Ramadan 2020
Makan Banyak Nasi Saat Sahur Picu Meningkatnya Kadar Gula Darah
Karbohidrat adalah sumber energi. Untuk mendapatkan itu, umumnya orang Indonesia mengonsumsi nasi.
Editor:
Willem Jonata
Supaya kadar gula tidak terlalu banyak dalam tubuh, secara otomatis pankreas menghasilkan hormon insulin.

Insulin meningkatkan kadar triptofan di otak. Selanjutnya, triptofan meningkatkan kadar hormon serotonin dan melatonin yang berkaitan erat dengan munculnya rasa mengantuk.
Serotonin membuat kita merasa tenang dan nyaman. Sedangkan melatonin sendiri adalah hormon yang akan diproduksi agar tubuh bisa beristirahat.
Jadi jangan heran jika setelah makan nasi, terutama dalam porsi yang besar maka mudah mengantuk.
Jadi, seberapa banyak kita harus mengonsumsi nasi sekali makan?
Berikut informasi yang didapat dari newhealthadvisor.org, yang mengangkat artikel How Much Riceh per Person?
Nasi putih
Banyak ahli gizi merekomendasikan ¼ gelas atau 90 g beras. Tapi itu tidak berlaku untuk semua jenis beras.
Contoh beras basmati dan melati, diketahui membengkak hingga dua kali lipat ukuran sebenarnya setelah dimasak. Jadi setengah cangkir beras basmati menghasilkan nasi 200 kalori.
Begitu juga dengan nasi biji-bijian pendek seperti nasi Arborio, jumlah kalorinya lebih tinggi dalam satu cangkir nasi, sekitar 240 kalori per cangkir.
Beras merah
Dalam artikel "Laporan Konsumen" yang diterbitkan pada tahun 2012, direkomendasikan bahwa setiap orang harus mengkonsumsi tidak lebih dari 2 porsi nasi per minggu (1 porsi nasihasil dari 1/4 cangkir beras).
Tapi AARP menyarankan bahwa, jika beras merah dicuci bersih, dimasak dengan rasio air-beras 6: 1, dan tiriskan semua air tambahan setelah dimasak, dapat mengurangi jumlah yang disarankan sekitar 30%.
Kalori beras merah lebih rendah dari beras putih, beras merah hanya mengandung 220 kalori. Harapan yang menjelaskan berapa banyak nasi per orang, Anda harus memasak berdasarkan varietas mereka.
Kesimpulannya setiap kali makan, jika kita selalu makan nasi, makan nasi secukupya saja. Porsi mudahnya, nasi yang kita makan tidak lebih banyak/besar dari kepalan tangan masing-masing individu.
Tapi ukuran sederhana itu tidak berlaku untuk nasi yang dikepal-kepal atau dipadatkan, seperti timbel, lontong, ketupat, bacang, dan lainnya.
Artikel ini tayang di Gridhealth.Id