Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Daftar Lengkap Kapal Angkatan Laut AS yang Dikirim Trump ke Karibia
Inilah delapan kapal perang dan satu kapal selam Angkatan Laut AS yang dikerahkan ke wilayah Karibia, meningkatkan ketegangan dengan Venezuela.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan di Karibia selatan meningkat saat Amerika Serikat memperkuat kehadiran militernya di dekat perairan Venezuela, yang semakin menekan Presiden Nicolás Maduro.
Aset angkatan laut dan udara AS dikerahkan dengan tujuan untuk memerangi perdagangan narkoba sekaligus mengamankan jalur maritim regional.
Dilansir Newsweek, pengerahan pasukan ini mencerminkan langkah tegas pemerintahan Donald Trump dalam memberantas perdagangan narkoba, sekaligus memberikan tekanan kepada pemerintah Venezuela.
Pada Selasa (2/9/2025) malam waktu setempat, pasukan AS di wilayah tersebut melancarkan serangan rudal yang menghancurkan sebuah kapal yang diduga terkait dengan Venezuela.
Trump mengungkapkan di platform Truth Social miliknya bahwa serangan itu menewaskan para penumpang kapal tersebut.
Dengan menempatkan kapal perang canggih dan pesawat jarak jauh di dekat perairan Venezuela, AS berupaya menunjukkan kemampuan taktis sekaligus tekad politik.
Sebagai respons, Venezuela memobilisasi pasukan dan aset militer, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya konfrontasi langsung di Karibia selatan.
Daftar Kapal Perang
AS telah mengerahkan setidaknya delapan kapal perang dan satu kapal selam ke Karibia timur, yaitu:
- USS Gravely
- USS Jason Dunham
- USS Sampson
- USS Iwo Jima
- USS San Antonio
- USS Fort Lauderdale
- USS Lake Erie
- USS Minneapolis-Saint Paul
- USS Newport News

Kapal Perusak Kelas Arleigh Burke
USS Gravely, USS Jason Dunham, dan USS Sampson merupakan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke yang ditugaskan untuk patroli antinarkoba, pengawasan maritim, dan misi pengawalan.
Sistem radar dan rudal canggih mereka memberikan kemampuan defensif sekaligus ofensif bagi kehadiran angkatan laut AS di kawasan tersebut.
Kelompok Siap Amfibi
Baca juga: Deportasi Massal Mengintai, Trump Hapus Perlindungan untuk Migran Venezuela
USS Iwo Jima, kapal serbu amfibi kelas Wasp, menjadi kapal komando utama dari Grup Siap Amfibi Iwo Jima, yang juga mencakup kapal angkut dan pendukung logistik kelas San Antonio serta Fort Lauderdale.
Lebih dari 2.500 Marinir AS dari Unit Ekspedisi Marinir ke-22 ditempatkan di ketiga kapal itu sebagai pasukan tanggap cepat, bersama lebih dari 1.000 pelaut Angkatan Laut.
USS San Antonio dan USS Fort Lauderdale keduanya mampu meluncurkan hovercraft (kapal bantalan udara) untuk operasi amfibi.
Masing-masing kapal Angkatan Laut juga membawa paket serangan yang mencakup rudal jelajah Tomahawk dengan jangkauan lebih dari 1.000 mil.
Kapal Pendukung Tempur
USS Lake Erie, kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga, menyediakan jangkauan rudal jarak jauh dengan muatan Tomahawk-nya, sekaligus menawarkan kemampuan komando tambahan bagi satuan tugas.
USS Minneapolis-Saint Paul, kapal tempur pesisir kelas Freedom, ditugaskan untuk patroli dan operasi interdiksi di wilayah pesisir.
Kapal ini juga mampu menembakkan rudal RIM-116 RAM untuk misi pertahanan udara.
Operasi Kapal Selam
USS Newport News, kapal selam serang cepat bertenaga nuklir kelas Los Angeles, menjadi salah satu kapal Angkatan Laut yang berlayar menuju Karibia minggu ini.
Newport News juga dipersenjatai sonar canggih untuk mendukung pengawasan, serta rudal antikapal Harpoon dan torpedo Mark 48 untuk menghadapi kapal permukaan.
Aset Udara dan Penjaga Pantai
Aset udara AS memperluas jangkauan operasi angkatan laut dengan kemampuan pengawasan, pengintaian, dan serangan berkelanjutan.
Pesawat patroli maritim P-8A Poseidon Angkatan Laut—yang dirancang untuk perang anti-kapal selam dan saat ini dikerahkan di Bandara San Juan, Puerto Riko—melakukan patroli jarak jauh di Karibia timur.
Drone MQ-9 Reaper memberikan pengintaian berkelanjutan, sementara jet tempur F/A-18 Hornet siap memberikan dukungan udara.
Baca juga: Video dari Donald Trump, Detik-detik Kapal Venezuela Ditembak AS, 11 Penumpangnya Tewas
Selain itu, kapal-kapal Penjaga Pantai AS yang sudah berada di wilayah tersebut juga dapat beroperasi bersama armada Angkatan Laut.
Letak Karibia
Mengutip newworldencyclopedia.com, Karibia (juga dikenal sebagai Hindia Barat) adalah wilayah di Benua Amerika yang terdiri atas Laut Karibia, kepulauan di sekitarnya, serta garis pesisir yang berbatasan langsung.
Wilayah ini terletak di tenggara Amerika Utara, timur Amerika Tengah, dan barat laut Amerika Selatan.
Kepulauan Karibia terbagi menjadi tiga kelompok utama: Bahama, Antillen Besar, dan Antillen Kecil.
Sebagian besar wilayah ini berada di Lempeng Karibia, terdiri atas lebih dari 7.000 pulau, pulau kecil, terumbu karang, dan atol.
Secara geopolitik, Hindia Barat umumnya dianggap sebagai subwilayah Amerika Utara dan terbagi dalam 28 wilayah, termasuk negara berdaulat, departemen seberang laut, serta dependensi.
Siapa yang Mengontrol Karibia?
Tidak ada satu negara pun yang menguasai Karibia sepenuhnya.
Kawasan ini terdiri atas negara-negara merdeka.
Namun, sejumlah kekuatan Eropa dan Amerika Serikat masih memiliki wilayah serta dependensi di kawasan tersebut.
Spanyol, Prancis, dan Britania Raya meninggalkan pengaruh kolonial yang signifikan.
Hingga kini, Prancis, Belanda, Britania Raya, dan Amerika Serikat masih menguasai beberapa pulau dan wilayah di Karibia.
Hubungan Amerika Serikat dan Venezuela
Mengutipn POLITICO, AS telah meningkatkan kehadiran militernya di Karibia Selatan dalam beberapa bulan terakhir demi tujuannya untuk memberantas narkoba.
Donald Trump juga mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk memberantas kartel.
Trump berfokus pada geng Tren de Aragua sejak awal masa jabatan keduanya.
Baca juga: Profil Nicolas Maduro, Presiden Venezuela Buronan AS, Hadiah Dilipat Gandakan Rp800 Miliar
Tren de Aragua adalah organisasi kriminal asal Venezuela yang kini menjadi salah satu geng paling berpengaruh dan berbahaya di Amerika Latin.
Trump bahkan menggunakan Undang-Undang Musuh Asing, sebuah aturan era perang, untuk mendeportasi anggota geng tersebut.
Pejabat AS telah lama menuduh Presiden Venezuela Nicolás Maduro memiliki hubungan dengan geng-geng di negara itu, bahkan mendakwa Maduro atas tuduhan perdagangan narkotika pada 2020.
Pada 2025, pemerintah AS meningkatkan hadiah bagi Maduro hingga 50 juta dolar AS.
Pejabat AS menuduh Maduro dan sejumlah petinggi lain terhubung dengan geng Tren de Aragua serta Cartel de los Soles.
AS semakin gencar menuduh pejabat tinggi militer dan intelijen Venezuela terlibat atau bahkan memimpin kelompok kriminal transnasional berbasis di negara tersebut.
Sementara itu, Venezuela membantah tuduhan itu, menyebutnya sebagai fitnah untuk membenarkan potensi intervensi militer AS dan upaya menggulingkan pemerintahan sayap kiri mereka.
Venezuela bersama sekutunya bahkan memobilisasi brigade sipil guna mengantisipasi kemungkinan invasi Amerika Serikat.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.