Mikroplastik di Air Hujan
Mikroplastik Ada di Air Hujan, Kemenkes: Perlu Diwaspadai Bukan Ditakuti
Kemenkes RI meminta masyarakat agar tidak khawatir berlebihan terkait keberadaan mikroplastik pada air hujan yang turun di Jabodetabek.
Ringkasan Berita:
- Kemenkes menyikapi hasil penelitian BRIN terkait hujan mikroplstik.
- Air hujan yang ada mikroplastiknya berbahaya langsung pada kesehatan.
- Masyarakat diminta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) meminta masyarakat agar tidak khawatir berlebihan terkait keberadaan mikroplastik pada air hujan yang turun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau Jabodetabek.
Baca juga: Ada Cemaran Mikroplastik di Udara Jabodetabek, Menkes Ingatkan Pakai Masker dan Kurangi Sampah
Hal ini merespons temuan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menunjukkan, partikel plastik berukuran sangat kecil itu telah terbawa angin dan turun bersama air hujan di wilayah Jakarta.
Baca juga: Warga Perkotaan Padat Penduduk Rentan Terpapar Mikroplastik
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menegaskan, kondisi itu bukan berarti air hujan yang ada mikroplastiknya berbahaya langsung pada kesehatan.
“Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar sangat luas di sekitar kita,” ujar Aji di Jakarta, ditulis pada Jumat (30/10/2025)
Meski demikian, Kemenkes meminta masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menjaga kebersihan rumah, serta tidak membakar sampah plastik.
Pakai masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat udara kering atau setelah hujan.
"Ini bukan karena air hujannya, tapi untuk mengurangi paparan debu dan polusi yang mungkin mengandung mikroplastik,” tutur dia.
Masyarakat juga disarankan membawa botol minum isi ulang, menggunakan tas belanja non-plastik, serta ikut memilah sampah.
Apa Itu Mikroplastik dan Dampaknya pada Kesehatan?
 
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter hingga satu mikrometer.
Mikroplastik yang ada di air hujan, menandakan partikel plastik yang kecil sudah menjadi bagian dari siklus lingkungan.
Baca juga: Cemaran Mikroplastik di Udara Jakarta Ancam Saluran Pernapasan
Mikroplastik dapat berpindah dari darat dan laut ke udara, lalu turun kembali bersama hujan.
Mikroplastik secara umum ada dua jenis:
- 1. Primer: partikel kecil yang sengaja diproduksi, seperti microbeads dalam kosmetik.
- 2. Sekunder: pecahan dari plastik berukuran besar, seperti kantong atau botol plastik.
Manusia bisa terpapar mikroplastik melalui makanan, minuman, dan udara yang terkontaminasi.
Paparan jangka panjang dalam jumlah besar diduga dapat memicu peradangan jaringan dan mengganggu sistem hormon, reproduksi, serta perkembangan janin akibat bahan kimia seperti BPA dan phthalates.
Namun, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan mikroplastik secara langsung menyebabkan penyakit tertentu.
Para ahli menilai tingkat paparannya masih rendah, tetapi fenomena ini perlu diwaspadai dan terus diteliti.
 
							 
							 
							 
			 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.