Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

OTG Tetap Berisiko Tularkan Virus Covid-19, Ini Langkah Penanganan yang Dapat Dilakukan

Hasil studi di China menunjukkan, orang tanpa gejala (OTG) bisa menyumbangkan penularan Covid-19 hingga 24 persen. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan delapan hasil studi di China menunjukkan, orang tanpa gejala (OTG) bisa menyumbangkan penularan Covid-19 hingga 24 persen. 

"Tantangan lain, dengan teknologi saat ini, kemampuan orang positif termasuk OTG untuk menulari orang lain belum dapat diukur dengan pasti," ungkap Wiku pada konferensi pers virtual, Kamis (10/2/2022).

Metode testing PCR sejauh ini baru bisa mengukur CT value. Hanya bisa mengukur jumlah virus dalam tubuh. Bukan jumlah virus yang bisa menularkan pada orang lain.

Dengan fakta ini, Wiku menyebutkan sikap paling bijak yang dapat dilakukan adalah menerapkan protokol kesehatan secara menyeluruh. Baik untuk orang sehat maupun sakit. 

Baca juga: Hati-hati Penularan Covid-19 dari Pasien OTG

Strategi lain dapat dilakukan dalam menanggulangi penularan yang masih masif. Termasuk mengantisipasi kasus OTG, yaitu dengan cara meningkatkan rasio kontak erat. Atau meningkatkan jumlah orang yang diidentifikasi sebgaai supect kasus.

Baca juga: Ini Ciri-Ciri Gejala Omicron, OTG dan Ringan Diimbau untuk Isoman

"Perlu dipertimbangkan juga ambang waktu yang tepat, dan metode testing lebih akurat untuk melakukan testing sejak pertama kali terpapar untuk menjamin hasil tes yang keluar, benar akurat," papar Wiku lagi. 

Baca juga: Pasien Covid-19 Omicron Gejala Ringan dan OTG Bisa Isoman di Rumah, 3 Syarat Wajib Dipenuhi

Berikutnya melakukan survelens aktif. Khususnya pada tempat yang memiliki risio tinggi terjadinya penularan atau hot spot penularan. Seperti rumah sakit dan sekolah.

Di sisi lain, Wiku mengungkapkan salah satu strategi lain adalah memprioritaskan percepatan vaksinasi pada kelompok rentan.

"Seperti lansia, penderita komorbid dan orang belum divaksin sama sekali. Atau dosis penuh untuk mencegah risiko kematian yang tinggi," pungkasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved