatik sebelum memasuki sidang formal KTT.
Termasuk Menlu Sugiono yang memanfaatkan momen ini untuk menyerahkan surat penting dari Presiden Prabowo Subianto kepada pemerintah China, menjelang pembukaan KTT SCO 2025.
Dalam pertemuan tertutup tersebut, Sugiono didampingi oleh Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun.
Pertemuan berlangsung singkat, tapi bernuansa penting, menandai kelanjutan hubungan strategis antara Indonesia dan China di tengah forum internasional yang dihadiri puluhan pemimpin dunia.
Baca juga: Situasi Dalam Negeri Tak Kondusif, Prabowo Putuskan Batal Hadiri Parade Militer China
Prabowo Tunda Kehadiran, Diplomasi Tetap Berlanjut
Sebelumnya, Presiden Prabowo dijadwalkan menghadiri KTT SCO bersama lebih dari 20 kepala negara, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Namun, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengumumkan bahwa Presiden menunda kunjungannya ke China.
Menurut Prasetyo, keputusan itu diambil demi memastikan Presiden bisa memantau langsung perkembangan kondisi dalam negeri.
Buntut kerusuhan di sejumlah daerah yang disebabkan aksi protes terkait tunjangan DPR yang berubah ricuh setelah insiden tewasnya pengemudi ojek online.”
“Meskipun Presiden berhalangan hadir, komunikasi diplomatik tetap terjaga melalui kehadiran Menlu Sugiono. Hal ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam memperkuat kerja sama strategis dengan China,” ujar Prasetyo.
Ketidakhadiran Presiden Prabowo menjadi sorotan karena sebelumnya Kementerian Luar Negeri China telah resmi mengumumkan kehadirannya.
Selain KTT SCO, Presiden juga dijadwalkan hadir dalam parade militer pada 3 September 2025 untuk memperingati 80 tahun kemenangan China dalam Perang Rakyat melawan agresi Jepang sekaligus Perang Dunia Anti-Fasis.
Dengan adanya perubahan agenda, kemungkinan Presiden juga batal menghadiri parade tersebut.
Namun, pemerintah menegaskan bahwa absennya Prabowo tidak mengurangi komitmen Indonesia dalam menjaga hubungan bilateral maupun peran aktif di forum multilateral.
SCO dan Posisi Indonesia
KTT SCO 2025 menjadi ajang penting yang mempertemukan pemimpin dunia di tengah ketegangan global, mulai dari konflik Ukraina hingga krisis di Timur Tengah.
Bagi Indonesia, forum ini memberikan ruang untuk memperluas kerja sama di bidang perdagangan, energi, dan keamanan kawasan.
Terlebih SCO kini mencakup 10 negara anggota, dua pengamat, dan 14 mitra dialog di Asia, Eropa, serta Afrika.
Organisasi ini mewakili 24 persen wilayah daratan global dan 42 persen populasi dunia, dengan kontribusi signifikan terhadap perekonomian internasional.
Data Kementerian Perdagangan China mencatat, perdagangan Negeri Tirai Bambu dengan anggota SCO mencapai 890 miliar dolar AS pada 2024, setara 14,4 persen dari total perdagangan luar negeri China.
Angka tersebut meningkat hampir 100 kali lipat dalam dua dekade terakhir, menandakan forum ini memiliki pengaruh besar dalam geopolitik dan ekonomi dunia.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.