Kesehatan
Mengenal Gangguan Mental OCD, Simak Pengertian, Gejala, hingga Faktor penyebabnya
Mengenal apakah itu gangguan mental OCD, dari pengertian, gejala, hingga faktor penyebabnya
Penulis:
Faishal Arkan
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Obsessive Compulsive Disorder (OCD) merupakan kondisi kesehatan mental kronis yang ditandai dengan obsesi yang mengarah pada perilaku kompulsif.
Misalnya, beberapa orang sering memeriksa ulang untuk memastikan mereka telah mengunci pintu depan.
Contoh lain, seseorang sering mengenakan kaus kaki keberuntungan mereka pada hari-hari penting.
Hal tersebut merupakan kebiasaan sederhana yang membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman.
Seseorang yang didiagnosis OCD, merasa terdorong untuk melakukan aktivitas tertentu berulang kali.
Dikutip dari Psychiatry.org, banyak orang tanpa OCD memiliki pikiran yang menyusahkan atau perilaku berulang, namun pikiran dan perilaku tersebut biasanya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Akan tetapi, orang dengan OCD, pikiran dan perilaku yang terus-menerus dilakukan, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Ketahui 5 Jenis Gangguan Mental Seperti Depresi dan Bipolar, serta Penjelasan dan Ciri-Cirinya

Baca juga: Kenali Gejala Umum Penyakit Alzheimer, Gangguan Fungsi Otak Pada Lansia
Dilansir Healthline, berikut penjelasan lengkap mengenai penjelasan, gejala, hingga faktor penyebab OCD, di antaranya:
Apa itu OCD?
Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) ditandai dengan kejadian yang berulang.
Pikiran yang tidak diinginkan (obsesi) dan irasional serta dorongan berlebihan untuk melakukan tindakan atau aktivitas tertentu (kompulsi).
Meskipun orang dengan OCD mungkin tahu bahwa pikiran dan perilaku mereka tidak masuk akal, akan tetapi mereka sering tidak dapat menghentikannya.
Obsessive
Obsessive merupakan pikiran atau impuls yang mengganggu, dan berulang kali terjadi.
Orang dengan OCD mungkin mencoba mengabaikan hal tersebut, tetapi mereka mungkin takut bahwa pikiran atau kecemasan tersebut mungkin benar.
Compulsive
Compulsive merupakan tindakan berulang yang sementara mampu menghilangkan stres dan kecemasan yang disebabkan oleh obsesi.
Seringkali, orang yang memiliki kompulsi percaya bahwa yang mereka lakukan akan mencegah sesuatu yang buruk terjadi.
Gejala
Pikiran obsesif atau perilaku kompulsif yang terkait dengan OCD umumnya berlangsung lebih dari satu jam setiap hari.
Hal tersebut bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Perawatan
Perawatan khusus untuk OCD biasanya mencakup psikoterapi dan konsumsi obat-obatan.
Menggabungkan kedua perawatan tersebut biasanya yang paling efektif.
Pengobatan
Antidepresan disarankan untuk membantu mengurangi gejala OCD.
Salah satunya yakni Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).
SSRI adalah antidepresan yang digunakan untuk mengurangi perilaku obsesif dan kompulsi.
Terapi
Terapi bicara dengan ahli kesehatan mental, dapat membantu pengidap merubah pola pikir dan perilaku mereka.
Beberapa terapi yang bisa dilakukan diantaranya terapi perilaku kognitif atau biasa disebut Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan terapi paparan dan respons.
Kedua jenis terapi tersebut merupakan terapi bicara yang efektif bagi banyak orang.
Apa yang menyebabkan OCD?
Penyebab pasti OCD belum diketahui oleh para peneliti.
Akan tetapi, para peneliti memercayai area tertentu di otak mungkin tidak merespons serotonin secara normal.
Serotonin adalah bahan kimia yang digunakan beberapa sel saraf untuk berkomunikasi satu sama lain.
Selain itu, genetika juga dianggap sebagai faktor penyebab OCD .
Apabila, anda, orang tua, atau saudara kandung Anda menderita OCD, terdapat sekitar 25 persen kemungkinan anggota keluarga dekat lainnya akan menderita OCD.
OCD pada anak-anak
Dr. Steve Mazza, rekan pascadoktoral klinis di Klinik Universitas Columbia mengungkapkan, OCD biasanya berkembang pada anak-anak dalam dua rentang usia, yakni:
- Masa kanak-kanak pertengahan (8-12 tahun).
- Masa remaja akhir dan dewasa (18-25 tahun).
Baca juga: Gangguan Tidur Sexsomnia, Ketika Seseorang Melakukan Aktivitas Seksual Tanpa Sadar
(Tribunnews.com/Arkan)