Dokter: Kalau Kita Makan Cabai dan Jambu Biji Ada Risiko Kena Penyakit Usus Buntu
Radang usus buntu yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan komplikasi serius seperti perforasi usus atau infeksi rongga perut.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak masyarakat percaya bahwa makan cabai terlalu banyak atau menelan biji dari buah jambu bisa menyebabkan usus buntu. Apakah benar makanan-makanan tersebut bisa langsung memicu penyakit ini?
Baca juga: Nyeri Perut di Bagian Kanan Bawah Tanda-tanda Radang Usus Buntu, Ini yang Harus Dilakukan
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Bedah Digestif dari RS Hermina Solo, dr Riskie Aditya, Sp.B-KBD beri penjelasan. Menurut dr Riskie anggapan bahwa makan cabai atau jambu biji langsung menyebabkan usus buntu tidak sepenuhnya benar.
Namun, makanan tersebut memang bisa berperan sebagai pemicu, terutama jika dikonsumsi berlebihan dan tidak diimbangi dengan pola makan sehat lainnya. "Sebenarnya kalau misalnya kita makan cabai, makan jambu biji, memang ada risiko ke sana. Cuma tidak semuanya saat kita makan saat itu juga kita akan terkena usus buntu," jelas dr Riskie dalam live streaming Healthy Talk di kanal YouTube Tribun Health, Selasa (17/6/2025).
Ia menambahkan, makanan tersebut berpotensi menyumbat rongga usus buntu, namun bukan satu-satunya penyebab utama apendisitis. Lebih lanjut, dr Riskie menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama usus buntu adalah apendikolit, yaitu pengerasan feses atau kotoran yang masuk ke rongga usus buntu dan menyebabkan sumbatan.
Selain itu, ada pula faktor lain seperti benda asing, termasuk biji dari makanan yang tidak terurai sempurna. Faktor lain yang juga cukup sering ditemukan adalah infeksi, terutama pada anak-anak.
"Pada anak-anak biasanya faktor infeksi. Kelenjar limfa nya masih sangat aktif dan banyak di usus buntu," terang dr Riskie.
Kondisi ini membuat mereka lebih rentan mengalami radang jika terjadi infeksi pada saluran cerna. Selain itu, cacing juga bisa menjadi pemicu, meskipun kasus ini tergolong jarang.
Baca juga: Jus Jambu Biji Bukan Obat Utama Penyakit DBD
Walaupun usus buntu bisa terjadi secara mendadak, dr Riskie menekankan pentingnya menjaga pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan. Meningkatkan daya tahan tubuh, mengonsumsi makanan sehat, dan menghindari makanan berpengawet adalah langkah yang bisa dilakukan.
"Jadi memang untuk meningkatkan daya tahan tubuh, kita harus rajin konsumsi vitamin, olahraga, kemudian makan makanan yang sehat, makanan olahan, dan tidak berpengawet," kata dr Riskie.
Ia juga menyarankan agar masyarakat tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan tertentu yang berpotensi menyumbat saluran pencernaan, seperti cabai atau buah-buahan berbiji kecil.
Meski usus buntu kerap terjadi tanpa peringatan, ada beberapa gejala awal yang bisa dikenali seperti nyeri di perut kanan bawah, mual, muntah, dan demam ringan.
Baca juga: Terbantu Saat Jalani Operasi Usus Buntu, Sri: Program JKN Harus Tetap Ada untuk Masyarakat
Jika gejala ini muncul dan tidak membaik, sebaiknya segera periksa ke dokter. Radang usus buntu yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan komplikasi serius seperti perforasi usus atau infeksi menyebar ke rongga perut.
Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk menghindari kondisi yang lebih parah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.