Jumat, 12 September 2025

Lestari Moerdijat: Perlu Langkah Nyata untuk Selamatkan Seni Kentrung Jepara dari Kepunahan

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengungkapkan pelestarian kesenian Kentrung Jepara harus terus diupayakan demi menyelamatkan kearifan lokal.

Editor: Content Writer
Dok. MPR RI
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat melakukan kunjungan kerja di Jepara, Jawa Tengah, Kamis (11/9/2025). Ia berharap seni kentrung bisa diselamatkan dari kepunahan. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengungkapkan pelestarian kesenian Kentrung Jepara harus terus diupayakan demi menyelamatkan kearifan lokal yang memiliki nilai budaya tinggi itu dari kepunahan. 

"Kesenian Kentrung di Jepara sudah jarang terlihat sehingga perlu langkah nyata untuk menyelamatkan kesenian khas Jepara ini dari kepunahan," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat melakukan kunjungan kerja di Jepara, Jawa Tengah, Kamis (11/9/2025). 

Kentrung adalah seni pertunjukan tradisional khas Jepara yang meramu unsur sastra tutur atau mendongeng dengan iringan musik rebana. 

Di dalamnya melibatkan cerita, pantun, dan nyanyian untuk menyampaikan pesan moral, kritik, atau ajaran agama.

Menurut Lestari yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, berbagai upaya masyarakat dalam pelestarian kesenian Kentrung patut mendapat dukungan. 

Rerie, sapaan akrab Lestari, mengapresiasi keterlibatan kalangan muda di Jepara dalam upaya pelestarian seni tradisional dengan aktif melatih para pelajar di Sekolah Rakyat Kentrung Jepara (SRKJ). 

Joharta Adi, salah satu pemuda yang aktif mengangkat kesenian Kentrung  mengungkapkan, para pelajar berlatih kesenian Kentrung di sanggar seni Yayasan Jungpara milik Mbah Jon, sapaan akrab Sarjono seniman di Desa Langon, Jepara. 

Namun, tambah dia, karena yang belajar Kentrung saat ini semakin bertambah, Mbah Jon mengganti sebutan kelompok latihan Kentrung tersebut dengan nama Sekolah Rakyat Kentrung Jepara. 

Di masa lalu, ungkap dia, kelompok kesenian Kentrung di Jepara bisa diundang lebih dari 20 kali dalam satu bulan untuk tampil di berbagai acara. Saat ini, tambah Joharta, paling banyak dua kali dalam satu bulan. 

Kurangnya event, ujarnya, membuat seni Kentrung Jepara menghadapi banyak tantangan untuk tetap bertahan. Apalagi, Kentrung Jepara sudah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda tingkat nasional. 

Kondisi inilah yang membuat Mbah Jon, Joharta dan kawan-kawannya terpanggil untuk melestarikan seni Kentrung Jepara. 

Baca juga: Lestari Moerdijat Dorong Pendidikan Holistik untuk Cetak Generasi Berkarakter

Menurut Joharta, saat ini SRKJ masih menghadapi sejumlah kendala. Karena dalam Kentrung menggunakan sastra tutur, jelas dia, keterbatasan jumlah naskah cerita-cerita legenda yang dibacakan saat pertunjukan pun menjadi kendala utama. 

Dengan sabar mereka berusaha merekam naskah yang dilantunkan oleh Mbah Ahmadi dan Mbah Parmo, dua seniman Kentrung Jepara senior yang masih aktif. 

Joharta berharap, para pemangku kepentingan di daerah dan masyarakat dapat bersama-sama mendukung upaya pelestarian seni Kentrung Jepara agar generasi penerus tetap dapat menikmati nilai-nilai budaya luhur warisan nenek moyang kita.*

Baca juga: Lestari Moerdijat: Dorong Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas lewat Penerapan Kebijakan yang Tepat

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan