Jumat, 31 Oktober 2025

Dokter: Influenza Tipe A Bisa Sembuh Tanpa Perawatan Khusus di RS

Penyakit tersebut biasanya terjadi di musim pancaroba atau peralihan musim hujan ke kemarau serta melemahnya daya tahan atau imunitas tubuh seseorang.

Freepik
ILUSTRASI FLU - Foto ilustrasi seorang wanita mengalami flu, diambil dari Freepik pada Senin (10/2/2025). Dokter spesialis paru dan pernapasan (pulmonologi) DR dr Fathiyah Isbaniah Sp P(K), FIRS mengungkapkan, pada umumnya pasien yang terinfeksi influenza tipe A dapat sembuh sendiri tanpa perawatan khusus di rumah sakit (RS). 
Ringkasan Berita:
  •  Influenza tipe A merupakan salah satu jenis virus influenza yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. 
  • Penyakit ini biasanya terjadi pada musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau karena melemahnya daya tahan tubuh 
  • Jika sakit gunakan masker saat bepergian atau di kerumunan, istirahat yang cukup, konsumsi cairan dan makanan bergizi seimbang.

 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter spesialis paru dan pernapasan (pulmonologi) DR dr Fathiyah Isbaniah Sp P(K), FIRS mengungkapkan, pada umumnya pasien yang terinfeksi influenza tipe A dapat sembuh sendiri tanpa perawatan khusus di rumah sakit (RS). Influenza tipe A merupakan salah satu jenis virus influenza yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. 

Baca juga: Lonjakan Penyakit Flu Landa Asia, Virus Influenza H3N2 Dominasi Kasus di Indonesia

Penyakit ini biasanya terjadi pada musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau karena melemahnya daya tahan tubuh seseorang. Jika imun seseorang kuat maka penyakit ini bisa sembuh dalam 3 – 4 hari atau 1 minggu paling lama.

“Jika anak muda yang punya daya tahan tubuh kuat saat terkena influenza tipe ini akan sembuh sendiri,” kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (21/10/2025).

Meskipun virus influenza ada beberapa jenis, penanganannya hampir sama. Jika sakit gunakan masker saat bepergian atau di kerumunan, istirahat yang cukup, konsumsi cairan dan makanan bergizi seimbang.

Dokter di RSUP Persahabatan Jakarta Timur ini menerangkan, virus ini menular dari droplet atau percikan air liur dari orang yang infeksi. Virus ini menyebar ketika bersin, batuk atau berbicara.

Adapun gejala khas dari virus tipe ini adalah muncul mendadak dan berat seperti demam sampai 40 derajat celcius, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan dan hidung tersumbat.

Baca juga: Mengenal Virus H3N2 yang Jadi Pemicu Kasus Flu Meroket di Indonesia: Biasa Ditemukan di Hewan Babi

Pada kasus berat influenza tipe A menjadi pneumonia, gagal nafas sampai kematian.

Karena itu  pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia vaksin flu diperlukan untuk melindungi diri dari infeksi virus flu dan komplikasi serius.

Ia menegaskan, vaksin flu memang tidak melindungi diri 100 persen tetapi jika terinfeksi maka tidak menjadi fatal.

“Infeksi influenza tipe A ini bisa fatal pada orang-orang yang daya tubuhnya lemah contohnya anak-anak, lansia dengan komorbid seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, jantung, ginjal maupun gangguan hati,” jelas dr Fathiyah.

Dari data Kemenkes, kenaikan kasus influenza terjadi pada 4 minggu terakhir di 2025 ini yaitu pada minggu 33 sampai minggu ke 37. Berikut 5 provinsi dengan kasus penyakit serupa influenza tertinggi di tahun 2025, dimana data ini diambil dari minggu pertama sampai dengan minggu ke 39 tahun 2025. Jawa Timur sebanyak 344.664 kasus, Jawa Tengah 174.058 kasus, Jawa Barat 171.198 kasus, Sumatera Utara 145.052 kasus dan Aceh dengan 48.589 kasus.

Tidak hanya itu, ada peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berkaitan dengan musim hujan. Diketahui, influenza merupakan penyebab ISPA. Kasus ISPA mengalami kenaikan pada minggu 33 sampai minggu ke 37.

Umumnya ISPA tidak membahayakan, tetapi gejalanya bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Terlebih bagi Bila ISPA anak-anak, lansia, atau individu dengan daya tahan tubuh lemah, kondisi ini perlu lebih diperhatikan, karena dapat berkembang menjadi infeksi yang berat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa virus Influenza A, khususnya subtipe H3N2 menjadi penyebab utama meningkatnya kasus penyakit pernapasan dalam beberapa bulan terakhir.

Diketahui virus influenza tipe A H3N2 adalah virus influenza non-manusia yang biasanya bersirkulasi pada babi tetapi dapat menginfeksi manusia. Virus H3N2 beredar di babi pada tahun 2010 dan pertama kali terdeteksi pada manusia pada tahun 2011. Sejak pertama kali diidentifikasi pada manusia pada tahun 2011, virus H3N2 telah menyebabkan infeksi pada manusia setiap tahun di seluruh AS.

Baca juga: Influenza D Pada Hewan Ternak Jadi Sorotan Dunia, Pakar: Belum Ada Bukti Penularan Antar Manusia

H3N2 tidak separah H1N1, tetapi mungkin lebih parah daripada beberapa jenis flu lainnya. Dari tahun 2003 hingga 2013, tiga musim flu yang didominasi oleh jenis flu H3N2 memiliki tingkat kematian tertinggi, menyebabkan lebih banyak kematian rata-rata dibandingkan tahun-tahun lainnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved