Virus Corona
WHO: Uang Kertas Mungkin Bisa Menyebarkan Virus Corona
WHO meminta semua orang untuk segera mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan uang tunai.
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta semua orang untuk segera mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan uang tunai.
Anjuran ini dikeluarkan setelah virus corona SARS-CoV-2 menyebar ke puluhan ribu orang di seluruh dunia dengan sangat cepat.
Ada kemungkinan, infeksi mematikan dari penyakit Covid-19 dapat berpindah melalui uang tunai.
Baca: Klasemen Moto2 2020 - Nagashima Puncaki Klasemen, Andi Gilang Lebih Baik dari Lorenzo Dalla Porta
Baca: Batal Jadi Saksi Kasus TPPU Wawan, Jennifer Dunn Sakit, Irwansyah cs Mangkir Panggilan Sidang
"Uang tunai sering berpindah tangan, dan di sana ( uang kertas) bisa jadi sarang berbagai bakteri dan virus," kata juru bicara WHO seperti dilansir New York Post, Minggu (8/3/2020).
"Kami menyarankan semua orang untuk segera mencuci tangan setelah memegang uang kertas dan jangan menyentuh wajah," imbuh WHO.
Pengawas kesehatan internasional menambahkan, jika memungkinkan, sebaiknya gunakan pembayaran non-tunai.
Namun, WHO mengklarifikasi bahwa hal ini bukan untuk menyarankan orang untuk menghentikan pemakaian uang kertas.
"WHO tidak mengatakan uang kertas dapat menularkan Covid-19, kami juga belum mengeluarkan peringatan atau pernyataan tentang ini," kata juru bicara WHO Fadela Chaib kepada MarketWatch.
"Kami ditanya apakah uang kertas dapat menularkan Covid-19, dan kami mengatakan bahwa
semua orang harus mencuci tangan setelah memegang uang, terutama jika memegang atau akan makan," imbuh Chaib.
Sementara itu, kekhawatiran tentang penyebaran virus corona melalui uang kertas telah mendorong museum Louvre di Paris untuk tidak menerima pembayaran dengan uang tunai selama wabah.
Museum hanya akan menerima pembayaran kartu kredit sebagai bagian dari upaya untuk melindungi staf dari pengunjung yang mungkin terinfeksi.
Minggu lalu, Bank Sentral Korea Selatan juga mengumumkan akan menghentikan sirkulasi uang kertas selama dua minggu untuk membatasi penyebaran virus.
Langkah ini mengikuti upaya-upaya di China, di mana virus itu muncul, untuk menghentikan penggunaan uang tunai di daerah paling terdampak untuk mencegah penularan virus.
Bank Rakyat China memerintahkan pengembalian uang kertas yang beredar bulan lalu di rumah sakit, pasar hewan, dan bus di dekat zona panas negara itu untuk menghancurkan uang yang berpotensi terkontaminasi, South China Morning Post melaporkan.
Kekhawatiran atas kemungkinan kontaminasi melalui uang tunai datang karena virus telah menyebar ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Virus ini telah menginfeksi lebih dari 110.000 orang dan menewaskan lebih dari 3.800 orang di seluruh dunia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Peringatkan, Uang Kertas Mungkin Dapat Menyebarkan Virus Corona"
Tak Serius
Sebelumnya, WHO memperingatkan negara-negara yang tidak memiliki keseriusan untuk menghadapi wabah virus corona.
Para pakar kesehatan WHO mengkhawatirkan penyebaran virus yang telah mencapai 80 negara lebih, dengan kasus positif sebesar 102 ribu orang di dunia.
Kasus melonjak terjadi di luar daratan China, seperti di Italia, Perancis, Korea Selatan, dan Iran.
Baca: WHO Peringatkan Semua Negara agar Memprioritaskan Urusan Covid-19, Kasus Sudah Melampaui 100.000
Wabah ini telah berdampak pada perekonomian dunia, sektor pariwisata, tertundanya event internasional dan olahraga, serta memaksa penutupan sementara sekolah-sekolah.
Bahkan, kegiatan agama harus ditangguhkan, seperti penutupan kota suci Betlehem dan Arab Saudi harus menutup akses sementara untuk jemaah umrah seluruh yang ingin beribadah.
"Ini bukan latihan," ucap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (7/3/2020).
Baca: Jangan Panik Namun Waspada, Angka Kesembuhan Virus Corona Tinggi Capai 57 Ribu Orang
Ia mengatakan, wabah Covid-19 tidak mengenal negara miskin atau kaya.
Tedros meminta kepala negara untuk berkoordinasi langsung ke semua sektor, daripada melimpahkan semua langkah penanggulangan dan pencegahan ke Kementerian Kesehatan saja.
"Negara-negara perlu kesiapan yang agresif," katanya lagi.
Survei pada rumah sakit di Amerika Serikat menunjukan hasil yang menyedihkan di mana sebagian besar rumah sakit di Amerika Serikat tidak siap untuk menangani Covid-19 dengan aman.
Baca: Dampak Virus Corona Terhadap Impor Bawang Putih Dari Tiongkok
Perawat bekerja tanpa peralatan pelindung pribadi yang diperlukan dan kurangnya pelatihan dalam penanganan wabah virus corona, padahal dana yang dikucurkan sangat memadai.
Diketahui tren penurunan kasus covid terjadi di wilayah daratan China namun melonjak di negara seperti Korea Selatan, Italia, dan Iran.