Virus Corona
Pakar: Penyakit Tidak Menular Juga Perlu Dicegah dan Dikendalikan Meski Sedang Terjadi Pandemi
Tahun 2016, dilaporkan angka kematian di Indonesia sebesar 1.863.000 jiwa, di mana 35% dari angka tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
Sistem kesehatan di seluruh dunia menghadapi tantangan berupa peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi orang-orang dengan PTM dan diperparah dengan adanya COVID-19.
Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif karena akses yang terbatas - seperti tertundanya diagnosis yang berakibat pada peningkatan stadium penyakit; terganggunya proses terapi (pengobatan, rehabilitasi, perawatan paliatif); dan peningkatan faktor-faktor risiko perilaku seperti fisik kurang aktif.
Dr. dr. Lia G. Partakusuma, Sp.PK, MM, MARS., Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengatakan, seiring dengan terjadinya pandemi COVID-19, layanan kesehatan pun ikut terdampak hingga menjadikan PTM, terutama penyakit kardiovaskular, sebagai salah satu ancaman kesehatan terbesar bagi masyarakat dalam jangka panjang.
Kondisi tersebut diperburuk dengan terbatasnya ruang gerak masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
Namun, berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia telah melakukan ragam upaya untuk menjaga kontinuitas pelayanannya, terutama bagi pasien PTM.
Salah satu upaya untuk memastikan layanan pasien PTM terus berlanjut di tengah pandemi adalah dengan memanfaatkan teknologi telehealth yang memungkinkan konsultasi jarak jauh antara pasien dan dokter secara daring.
Kegiatan ini membuka akses bagi pasien dari seluruh daerah di Indonesia untuk tetap dapat meneruskan program pengobatannya tanpa harus datang ke Rumah Sakit.
Dengan kemajuan teknologi informasi, pasien masih bisa berkomunikasi langsung dengan Dokternya, serta mendapatkan arahan tata laksana sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
Namun bila terdapat gejala yang berat maka tentu pasien diwajibkan segera mendapat pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Adanya pandemi juga telah menciptakan ‘infodemik’, dimana informasi yang beredar seringkali terlalu banyak dan membingungkan, sehingga bisa menimbulkan menimbulkan stigma, misinformasi dan bahaya kesehatan fisik serta mental.
Baca juga: Menteri Pendidikan Malaysia Jelaskan Alasan Mengapa Sekolah Tetap Buka di Tengah Pandemi Covid-19
Untuk itu, Pfizer berkolaborasi dengan American College of Cardiology (ACC) menghadirkan NCD Academy sebagai platform digital gratis yang dirancang untuk menyediakan informasi-informasi terbaru terkait PTM dan mengoptimalkan kemampuan para tenaga kesehatan profesional dalam melakukan pelayanan pengobatan PTM.
Baca juga: Khasiatnya Tak Main-main, Daun Sirih Terbukti Bisa Redakan Berbagai Penyakit Dalam Ini
Satria Surjati, General Manager Upjohn Division, Pfizer Indonesia mengatakan, di Upjohn Division, semua yang kami lakukan senantiasa memprioritaskan para pasien dan kebutuhan mereka untuk menjaga kesehatannya yang terus berubah.
Inisiatif Upjohn Division, berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui program NCD Academy, merupakan suatu solusi untuk para pasien, terutama pasien PTM.
NCD Academy adalah sebuah platform berbasis web interaktif dan user-friendly (mudah digunakan) yang dirancang untuk menyediakan edukasi bagi para profesional di bidang kesehatan, seperti dokter umum, internis, perawat, dan lain-lain, agar mereka mampu melakukan pencegahan dan pelayanan pengobatan PTM secara lebih baik.
"NCD Academy juga memastikan bahwa platform online ini dilengkapi dengan edukasi yang memadai untuk para tenaga kesehatan profesional,” katanya.