Kamis, 11 September 2025

Gaya Hidup Selama Pandemi Covid-19 Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Makanan yang dikonsumsi turut menjadi faktor penyebab penyakit jantung. Setidaknya, 30 persen masalah pada jantung karena kolestrol. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
medicalnewstoday.com
Ilustrasi sakit jantung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makanan yang dikonsumsi turut menjadi faktor penyebab penyakit jantung

Setidaknya, 30 persen masalah pada jantung karena kolestrol. 

Yang jadi soal, sekitar 77 persen masyarakat Indonesia punya kadar kolestrol di atas optimal.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay Sp JP (K).

Di sisi lain, gaya hidup masyarakat selama pandemi Covid-19 pun turut menjadi faktor risiko.

Dr Vito pun menyebutkan jika selama pandemi Covid-19, orang kebanyakan melakukan aktivitas di rumah. 

Baca juga: 5 Orang yang Berisiko Terkena Penyakit Jantung, Salah Satunya Penderita Diabetes

Selama bekerja di rumah, nyaris tidak ada batasan antara waktu bekerja, makan dan istirahat.

Banyak yang makan secara tidak teratur, bekerja hingga tengah malam, hingga baru tidur saat dini hari. 

Ilustrasi jantung sehat.
Ilustrasi jantung sehat. (kutv.com)

Pada dasarnya, dr Vito mengatakan jika kegiatan siang dan malam memengaruhi produksi hormon pada tubuh. 

Saat siang hari, hormon yang diproduksi adalah kortisol. Sedangkan saat malam, hormon yang dihasilkan adalah melatonin. 

"Ketika bangun diatur hormon stres (kortisol). Kalau malah begadang, nonton, rapat, hormon kortisol keluar lagi. Hormon melatonin jadi bingung, sehingga tidak bisa tidur," ungkapnya pada peringatan ulang tahun YJI Ke-40, Senin (27/9/2021).

Akibatnya jadi telat bangun dan tubuh pun tidak bugar. Hal ini kata dr Vito dapat menyebabkan darah tinggi yang berakhir pada penyakit jantung. 

Baca juga: Gejalanya yang Mirip, Ini Perbedaan Serangan Rasa Panik Berlebihan dan Serangan Jantung

Selain itu, hipertensi yang menjadi muasal gangguan jantung ini bisa diperparah oleh asap rokok. Bentuk pembuluh darah yang tadi lentur dan mulus menjadi tidak teratur dan kaku. 

Sehingga kapasitas darah berkurang. Ditambah pula dengan adanya kolestrol yang masuk dalam pembuluh darah, sehingga memperparah penyempitan yang berujung pada gangguan jantung. 

Bagaimana menurunkan risiko gangguan jantung? Dr Vito menyarankan untuk mengubah gaya hidup dan berhenti merokok.

Lalu, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan sedari dini. Terutama pada orang yang berisiko.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan