Virus Corona
Dokter Reisa: Rapid Test Masih Dibutuhkan
Dokter Reisa Broto Asmoro memastikan pemerintah masih menggunakan metode pemeriksaan rapid test untuk mendeteksi Covid-19.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro memastikan pemerintah masih menggunakan metode pemeriksaan rapid test untuk mendeteksi Covid-19.
Menurutnya, metode rapid test masih dibutuhkan untuk tahapan screening awal.
"Kami menyimpulkan bahwa rapid test masih diperlukan. Sebagai salah satu upaya yang bisa mengetahui apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak," ujar Reisa di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (18/7/2020).
Reisa mengatakan saat ini pemerintah mulai memproduksi alat rapid test sendiri. Rapid test dapat dimanfaatkan ketika ada keterbatasan pemeriksaan menggunakan metode PCR.
Baca: Kepala BPPT Targetkan Produksi Alat Rapid Test Hingga 1 Juta Perbulan
"Pada kondisi dengan keterbatasan kapasitas pemeriksaan RT-PCR atau tes dengan sampel swab, rapid test dapat digunakan untuk penapisan atau skrining pada populasi tertentu, yang dianggap berisiko tinggi," tutur Reisa.
Baca: Gelar Rapid Test di Tanah Abang, Sandiaga Ingatkan Pentingnya Patuhi Protokol Kesehatan
Selain itu, rapid test dapat dilakukan pada situasi khusus seperti pada pelaku perjalanan serta untuk menguatkan pelacakan kontak erat dan pada kelompok kelompok rentan risiko
Metode rapid test, menurut Reisa dapat disandingkan dengan PCR jika diperlukan.
"Bisa dengan melakukan rapid test dan kemudian dilanjutkan dengan swab test apabila diperlukan atau dianjurkan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya," pungkas Reisa.