Stok Darah ada yang Tercemar Hepatitis B
Pencemaran darah yang berasal dari transfusi darah pendonor yang disimpan oleh Palang Merah Indinesia (PMI) masih tergolong sangat tinggi.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencemaran darah yang berasal dari transfusi darah pendonor yang disimpan oleh Palang Merah Indinesia (PMI) masih tergolong sangat tinggi. Tahun 2011 lalu saja, dari 2,2 juta kantong darah bisa diproduksi jadi 3 juta kantong, dua persen diantaranya tercemar hepatitis B.
"Kita langsung melakukan pemusnahan terhadap kantong darah itu untuk menghindari disalurkan ke pasien yang memerlukan," papar dr Robby Nur Aditya Msi, kepala Seksi unit Donor Darah dan Informasi Unit Donor Darah Pusat Palang Merah Indonesia di sela-sela donor darah yang dilakukan Tupperware di Plasa Semanggi, Jumat (13/7/2012).
Sebenarnya tidak hnya hepatitis B saja, ditemukan pula pencemaran penyakit hepatitis C ataupun HIV. Namun angkanya masih sangat kecil yakni kurang dari satu persen. Itupun juga langsung dimusnahkan.
Untuk mengatasi masalah pencemaran ini, pendonor sudah seharusnya jujur dengan kehidupan sehari-hari. Jika memang tidak bisa berdonor jangan memaksakan diri.
"Mereka harus sadar bahwa tidak boleh donor. Kami sering kontak dengan calon pendonor tapi penyandang HIV/AIDS. Ini sempat bikin kita delamatis karena sebagai manusia mereka juga ingin menyumbang tapi tak memungkinkan. Kitasa sarankan dengan melalukan kampanye donor darah bukan donor darah," paparnya.
Disinggung mengenai beaya membeli darah, disebabkan uang digunakan pemeriksaan HIV, membeli kantong dengan cara mengimpor. "Sampai sekarang subsidi pemerintah belum maksimal. Untuk masyarakat miskin yang memiliki asuransi bisa dibiayai," paparnya.
Klik Juga: