Minggu, 10 Agustus 2025

Tak Hadiri G7 dan Pergi ke Rusia, Eddy Soeparno: Presiden Prabowo Ambil Langkah Diplomasi yang Tepat

Eddy Soeparno menilai keputusan Presiden Prabowo untuk tidak menghadiri undangan dari Forum negara-negara G7 adalah langkah yang tepat.

Editor: Content Writer
Istimewa
LANGKAH DIPLOMASI - Eddy Soeparno saat menjadi pembicara dalam Bimtek Bela Negara Anggota DPRD PAN yang dilaksanakan di Universitas Indonesia Mandiri di Lampung Selatan, pada Kamis (19/6). Dirinya menilai keputusan Prabowo sebagai langkah diplomasi yang tepat dan strategis untuk merespons konstelasi di timur tengah. 

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah memanasnya situasi antara Israel dan Iran, Presiden Prabowo memutuskan untuk tidak menghadiri undangan dari Forum negara-negara G7.

Presiden Prabowo memilih untuk menghadiri undangan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan akan tampil sebagai pembicara utama dalam ajang St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.

Wakil Ketua MPR dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, menilai keputusan Presiden Prabowo sebagai langkah diplomasi yang tepat dan strategis untuk merespons konstelasi di timur tengah. 

"Ini langkah diplomasi yang strategis, tepat dan juga menunjukkan konsistensi Indonesia pada politik luar negeri yang menolak segala bentuk penjajahan dan atau serangan atas kedaulatan negara lain," ungkap Eddy.

"Apalagi terbukti kemudian di antara kesepakatan negara G7 adalah mendukung Israel dengan alasan membela diri. Langkah Presiden Prabowo tidak menghadiri forum G7 adalah keputusan terbaik," lanjutnya.

Pernyataan ini disampaikan Eddy Soeparno di sela-sela menjadi pembicara dalam Bimtek Bela Negara Anggota DPRD PAN dengan tema Peran Anggota Legislatif dalam Menjaga Kedaulatan Bangsa di Tengah Dinamika Politik. Kegiatan ini berlangsung di Universitas Indonesia Mandiri, Lampung Selatan, pada Kamis (19/6).

Baca juga: Eddy Soeparno Apresiasi Terobosan Prabowo Selamatkan Raja Ampat di Pidato Kunci Hari Lingkungan

Doktor Ilmu Politik UI ini menegaskan, kehadiran Presiden Prabowo di SPIEF 2025 merupakan tonggak penting dalam menegaskan posisi strategis Indonesia di kancah global.

"Pilihan untuk hadir dalam SPIEF 2025 ini adalah wujud diplomasi ekonomi aktif Indonesia yang semakin kuat dalam menghadapi situasi global yang kompleks dan semakin dinamis," ucapnya. 

Wakil Ketua Umum PAN ini meyakini bahwa pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Prabowo dan Vladimir Putin akan membahas respons kedua negara terhadap konflik Israel–Palestina, sekaligus merumuskan langkah strategis guna meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

"Peran aktif diplomasi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo menjadikan Indonesia semakin diperhitungkan. Apalagi Presiden Prabowo konsisten dengan Politik Bebas - Aktif dan amanat konstitusi untuk menolak segala bentuk penjajahan dan penindasan," tutup Eddy. (*)

Baca juga: Indonesia-Singapura Teken MOU Ekspor Listrik dan CCS, Eddy Soeparno: Era Baru Pengembangan EBT

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan