Senin, 18 Agustus 2025

Kesehatan

Hidup Berdampingan dengan Tumor Otak

Selain cocok dibaca oleh penderita tumor otak, buku ini juga pas untuk dibaca oleh dokter, suster, maupun keluarga/sahabat yang sedang merawat pasien.

Editor: cecep burdansyah
Istimewa
Buku "Love Letter for Mr T" siapkan diluncurkan Sabtu (27/8) besok. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Apa yang Anda lakukan ketika mengetahui bahwa selama ini Anda hidup bersama “musuh”?

Ada dua pilihan: panik namun berisiko kalah, atau berusaha tenang dan ikut permainan musuh untuk bertahan hidup.

Love Letters for Mr. T mendokumentasikan perjalanan Sandila Ekaputri setelah memilih opsi kedua.

Lewat buku debutnya, Sandila menceritakan pengalamannya hidup bersama “musuh” bernama Mr. T.

“Musuh” yang bersarang dalam kepala Sandila itu merupakan tumor otak langka. Sejak menerima diagnosis pada 2019, emosi Sandila bergejolak bagai menaiki roller-coaster.

Perjalanan tidak berhenti setelah melewati rangkaian operasi dan terapi penyembuhan. Setelah melalui pemulihan fisik, ia pun harus memasuki pemulihan mental. Semua emosi yang tertahan dalam dirinya kemudian dituangkan dalam surat-surat kepada Mr. T.

Uniknya, surat-surat yang ditujukan kepada Mr. T ditulis Sandila dalam format e-mail. Format ini awalnya dipilih Sandila untuk kemudahan penulisan semata.

Tetapi kemudian Sandila menjadikan e-mail sebagai alat untuk membuat jarak dengan Mr. T, karena menurutnya surat yang ditulis tangan rasanya terlalu personal dan cenderung untuk seseorang yang dikasihi.

“Dengan e-mail, aku bisa lebih tegas dan lebih kelihatan ada batasan antara aku dan Mr. T,” tutur Sandila.

Dalam surat-suratnya yang ditulis secara kronologis sejak timbul gejala, Sandila mengisahkan pengalamannya menghadapi penyakit langka dan melewati masa penyembuhan. Selama itu pula Sandila mendapat berbagai pelajaran berharga yang sayang untuk tidak dibagikan secara luas.

Dengan menerbitkan Love Letters for Mr. T, Sandila mendedikasikan buku ini kepada sesama pasien tumor otak.

Ia ingin menyampaikan kepada para pasien, bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi penyakit langka.

Pengalaman dan pelajaran yang dibagikan Sandila dalam buku ini diharapkan bisa mejadi penguat dan pemberi harapan kepada para pasien.

Selain cocok dibaca oleh penderita tumor otak, buku ini juga pas untuk dibaca oleh dokter, suster, maupun keluarga/sahabat yang sedang merawat pasien.

Menurut Sandila, peran para perawat pasien amat besar dan alangkah baiknya bila semakin banyak orang yang mau turut ambil bagian dalam upaya kesembuhan penderita penyakit berat.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan