Kesehatan
Penyakit Kusta: Tanda, Gejala, Penyebab, dan Proses Penularannya
Simak tanda dan gejala penyakit kusta, kenali penyebabnya dan proses penularannya agar terhindari dari penyakit ini.
Penulis:
Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah tanda dan gejala penyakit kusta, lengkap dengan penjelasan mengenai penyebabnya.
Kusta merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Mycobacterium leprae.
Bakteri penyebab kusta tumbuh sangat lambat dan biasanya berkembang hingga 20 tahun.
Penyakit kusta dapat mempengaruhi saraf kulit, mata, dan lapisan hidung (mukosa hidung).
Bakteri kusta menyerang saraf yang bisa menyebabkan bengkak di bawah kulit.
Mengutip dari cdc.gov, kusta menyebabkan daerah yang terserang menjadi kehilangan kemampuan untuk merasakan sentuhan dan rasa sakit hingga menyebabkan cedera hingga luka-luka bakar.
Baca juga: Hari Kusta Sedunia: Kenali Gejala-gejala Penyakit yang Telah Ribuan Tahun Menjangkiti Manusia
Tanda dan Gejala Penyakit Kusta
Gejala di kulit:
- Bercak kulit yang berubah warna, biasanya rata, yang mungkin mati rasa dan terlihat pudar (lebih terang dari kulit di sekitarnya)
- Ada pertumbuhan (nodul) pada kulit
- Kulit tebal, kaku atau kering
- Bisul tanpa rasa sakit di telapak kaki
- Pembengkakan atau benjolan tanpa rasa sakit di wajah atau daun telinga
- Mengalami kehilangan alis atau bulu mata
Baca juga: 5 Tips Merawat Kulit yang Kerap Terpapar Polusi, Tak Boleh Hanya Cuci Muka
Gejala di syaraf:
- Mati rasa pada area kulit yang terkena
- Mengalami kelemahan atau kelumpuhan otot (terutama di tangan dan kaki)
- Alami pembesaran saraf (terutama di sekitar siku dan lutut dan di sisi leher)
- Mata mengalami kebutaan (ketika saraf wajah terpengaruh)
Gejala pada selaput lendir:
- Hidung tersumbat
- Mimisan
Baca juga: 5 Tips Hindari Potensi Cedera saat Ikuti Perlombaan 17 Agustus
Penyebab Penyakit Kusta dan Proses Penularannya
Penyebab penyakit kusta adalah jenis bakteri yang tumbuh cukup lambat.
Bakteri ini bernama Mycobacterium leprae yang telah ditemukan sejak tahun 1873.
Penularan kusta masih belum jelas, begitu juga dengan penyebarannya.
Mengutip dari webmd.com, proses penularannya bisa terjadi karena seorang penderita menyebarkan droplet ketika batuk ataupun bersin.
Sementara orang lain yang menghirupnya, berpotensi tertular kusta.
Selain itu, kontak fisik atau berdekatan dengan penderita yang terinfeksi kusta bisa juga menyebabkan penularan kusta.
Hindari berjabat tangan, berpelukan, atau duduk bersebalahan dengan penderita kusta.
Baca juga: Hapus Stigmatisasi Penyintas Kusta, Gubernur Ganjar Pranowo: Butuh Literasi
Jenis-jenis penyakit Kusta
- Tuberkuloid
Tuberkuloid adalah jenis kusta yang ringan dan tidak terlalu parah.
Orang dengan tipe penyakit kusta ringan hanya memiliki satu atau beberapa bercak datar, kulit berwarna pucat (kusta paucibacillary).
Area kulit yang terkena mungkin terasa mati rasa karena kerusakan saraf di bawahnya.
Kusta tuberkuloid kurang menular dibandingkan bentuk lainnya.
- Lepromatosa
Lepromatosa merupakan penyakit kusta yang lebih parah.
Kusta jenis ini biasanya menunjukkan gejala benjolan kulit luas dan ruam (kusta multibasiler), mati rasa, dan kelemahan otot.
Hidung, ginjal , dan organ reproduksi pria juga dapat terpengaruh.
Penyakit ini lebih menular daripada kusta tuberkuloid.
- Borderline
Penderita kusta borderline, biasanya memiliki gejala seperti kusta tuberkuloid dan lepromatosa.
Jadi kusta jenis ini tampaknya paling banyak menunjukkan gejala-gejala kusta.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Artikel lain terkait Penyakit Kusta