Kamis, 11 September 2025

Rata-rata Usia Pasien Kanker Paru di Indonesia 10 Tahun Lebih Muda Dibandingkan LN, Ini Penyebabnya 

Rata-rata orang luar negeri terdeteksi kanker paru di usia 68 tahun. Di Indonesia justru ditemukan pada pasien berusia 58 tahunan.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
freepik
Ilustrasi kanker paru 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker paru-paru masih jadi permasalahan di Indonesia. 

Bahkan, usia pasien kanker paru di Indonesia 10 tahun lebih muda dibandingkan dengan pasien dengan sakit yang sama di luar negeri (LN). 

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Onkologi dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Sita Laksmi Andarini, PhD, SpP(K). 

Rata-rata orang luar negeri terdeteksi kanker paru di usia 68 tahun. Di Indonesia justru ditemukan pada pasien berusia 58 tahunan.

Lebih lanjut ia pun menjelaskan faktor kenapa hal ini bisa terjadi. 

Pertama, usia perokok awal di Indonesia yang lebih muda dibandingkan negara lain. 

"Karena usia awal merokok lebih muda ya," ungkapnya pada media briefing virtual, Senin (4/12/2023). 

Kedua, karena angka rokok tinggi pada laki-laki, akibatnya seluruh keluarga terkena pajanan rokok.

Artinya ada yang terpajan asap rokok terus-menerus pada perempuan, anak dan cucu di rumah. 

Karena paparan asap rokok yang cukup tinggi, maka tidak heran ada beberapa kasus kanker paru dialami oleh anak-anak yang sama sekali belum mengenal rokok. 

Biasanya, mereka terdampak karena orang-orang di sekitarnya yang merupakan perokok aktif.

"Ada yang usia 9 tahun, di RS Persahabatan tercatat pernah ada  pasien kanker paru berusia 11 tahun. Dia tidak merokok aktif tapi pasif terus menerus. Sedangkan yang tertua ada yang 95 tahun," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan