Pentingnya Kolaborasi Lintas Negara Demi Keberlanjutan Industri Vaksin
Kolaborasi lintas negara dan lembaga global dianggap sangat penting guna memastikan keberlanjutan industri vaksin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kolaborasi lintas negara dan lembaga global dianggap sangat penting guna memastikan keberlanjutan industri vaksin sekaligus melindungi kesehatan masyarakat dunia.
“Kita memerlukan pendekatan kolaboratif problem-solving bersama WHO, Gavi, UNICEF, CEPI, dan mitra donor lainnya untuk menemukan solusi yang seimbang antara perlindungan kesehatan publik dan keberlanjutan industri,” ujar Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya dalam pernyataannya saat acara 26th Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) Annual General Meeting (AGM) yang berlangsung di Bali, Jumat (31/10/2025).
Baca juga: Politikus PSI Francine Widjojo Usul Vaksin Tetanus Gratis bagi Kuda Pekerja di Kawasan Wisata
Ia menyoroti tantangan yang dihadapi produsen vaksin negara berkembang, mulai dari proses WHO Prequalification yang semakin ketat hingga penurunan pendanaan donor yang mempersempit potensi pasar global.
Menurutnya, kondisi ini menuntut adanya shared responsibility model di mana risiko, biaya, dan tanggung jawab dibagi secara adil antar mitra global.
“Kita harus bergerak maju dengan model tanggung jawab bersama yang memastikan setiap pihak berperan dalam menjaga keberlanjutan sistem kesehatan global,” ujar Shadiq.
Bio Farma juga memanfaatkan forum ini untuk memperkuat jejaring global dan mencari solusi yang mendukung kemandirian vaksin di negara berkembang.
“Momentum DCVMN AGM ini kami gunakan untuk membangun inovasi dan kolaborasi, agar negara berkembang juga dapat berkontribusi secara luas dalam membangun resilient vaccine ecosystem,” pungkasnya.
Diketahui forum DCVMN AGM mempertemukan lebih dari 420 peserta dari 46 produsen vaksin di 17 negara berkembang bersama lembaga multilateral seperti WHO, UNICEF, GAVI, CEPI, PATH, CHAI, Gates Foundation, serta para mitra filantropi, regulator, akademisi, dan industri kesehatan global. Acara tersebut mengusung tema “Advancing Innovation and Building a Resilient Vaccine Ecosystem for a Safer World,” pertemuan ini membahas strategi untuk memperkuat kapasitas produksi vaksin, mempercepat alih teknologi, dan memperluas akses vaksin yang aman, bermutu, dan terjangkau bagi semua.
Sementara itu Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menekankan peranan DCVMN dalam memperkuat ekosistem vaksin global terutama di masa pandemi COVID-19.
Baca juga: Satgas IDAI Ingatkan Manfaat Vaksin Lebih Besar, Orang Tua Diimbau Tidak Menolaknya
Ia menilai, negara-negara berkembang memiliki potensi besar sekaligus menjadi kunci masa depan industri vaksin global. Dengan memperkuat manufaktur di kawasan ini, produsen tidak hanya menciptakan kedekatan dengan pasar, tetapi juga memperkuat rantai pasokan dan menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan.
“Berkat dedikasi para anggotanya, DCVMN mendefinisikan ulang seperti apa manufaktur vaksin global dengan memperluas kapasitas, mengadopsi teknologi baru, dan menjalin kemitraan,” tegasnya.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono menegaskan pentingnya inovasi, kolaborasi R&D termasuk pusat kolaborasi vaksin dan sekretariat riset vaksin genetik Indonesia - China di Kura-Kura Bali, serta prinsip akses yang adil dan tepat waktu bagi semua.
  
“Tidak ada negara yang dapat bertindak sendirian, melalui DCVMN mari kita dorong inovasi dan kolaborasi yang lebih dalam, sekaligus memastikan akses vaksin yang adil, tepat waktu, dan merata," ujar Dante.
Indonesia lanjut Dante juga harus memperkuat R&D melalui Vaccine Collaborating Centre (VOLARE), menjadi tuan rumah Indonesia-China Joint Research and Development on Vaccines and Genomics Secretariat di Bali bersama Universitas Tsinghua serta berpartisipasi dalam uji klinis global TB dan malaria, demi kedaulatan kesehatan dan keselamatan setiap nyawa.
Sebagai salah satu pemasok vaksin terbesar di dunia, Bio Farma telah menyalurkan produk vaksinnya ke lebih dari 150 negara dengan 12 produk yang telah memperoleh pra-kualifikasi WHO (WHO PQ). Vaksin Bio Farma digunakan secara luas oleh UNICEF untuk program imunisasi global, termasuk vaksin polio yang menjadi salah satu pilar utama upaya eradikasi dunia.
CEO DCVMN, Rajinder Suri juga menekankan pentingnya jejaring ini dalam menghadapi tantangan masa depan.
| Mudik Gratis Bio Farma 2025: Rute, Link Daftar, Jadwal, Syarat dan Ketentuannya |   | 
|---|
| Lowongan Kerja Bio Farma Ditutup 18 September 2024, Klik rekrutmen.biofarma.co.id |   | 
|---|
| Pendaftaran Lowongan Kerja Bio Farma Diperpanjang hingga 18 September 2024, Berikut Link Daftarnya |   | 
|---|
| Lowongan Kerja BUMN Bio Farma 2024 untuk Lulusan D3-S3, Buka 46 Posisi, Cek Syaratnya |   | 
|---|
| Biofarma Ajukan PMN Rp 2,21 Triliun Untuk Produksi 1 Miliar Dosis Vaksin |   | 
|---|
 
							 
							 
							 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.