Rabu, 24 September 2025

Semua Orang Berisiko Terinfeksi Hepatitis B: Berikut Penyebab dan Jadwal Vaksinasinya

WHO merilis lebih dari 2 miliar orang di dunia terinfeksi hepatitis B dan 60.000 orang meninggal setiap tahunnya.

freepik
HEPATITIS B - WHO merilis lebih dari 2 miliar orang di dunia terinfeksi hepatitis B dan 60.000 orang meninggal setiap tahunnya. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Semua orang baik bayi hingga dewasa memiliki risiko terinfeksi Hepatitis B.

WHO merilis lebih dari 2 miliar orang di dunia terinfeksi hepatitis B dan 60.000 orang meninggal setiap tahunnya.

Baca juga: Daftar Negara dengan Jumlah Penderita Hepatitis B Terbanyak, Indonesia Urutan Berapa?

Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Penyakit ini bisa bersifat akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang), dan dapat menimbulkan komplikasi berat seperti sirosis dan kanker hati jika tidak ditangani dengan baik.

Kasus Hepatitis B pada bayi dan balita menjadi hal yang serius.

 

Berdasarkan data menunjukkan sekitar 4,2 persen balita di Indonesia sudah terinfeksi Hepatitis B.

Baca juga: 50 Ucapan Hari Hepatitis Sedunia 2025 yang Penuh Makna, Cocok Dibagikan di Medsos

Infeksi di usia dini menyebabkan risiko yang jauh lebih tinggi untuk berkembang menjadi penyakit hati kronis di masa mendatang.

 

Berikut cara mencegahnya seperti yang disampaikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, FRSPH, FINASIM dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk.

 

Ia menerangkan, hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat kronis.

 

Dalam jangka panjang, hepatitis B bisa menimbulkan kerusakan hati permanen seperti sirosis, bahkan kanker hati.

 

Hepatitis B bisa menular melalui berbagai jalur, yaitu melalui darah, cairan tubuh, hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama, hingga peralatan pribadi seperti pisau cukur dan alat perawatan kuku yang tidak steril.

 

“Virus ini tidak memandang usia atau status sosial. Anak-anak, dewasa, bahkan tenaga medis masuk dalam kelompok rentan berisiko tertular dari pasien Hepatitis B,” ungkap dia.

 

Melihat kondisi tersebut, deteksi dini dan upaya pencegahan dengan vaksinasi bisa melindungi diri dan orang-orang terdekat.

 

“Vaksin hepatitis B merupakan cara pencegahan paling efektif. Efektivitasnya mencapai lebih dari 95 persen, dan dapat melindungi tubuh hingga puluhan tahun,” ujar dr. Dirga.

 

Vaksinasi hepatitis B untuk dewasa (diatas 19 tahun) diberikan sebanyak 3 kali.

 

Dosis kedua diberikan setelah 1 bulan dosis pertama.

 

Sementara, dosis ketiga setelah 5 bulan dosis kedua.

 

Jika tidak lengkap maka efektivitas perlindungannya akan turun.

 

Sementara, deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan darah (HBsAg dan Anti-HBs).

 

Siapa saja bisa melakukannya, terutama bagi masyarakat yang berada dalam kelompok berisiko tinggi seperti tenaga medis, pengguna alat tajam bersama, atau individu dengan riwayat transfusi darah.

 

“Deteksi dini tidak hanya memberi kepastian, tetapi juga memungkinkan penanganan lebih cepat sebelum virus berkembang menjadi kerusakan hati permanen,” papar dr. Dirga.

 
Di sisi lain, penularan dapat terjadi pada bayi, yakni dari ibu ke bayi dengan transmisi vertikal.


Bahkan sekitar 70 persen bayi yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.


Dokter Spesialis Anak, dr. Melia Yunita, M.Sc, Sp.A. menambahkan, bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B harus segera diberikan vaksin dan imunoglobulin dalam waktu maksimal 12 jam setelah lahir.


“Penting untuk mencegah infeksi kronik yang dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati di masa depan,” tutur dr Melia.


Vaksin hepatitis B untuk anak-anak diberikan sebanyak lima kali.

 
Di antaranya, satu kali suntik pada saat lahir, serta empat kali dalam bentuk vaksin kombinasi pada bulan ke-2, ke-3, ke-4, dan booster di bulan ke-18.

 
“Orang tua perlu mengetahui bahwa vaksin Hepatitis B sudah termasuk dalam vaksin wajib dasar oleh IDAI dan sebaiknya tidak dilewatkan,” kata dr. Melia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan