Minggu, 12 Oktober 2025

Ogah Dukung Sanae Takaichi sebagai PM Jepang, Partai Komeito Akhiri Koalisi 26 Tahun dengan LDP

Keputusan Komeito yang keluar dari koalisi kubu pemerintah Jepang ini terjadi menyusul terpilihnya Sanae Takaichi menjadi orang nomor satu di LDP

Penulis: Bobby W
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar Youtube Resmi Partai Komeito di 公明党チャンネル
KOMEITO KELUAR KOALISI - Tangkap Layar konferensi pers Pimpinan Partai Komeito, Tetsuo Saito pada Kamis (9/10/2025). Partai Komeito yang telah menjadi mitra pemerintahan Partai Demokrat Liberal (LDP) sejak tahun 1999 akhirnya memutuskan keluar dari koalisi petahana pada Jumat ini (10/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Partai Komeito yang telah menjadi mitra pemerintahan Partai Demokrat Liberal (LDP) sejak tahun 1999 akhirnya memutuskan keluar dari koalisi petahana pada Jumat ini (10/10/2025).

Keputusan Komeito yang keluar dari koalisi kubu pemerintah Jepang ini terjadi menyusul terpilihnya Sanae Takaichi menjadi orang nomor satu di LDP sekaligus calon kuat perdana menteri yang baru.

Dikutip dari Japan Times. Pemimpin Komeito, Tetsuo Saito, menyampaikan langsung manuver politik tersebut kepada Sanae Takaichi dalam pertemuan pada Jumat sore ini.

“Untuk sementara, kami akan mengakhiri koalisi LDP-Komeito dan kembali ke perencanaan awal,” ujar Saito kepada wartawan setelah pertemuan.

Keluarnya Komeito ini menimbulkan intrik baru terkait pemilihan Perdana Menteri Jepang pengganti Shigeru Ishiba.

Hal ini terjadi lantaran LDP perlu membujuk partai lainnya untuk bergabung di koalisi menggantikan Komeito yang telah menjadi mitra mereka selama 26 tahun terakhir.

Pencalonan Sanae Takaichi juga mendapatkan tantangan dari Komeito dalam konferensi pers Jumat ini.

Hal ini terjadi setelah Saito mengatakan bahwa anggota parlemen dari Komeito akan memilih dirinya sendiri sebagai calon perdana menteri Jepang yang baru.

Akibat manuver Komeito ini, LDP kemungkinan akan menggandeng Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP) dan atau Nippon Ishin no Kai untuk memilih Sanae Takaichi sebagai perdana menteri dalam sidang parlemen mendatang.

LDP sendiri saat ini memiliki 296 dari 713 kursi di parlemen untuk Majelis Rendah dan Majelis Tinggi.

Sementara itu, Komeito "menyandera" langkah LDP dengan memegang 45 kursi di parlemen.

Terkait imbas ekonomi dari kepergian Komeito ini, analisa dari NHK menyebutkan adanya potensi penghentian fenomena 'perdagangan Takaichi', yang sebelumnya didorong oleh optimisme investor terhadap stimulus fiskal.

Baca juga: Profil Sanae Takaichi, Wanita Pertama yang Bakal Terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang

Seperti yang diketahui sebelumnya, terpilihnya Takaichi sebagai pemimpin LDP pada pekan lalu telah meredam ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga dalam waktu dekat

Hal ini mendorong kenaikan harga saham dan melemahnya yen. 

Dari segi pandangan ekonomi, Sanae Takaichi sendiri dikenal sebagai pendukung kuat kebijakan stimulus 'Abenomics' mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Awal Keretakan LDP dan Komeito

Keretakan antara Komeito dan LDP sejatinya sudah terendus dari bulan Maret lalu.

Hal ini terjadi setelah LDP menolak usulan kebijakan Komeito yang disusun bersama dengan DPP pada kala itu

Adapun usulan yang diajukan oleh Komeito dan DPP adalah pembatasan penerimaan sumbangan dari perusahaan untuk markas partai dan cabang prefekturnya.

Selain itu, Komeito dan DPP mengusulkan larangan sumbangan kepada kelompok politik yang dipimpin oleh politisi perorangan yang pada dasarnya merupakan sumbangan kepada anggota parlemen.

Usulan tersebut juga membatasi sumbangan kepada satu partai menjadi maksimal 20 juta yen per tahun.

Kebijakan ini diusulkan Komeito dan DPP untuk membatasi pengaruh perusahaan-perusahaan besar terhadap pembuatan kebijakan pemerintah, meskipun saat ini tidak ada batasan hukum yang berlaku.

LDP yang selama ini menjadi penerima terbesar sumbangan dari banyak perusahaan besar pun menolak usulan tersebut.

Terpilihnya Sanae Takaichi yang enggan membahas hal tersebut usai ditunjuk menggantikan Shigeru Ishiba pun ditengarai sebagai hal yang memicu berakhirnya kemitraan antara LDP dan Komeito

Indikasi tersebut juga diamini oleh Tetsuo Saito selaku pimpinan Partai Komeito pada konferensi pers Jumat ini.

Saito menilai ungkapan Sanae Takaichi yang menyatakan "akan mempertimbangkan kembali langkah selanjutnya" dari usulan tersebut dinilai tidak cukup untuk melanjutkan kemitraan yang terlah berlangsung selama 26 tahun.

Di sisi lain, ia menambahkan bahwa Komeito tidak akan menentang setiap rancangan undang-undang yang diajukan oleh pemerintahan pimpinan LDP, termasuk anggaran dan RUU yang telah dikerjakan bersama oleh kedua partai.

(Tribunnews.com/Bobby)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved