Jumat, 31 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas dan Faksi Lain Setuju Komite Palestina Ambil Alih Gaza

Hamas dan faksi Palestina lainnya menyerahkan kendali Jalur Gaza ke Komite Palestina berdasarkan visi yang disampaikan oleh Mesir.

Telegram Brigade Al-Qassam
ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil pada Rabu (12/2/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Sabtu (8/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berdiri sebelum menyerahkan berkas kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) selama pertukaran tahanan ke-5 pada Sabtu (8/2/2025). --- Pada 24 Oktober 2025, Hamas menyetujui langkah awal untuk menyerahkan kendali Gaza ke komite Palestina. 
Ringkasan Berita:
  • Hamas dan faksi lainnya menyetujui visi awal Mesir untuk menyerahkan kendali Jalur Gaza kepada komite Palestina.
  • Israel dikabarkan menolak usulan itu karena Hamas belum menyerahkan semua jenazah sandera yang tersisa.
  • AS melarang UNRWA beroperasi di Gaza, sementara PBB mendesak Israel segera membuka jalur bantuan kemanusiaan.

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan faksi Palestina lainnya menyampaikan persetujuan awal mereka terhadap nama-nama komite administratif yang diusulkan untuk memerintah Jalur Gaza.

Mediator Mesir menyampaikan visinya untuk hari setelah perang di Gaza kepada faksi-faksi Palestina.

Visi tersebut adalah Jalur Gaza akan dikelola oleh komite yang beranggotakan orang-orang kompeten yang tetap berada di Gaza selama perang.

Selain Mesir, perundingan itu ditengahi oleh Qatar dan diawasi oleh AS dan Turki.

Setelah faksi-faksi Palestina menyetujui visi awal tersebut, Mesir segera menyampaikan visinya kepada Israel dan Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, delegasi Hamas mengikuti perundingan yang berlangsung di Kairo, Mesir pada Jumat (24/10/2025). 

Perundingan tersebut merupakan kelanjutan untuk membahas fase berikutnya dari perjanjian gencatan senjata tahap pertama yang berlaku sejak 10 Oktober lalu.

"Kami berada di Kairo hari ini untuk menindaklanjuti langkah-langkah terkait implementasi perjanjian Sharm el-Sheikh dan menegaskan keseriusan Hamas dan faksi-faksi Palestina dalam melanjutkan implementasi ketentuan-ketentuannya," kata Hussam Badran, anggota biro politik Hamas kepada Al-Qahera News Channel, Jumat.

Berdasarkan proposal Trump, diskusi fase kedua gencatan senjata mencakup rencana pengerahan pasukan penjaga perdamaian di Gaza, penarikan tentara Israel, pelucutan senjata Hamas, dan pembentukan badan administratif sementara (Dewan Perdamaian) yang dipimpin Presiden AS Trump.

Israel menolak untuk memulai fase kedua hingga Hamas menyelesaikan penyerahan semua jenazah sandera yang tersisa di Gaza, menurut laporan media Israel.

Baca juga: Trump Ultimatum Netanyahu, Ancam Cabut Dukungan untuk Israel jika Nekat Caplok Tepi Barat

Sementara Hamas menegaskan mereka membutuhkan waktu dan mekanisme untuk menggali jenazah-jenazah yang tertimbun reruntuhan.

Hamas telah menyerahkan 16 jenazah dari 28 daftar sandera yang tewas.

Israel mengonfirmasi 15 sandera yang berhasil diidentifikasi, sedangkan satu jenazah disebut bukan milik sandera.

Informasi Terbaru di Jalur Gaza

Dua warga Palestina tewas dalam penembakan tentara Israel di sebelah timur Deir el-Balah di Gaza tengah pada Jumat.

Badan-badan PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan mendesak Israel untuk membuka kembali jalur penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Hamas dan badan PBB yang menyalurkan bantuan ke Palestina, UNRWA, tidak boleh berperan lagi di Jalur Gaza.

Kepala UNRWA mengatakan larangan tersebut menunjukkan pengabaian total terhadap kemanusiaan, menyebut Israel menggunakan pemblokiran bantuan kemanusiaan sebagai senjata, lapor Al Jazeera.

Setidaknya, 68.116 warga sipil Palestina tewas dan 70.200 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menurut data per 18 Oktober 2025 lapor Anadolu Agency.

Israel menyalahkan Hamas atas kematian dan kehancuran di Jalur Gaza, menyebutnya sebagai balasan atas Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas dan faksi perlawanan lainnya pada 7 Oktober 2023.

Hamas dan faksi lainnya menangkap 250 orang setelah membobol pertahanan Israel di perbatasan selatan, sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel di Palestina sejak tahun 1948.

Pada akhir September 2025, Presiden AS Trump mengusulkan proposal gencatan senjata untuk Israel dan Hamas yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar dengan partisipasi AS dan Turki di Sharm el‑Sheikh, Mesir.

Gencatan senjata tahap pertama berlaku mulai tanggal 10 Oktober lalu, namun perjanjian tersebut rapuh.

Israel menekan Hamas untuk segera menyerahkan seluruh jenazah sandera yang tersisa di Gaza, sementara Hamas mengatakan mereka terus berusaha mengevakuasi jenazah-jenazah tersebut dari reruntuhan di Gaza.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved