Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengenal Terapi Penyembuhan Sengat Lebah yang Digeluti Guru MAN 1 Brebes

Lebah-lebah hidup yang di gunakan untuk menyengat badan pasien adalah lebah ternakannya sendiri yang membuat sarang di bawah genting rumahnya.

Editor: Choirul Arifin
TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
TERAPI LEBAH - Guru MAN 1 Brebes Tejo Asmoro mengobati pasien menggunakan metode sengat lebah di kediamannya di di Jalan Ki Hajar Dewantoro, Kelurahan Sumurpanggang, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Jumat (23/5/2025). 

 

TRIBUNNEWS.COM, TEGAL - Terapi penyembuhan penyakit dengan sengat lebah kini menjadi metode alternatif baru yang diminati masyarakat untuk mendapatkan kesembuhan.

Terapi dengan menyengatkan lebah hidup ke bagian badan tertentu pasien ini diperkenalkan oleh Tejo Asmoro, warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang sehari-hari berprofesi sebagai guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes.

Terapi penyembuhan ini dijalankan Tejo Asmoro di kediamannya di Jalan Ki Hajar Dewantoro, Kelurahan Sumurpanggang, Kecamatan Margadana, Kota Tegal. 

Lebah-lebah hidup yang di gunakan untuk menyengat badan pasien adalah lebah ternakannya sendiri yang membuat sarang di bawah genting rumah Tejo Asmoro.

Setiap ada pasien yang datang ke rumahnya minta diterapi sengat lebah, Tejo Asmoro memungut satu per satu lebah hidup langsung dari sarangnya.
 
Jari-jarinya yang terampil menangkap lebah yang berkerumun di sarangnya.

Salah satu pasien yang merasakan terapi sengatan lebah ini adalah Wahyu Khonifah, warga Kelurahan Tegalsari. Tejo mendekatkan tawon hidup ke kulit pasien agar menyengat ke titik tertentu yang diinginkan.

Bukan tawon madu atau tawon biasa yang dia pakai tapi tawon kertas (polistes) yang dia gunakan. Di masyarakat Jawa, lebah jenis ini biasa disebut tawon ndas.

Sengatan tawon ini terasa panas di kulit selama berjam-jam bagi orang biasa yang terkena sengatannya.  

Terapi sengatan lebah OK
TERAPI LEBAH - Guru MAN 1 Brebes Tejo Asmoro mengobati pasien menggunakan metode sengat lebah di kediamannya di di Jalan Ki Hajar Dewantoro, Kelurahan Sumurpanggang, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Jumat (23/5/2025).


 
"Ini pengobatan terapi tawon endas atau dikenal juga tawon kertas atau tawon polistes. Pasien saya yang sedang diobati ini memiliki keluhan kelenjar tiriod," kata Tejo kepada Tribunjateng, Jumat (23/5/2025).

Bagi Tejo, budidaya lebah maupun tawon bukanlah hal yang baru baginya. Dia sudah 23 tahun menggeluti budidaya lebah dan terapi sengat lebah, sejak 2002. Usianya saat ini 58 tahun. 

Terapi pengobatan sengat tawon ndas ini dia jalani di sela aktivitasnya mengajar.

Meski di lingkungan perkotaan, dia mengubah lingkungan rumahnya menjadi tempat budidaya lebah dan tawon dengan menanam banyak tumbuhan. 

"Saya memulai ternak lebih pada 2002 untuk saya manfaatkan hasil madu dan sengat lebahnya," ingatnya. 

Tejo masih ingat betul, awal mula menggeluti budidaya lebah saat anak ketiganya lahir prematur dengan berat badan sekira 1,2 kilogram.

Saat itu Tejo  mendapatkan ilmu, bayi yang lahir prematur dengan mengonsumsi madu murni maka perkembangannya akan bagus.

Dia lalu mencari ke beberapa lokasi untuk mendapatkan madu asli.

"Saya bertemu pawang lebah hutan, saya juga belajar ilmunya. Alhamdulillah, anak saya perkembangannya bagus."

Baca juga: Pasien Kanker Prostat Stadium Lanjut Dianjurkan Jalani Terapi Radioaktif

"Di sisi lain, saya juga menggeluti budidayanya," katanya. 

Tejo percaya madu lebah memiliki manfaat yang begitu dahsyat karena sudah dijelaskan di dalam Alquran.

Selama 20 tahun dia belajar budidaya sekaligus terapi sengat lebah. Dia bersyukur, untuk pengobatan terapi sengat lebahnya tidak pernah sepi peminat.

Motivasinya terus menjalankan terapi sengat lebah adalah agar bisa bermanfaat kepada banyak orang.

"Hampir tiap hari ada pasien yang terapi. Saya tidak memasang tarif, bayar seikhlasnya," ujarnya. 

Selain mengajar, Tejo sehari-harinya adalah pengurus Asosiasi Perlebahan Indonesia Daerah (APIDA) Jawa Tengah, mulanya hanya membuka terapi sengat lebah.

Dalam empat bulan terakhir merambah ke terapi sengat tawon.

Baca juga: Indonesia Buka Akses Terapi Stem Cell dan Anti-Aging ke Swiss

Menurutnya, sengat tawon memiliki manfaat yang bagus bagi penderita penyakit diabetes melitus, stroke, kanker otak, kanker payudara, dan pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan. 

"Kami ada SOP, jadi tidak asal sengat seperti screening riwayat penyakit, lalu tanya tensi. Tetapi ini sangat bermanfaat," ujarnya. 

Seorang pasien, Wahyu Khonifah (55) menceritakan pengalamannya menjalani pengobatan terapi sengat tawon di Rumah Lebah Tegal. 

Khonifah menderita penyakit tiriod di leher setelah melahirkan. Dia lalu mencoba pengobatan terapi sengat tawon sejak Desember 2024.

"Saya berobat di sini karena lebah dijelaskan manfaatnya di Alquran. Paling tidak saya percaya bahwa ciptaan Allah itu memiliki manfaat yang luar biasa," ungkapnya. 

Khonifah mengungkapkan, sudah mengikuti aktivitas terapi sengat tawon lebih dari 10 kali. 

Dia merasakan banyak manfaat setelah pengobatan. 

Seperti semula saat tidur miring kanan tidak bisa dan vertigo, sekarang menjadi bisa. "Terus di dalam memang menjadi agak mengecil."

"Karena ini bukan operasi, jadi harus sabar, pelan-pelan," katanya.


Laporan Reporter: Fajar Bahruddin Achmad | Sumber: Tribun Jateng

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan