Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengapa Lutut Lansia Sering Terasa Nyeri? Begini Penjelasan Dokter dan Cara Atasinya

Usia senja seringkali membawa serta berbagai keluhan kesehatan, dan salah satu yang paling umum adalah nyeri lutut. 

pixabay/EddieKphoto
Ilustrasi lansia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Usia senja seringkali membawa serta berbagai keluhan kesehatan, dan salah satu yang paling umum adalah nyeri lutut. 

Rasa sakit yang menusuk, kaku, atau bahkan bengkak pada lutut dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan kualitas hidup, dan membatasi kemandirian para lansia. 

Baca juga: Red Sparks Tanpa Yeum Hye-seon di Play-off Liga Voli Korea Leg 2, Andalan Megawati Cedera Lutut

Lantas, mengapa nyeri lutut begitu sering menghampiri mereka?

Terkait hal ini, Konsultan Lutut & Pinggul Eka Hospital BSD dr. Ricky Edwin P Hutapea, Sp.OT (K) Hip and Knee beri penjelasan. 

"Penuaan dan perubahan pada sendi.Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami berbagai perubahan degeneratif, tak terkecuali pada persendian lutut," ungkapnya pada media briefing yang diselenggarakan di Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025). 

Sendi lutut merupakan persendian terbesar dan paling kompleks dalam tubuh, bertugas menopang berat badan dan memungkinkan berbagai gerakan seperti berjalan, berlari, dan menekuk kaki. 

Menurut dr Ricky ada beberapa jenis roses penuaan membawa beberapa perubahan signifikan pada sendi lutut:

●Penipisan tulang rawan
Tulang rawan adalah jaringan halus dan licin yang melapisi ujung tulang di dalam sendi, berfungsi sebagai bantalan dan mengurangi gesekan saat bergerak. 

Seiring waktu, tulang rawan dapat menipis dan kehilangan elastisitasnya, suatu kondisi yang dikenal sebagai osteoartritis atau pengapuran sendi.


● Penurunan produksi cairan sinovial
Cairan sinovial adalah pelumas alami sendi yang membantu pergerakan halus dan memberikan nutrisi pada kartilago. 

Produksi cairan ini cenderung menurun pada lansia, menyebabkan gesekan antar tulang semakin besar.


● Pelemahan otot dan ligamen

Otot-otot di sekitar lutut, seperti otot paha dan betis, serta ligamen yang menstabilkan sendi, juga dapat kehilangan kekuatan dan elastisitas seiring bertambahnya usia. 

Hal ini membuat lutut menjadi kurang stabil dan lebih rentan terhadap cedera.

Penyebab umum nyeri lutut pada lansia

Ilustrasi bantalan lutut.
Ilustrasi bantalan lutut. (Freepik)


Selain perubahan degeneratif akibat penuaan, beberapa kondisi lain juga dapat menjadi penyebab umum nyeri lutut pada lansia:


● Osteoartritis (OA)
Ini adalah penyebab nyeri lutut kronis yang paling sering terjadi pada lansia. Kerusakan kartilago menyebabkan tulang saling bergesekan, menimbulkan rasa sakit, kaku, dan pembengkakan.


● Artritis reumatoid (RA)
Merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada lapisan sendi (sinovium). 

RA dapat menyerang banyak sendi, termasuk lutut, dan menimbulkan nyeri, bengkak, kemerahan, serta kekakuan.


● Gout
Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di persendian, termasuk lutut. Serangan gout ditandai dengan nyeri hebat, kemerahan, panas, dan pembengkakan yang datang tiba-tiba.


● Pseudogout (Kondrokalsinosis)
Mirip dengan gout, namun disebabkan oleh penumpukan kristal kalsium pirofosfat di sendi. Gejalanya meliputi nyeri, kaku, dan pembengkakan pada lutut.


● Cedera lutut lama
Cedera lutut di masa muda, seperti robekan meniskus atau ligamen, dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri lutut kronis di kemudian hari.


● Bursitis
Peradangan pada bursa, yaitu kantung berisi cairan yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang, otot, dan tendon di sekitar lutut. Bursitis dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan lokal.


● Tendinitis
Peradangan pada tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendinitis pada tendon di sekitar lutut dapat menyebabkan nyeri saat bergerak.


Gejala yang perlu diwaspadai

Lansia perlu waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala nyeri lutut berikut:
● Nyeri yang parah dan tidak membaik dengan istirahat.
● Pembengkakan, kemerahan, atau rasa hangat pada lutut.
● Kekakuan lutut yang signifikan, terutama di pagi hari atau setelah beristirahat.
● Lutut terasa tidak stabil atau mengunci saat bergerak.
● Demam yang menyertai nyeri lutut.
● Kesulitan berjalan atau melakukan aktivitas sehari-hari akibat nyeri lutut.


Solusi medis untuk mengatasi nyeri lutut pada lansia

Lebih lanjut dr Ricky ungkap penanganan nyeri lutut pada lansia akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. 

Beberapa solusi medis yang mungkin direkomendasikan meliputi:

● Obat-obatan:

○ Obat pereda nyeri (analgesik) seperti paracetamol.
○ Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproxen.
○ Obat-obatan untuk mengatasi artritis spesifik, seperti obat antirematik untuk RA atau obat penurun asam urat untuk gout.
○ Injeksi kortikosteroid ke dalam sendi lutut untuk mengurangi peradangan dan nyeri.


● Terapi fisik: Latihan peregangan dan penguatan otot di sekitar lutut dapat membantu meningkatkan stabilitas sendi, mengurangi nyeri, dan meningkatkan rentang gerak.

● Alat bantu: Penggunaan alat bantu seperti tongkat atau penyangga lutut (knee brace) dapat membantu mengurangi tekanan pada lutut dan meredakan nyeri saat berjalan.

● Operasi: Jika nyeri lutut sangat parah dan tidak membaik dengan penanganan konservatif, operasi mungkin menjadi pilihan. Beberapa jenis operasi yang umum dilakukan pada lansia dengan nyeri lutut meliputi:

○ Arthroscopy: Prosedur invasif minimal untuk memperbaiki kerusakan pada meniskus atau ligamen.

○ Osteotomy: Prosedur untuk meluruskan tulang di sekitar lutut yang mengalami kerusakan akibat artritis.

○ Penggantian Sendi Lutut Total (Total Knee Replacement/TKR): Prosedur di mana sendi lutut yang rusak diganti dengan sendi buatan (prostesis).

Inovasi teknologi advance TKR dengan alat Velys di Eka Hospital. 

Teknologi ini membantu & memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi dengan tingkat presisi yang lebih tinggi sehingga mempercepat pemulihan pasien.

Keunggulan Velys Robotic TKR
● Perencanaan operasi yang lebih akurat: Sistem Velys menggunakan data anatomi pasien secara spesifik untuk membuat rencana operasi yang dipersonalisasi.
● Presisi tinggi: Lengan robotik membantu ahli bedah dalam memposisikan implan sendi dengan akurat, sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
● Recovery pasca operasi lebih cepat : pasien melalakukan operasi pagi, siang dapat berdiri dan berjalan. 
● Potensi hasil yang lebih baik: Akurasi yang lebih tinggi dapat meningkatkan fungsi lutut pasca operasi dan mengurangi risiko komplikasi.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan