Kamis, 11 September 2025

Lepas Ketergantungan Bansos, 100 Warga Kulonprogo Dilatih Jadi Pengrajin Pandan dan Pelepah Pisang

Melalui pelatihan bersama mitra lokal, Kemensos bantu warga Kulonprogo

Editor: Content Writer
Dok. Kemensos
LEPAS DARI BANSOS - Melalui pelatihan bersama mitra lokal, Kemensos bantu warga Kulonprogo ubah pelepah pisang dan daun pandan jadi produk bernilai jual. 

TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Sosial (Kemensos) terus memperluas inisiatif pemberdayaan sosial dengan mendorong perubahan dari pola bantuan langsung menjadi pelatihan keterampilan berbasis potensi lokal. Salah satu bentuk nyata upaya ini terlihat di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, di mana sebanyak 100 penerima bantuan sosial (bansos) dilatih menjadi pengrajin berbahan dasar pelepah pisang dan daun pandan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kolaborasi Pemberdayaan bagi Kelompok Rentan yang digelar selama empat hari di Kantor Kelurahan Kembang, Kecamatan Nanggulan. Pelatihan diberikan oleh dua mitra lokal: Yayasan Kumala dan Murakabi Craft, yang tak hanya membimbing teknis, tapi juga turut memasarkan produk hasil karya para peserta.

“Saya hadir langsung menyapa para peserta, melihat bagaimana mereka dilatih membuat berbagai produk dari bahan pelepah pisang dan kertas daur ulang—seperti tas, tempat tisu, dan keranjang. Semoga mereka tetap semangat dan konsisten berkarya,” ujar Fatma Saifullah Yusuf, Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos saat melakukan kunjungan, Selasa (22/7/2025).

Turut mendampingi Fatma, Penasihat II DWP Kemensos Intan Agus Jabo dan Ketua DWP Kemensos Veronika Robben Rico.

Baca juga: Prabowo Beri Penebalan Bansos kepada 18 Juta KPM, Ada Tambahan Rp 200 Ribu untuk Juni & Juli

Dari Bansos Menuju Mandiri

Dari total 100 peserta, 50 orang dilatih oleh Yayasan Kumala untuk membuat kertas daur ulang berbahan pelepah pisang yang bisa diolah menjadi paper bag, kotak kado, buku, hingga figura. Sementara 50 peserta lainnya dibimbing Murakabi Craft untuk membuat anyaman dari daun pandan yang bernilai jual tinggi, bahkan berorientasi ekspor.

“Program ini memberi jalan bagi warga untuk mandiri secara ekonomi. Mereka tak perlu bingung memasarkan hasil karya, karena mitra pelatihan langsung membeli produk mereka,” ujar Fatma.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih, menambahkan bahwa pelatihan ini menyasar KPM dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan KPM penerima bantuan sembako dari 12 dusun di Kulonprogo.

“Potensi lokal seperti pelepah pisang dan daun pandan bisa menjadi sumber ekonomi baru jika dikelola serius. Dari 50 peserta Murakabi, 10 orang sudah mampu menghasilkan produk sesuai standar ekspor,” ujarnya.

Kisah Inspiratif: Dari Pengamen ke Trainer

Salah satu sosok inspiratif yang terlibat dalam pelatihan ini adalah Alif (40), pelatih dari Yayasan Kumala. Dulunya Alif merupakan pengamen dan penjual koran, namun kini telah menjadi trainer nasional yang berkeliling Indonesia mengajar masyarakat membuat kerajinan tangan.

“Saya dulu anak jalanan. Tapi karena kesempatan, sekarang saya bisa terbang ke mana saja untuk melatih orang lain. Ini pengalaman luar biasa,” ungkap Alif.

Harapan dan Dampak Berkelanjutan

Yayasan Kumala dan Murakabi Craft dikenal aktif dalam pengembangan komunitas berbasis lingkungan dan pemberdayaan ekonomi rakyat kecil. Kolaborasi mereka dengan Kemensos diharapkan tidak hanya menghasilkan keterampilan baru bagi KPM, tapi juga memperluas jaringan ekonomi rakyat berbasis produk ramah lingkungan.

"Yang kita harapkan, dari 10 orang yang sudah lolos quality control itu nantinya bisa menjadi pionir, menularkan keterampilan ke warga lainnya, dan bersama-sama naik kelas dari penerima bantuan menjadi wirausahawan mandiri," tutup Mira.

Baca juga: Sekjen Kemensos Sebut Sekolah Rakyat Terobosan Presiden Prabowo Putus Mata Rantai Kemiskinan

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan