Selasa, 9 September 2025

Tak Hanya Kim Jong Un, Putin Sapu Bersih DNA, Bawa Urin dan Feses Saat Lawatan ke Luar Negeri

Putin dilaporkan rutin menghapus jejak DNA, bahkan membawa urin dan fesesnya saat lawatan luar negeri demi cegah bocornya rahasia medis

Tass
PUTIN-KIM JONG UN. Kantor berita Rusia, TASS membagikan foto Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Rabu (3/9/2025). Putin dilaporkan rutin menghapus jejak DNA, bahkan membawa urin dan fesesnya saat lawatan luar negeri demi cegah bocornya rahasia medis. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamanan forensik yang dilakukan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un saat kunjungan ke luar negeri sempat menjadi perbincangan dunia.

Dalam kunjungan Kim Jong Un ke China baru-baru ini, publik sempat dibuat heran setelah stafnya tertangkap kamera mengelap seluruh benda yang disentuh sang pemimpin Korut seusai menggelar pembicaraan dengan Presiden Rusia di setal Parade militer China.

Kim Jong Un dan beberapa petinggi negara, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto saling bertemu dalam acara parade militer sekaligus peringatan 80 tahun pemerintahan China.

Dari kursi, meja, hingga gelas minumnya langsung dibersihkan, bahkan ada yang diambil kembali untuk dimusnahkan.

Langkah ekstrem ini disebut sebagai cara untuk menghilangkan jejak DNA dan informasi kesehatan Kim Jong Un.

Namun, fenomena ini ternyata bukan hanya milik Kim Jong Un. Mengutip Economic Times dan laporan investigasi media Barat, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menerapkan strategi serupa.

Pengawal pribadinya disebut diperintahkan untuk mengumpulkan urin dan fesesnya ke dalam kantong tertutup setiap kali ia berada di luar negeri.

Limbah tersebut kemudian dibawa pulang ke Moskow dalam sebuah koper khusus yang dijuluki “koper kotoran”.

Kini, fakta serupa juga terungkap pada Presiden Rusia Vladimir Putin yang ternyata menerapkan protokol keamanan ketat dengan membawa urin dan fesesnya sendiri setiap kali bepergian.

Protokol Keamanan Sejak 20217

Protokol ini dikabarkan sudah berlaku sejak 2017. Salah satu momen yang mencuat adalah ketika Putin bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam KTT di Alaska, 15 Agustus lalu.

Baca juga: Pengawal Kim Jong Un Lap Kursi dan Meja Bekas Tempat Duduk Agar Tak Ada Rambut Tertinggal

Saat itu, pasukan pengamanan Rusia terlihat membawa tas khusus berisi limbah presiden kembali ke Rusia.

Jurnalis investigasi Farida Rustamova juga melaporkan, dalam kunjungan Putin ke Wina beberapa tahun lalu, ia bahkan menggunakan toilet portabel pribadi agar limbahnya tidak tersisa di lokasi kunjungan.

“Sumber menyebut, praktik ini sudah dilakukan Putin sejak awal kepemimpinannya pada 1999,” ungkap laporan itu.

Protokol Ketat Picu Spekulasi soal Kesehatan

Menurut laporan investigasi Regis Gente dan Mikhail Rubin dalam majalah Paris Match, Dinas Perlindungan Federal (FPS) Rusia bertanggung jawab penuh terhadap pengumpulan limbah biologis Putin.

Proses ini dilakukan dengan tujuan mencegah pihak asing memperoleh sampel yang dapat digunakan untuk menganalisis kondisi kesehatan presiden berusia 72 tahun tersebut.

Dalam dunia intelijen, data biologis seorang pemimpin negara dianggap sebagai aset strategis.

Dengan menganalisis jejak DNA, lawan politik atau negara asing berpotensi mengetahui penyakit, kelemahan fisik, bahkan kerentanan medis yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan politik maupun diplomatik.

Oleh karena itu, Kremlin menerapkan aturan ketat untuk memastikan tidak ada residu biologis Putin yang tertinggal di negara yang ia kunjungi.

Mengingat beberapa tahun terakhir spekulasi mengenai kesehatan presiden Rusia  memang terus berkembang. Beberapa kali Putin terlihat tidak stabil ketika tampil di depan publik.

Pada November lalu, ia tertangkap kamera menghentakkan kaki berulang kali saat konferensi pers di Astana, Kazakhstan. Gambar tersebut segera memicu dugaan adanya gangguan neurologis, termasuk kemungkinan penyakit Parkinson.

Pada kesempatan lain, tepatnya pada 2023, Putin terlihat gelisah dan terus bergeser di kursinya saat bertemu Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Momen itu kembali memperkuat rumor yang beredar luas di berbagai kanal media internasional.

Kremlin sendiri secara konsisten membantah kabar mengenai kondisi kesehatan Putin, menegaskan bahwa sang presiden tetap dalam keadaan bugar dan mampu menjalankan tugasnya.

Namun, praktik protokol ketat ini justru memperkuat asumsi publik bahwa ada sesuatu yang ingin ditutupi.

Para analis menilai, meski langkah ini memang wajar dalam standar keamanan tingkat tinggi, kebijakan membawa kembali limbah biologis pemimpin negara adalah indikasi kuat tentang betapa sensitifnya isu kesehatan bagi Kremlin.

(Tribunnews.com / Namira)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan