Rabu, 3 September 2025

Meski Beda Keyakinan, Gus Ipul Bangga Siswa SRMA 19 Bantul Hidup Rukun

Menteri Sosial Saifullah Yusuf berpesan kepada para siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul untuk saling menghormati satu dengan yang lain. 

Editor: Content Writer
Biro Humas Kemensos
PEMBUKAAN SEKOLAH RAKYAT - Menteri Sosial Saifullah Yusuf meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul di Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Sonosewu, Kabupaten Bantul, DIY pada Rabu (16/7/2025) malam. Dia berpesan tentang pentingnya toleransi beragama di lingkungan Sekolah Rakyat. 

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Menteri Sosial Saifullah Yusuf berpesan kepada para siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul untuk saling menghormati satu dengan yang lain. 

Di hadapan para siswa, Gus Ipul - sapaan akrabnya, juga menyampaikan bahwa sekolah gratis berasrama ini dibentuk atas gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk menjangkau anak-anak dari keluarga kurang mampu yang belum terjangkau pendidikan karena keterbatasan biaya.

"Jadi yang belum terjangkau bisa dijangkau dengan Sekolah Rakyat. Adik-adik yang mungkin tidak bisa sekolah di sekolah-sekolah umum karena biaya, karena faktor orang tua yang kurang mampu, maka oleh presiden diberi kesempatan untuk sekolah di Sekolah Rakyat," kata Gus Ipul di SRMA 19 Bantul di Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Sonosewu, Kabupaten Bantul, DIY pada Rabu (16/7/2025) malam. 

Selain itu, Gus Ipul menyebut, sekolah berasrama ini juga hadir untuk membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Contohnya, yakni mengenyam pendidikan gratis hingga lulus.

"Jadi mungkin dari yang tidak mungkin, membuat kemungkinan-kemungkinan baru. Yang mungkin dulu kok susah rasanya sekolah, apa bisa sampai lulus, nanti dengan adanya Sekolah Rakyat ini mudah-mudahan kemungkinan terbuka lebih lebar untuk anak-anakku ini. Dan ini dipersembahkan oleh Presiden Prabowo," jelas Gus Ipul.

"Siap belajar?" tanya Gus Ipul kepada para murid yang hadir di aula sekolah.

"Siap!" jawab siswa-siswi serentak penuh semangat.

Gus Ipul juga berharap para siswa bisa saling menghormati satu dengan yang lain. Sebab, murid-murid yang menimba ilmu di Sekolah Rakyat ini berasal dari latarbelakang beragam.

"Di sini kita harus sama-sama membangun sebagai saudara yang saling menghormati antar keyakinan satu dengan keyakinan yang lain, antar suku satu dengan suku yang lain, antar ras satu dengan ras lain. Semua harus hidup rukun, guyub sebagai sesama saudara, seperti di sini ada saudaramu yang tidak beragama islam," tegas Gus Ipul.

Sebagai informasi, di Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul terdapat 200 siswa dari 10 rombongan belajar. Dua di antaranya non muslim.

Salah satu siswi bernama Jessie mengaku senang bisa bersekolah di Sekolah Rakyat, meskipun ia beragama Hindu di antara mayoritas murid-murid beragama Islam. Menurut dia, para siswa tetap saling menghormati di tengah perbedaan.

"Senang, pak. Soalnya di sini banyak teman, teman-temannya juga tidak nakal. Saya tuh rasanya di sini sudah kayak di rumah. Fasilitasnya juga bagus," kata Jessie saat berdialog dengan Gus Ipul. 

Hal senada juga disampaikan siswa lainnya, Fransiskus. Ia mengaku nyaman menimba ilmu di Sekolah Rakyat.

"Apa yang ingin kamu pesankan kepada anak-anak yang muslim ini? Mungkin ada pesan yang ingin kamu sampaikan?" tanya Gus Ipul kepada Fransiskus.

"Saling menghormati aja sih, pak," jawab Fransiskus.

Baca juga: Cak Imin Puji Gus Ipul Sukses Wujudkan Program Sekolah Rakyat

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan