Baiknya Pilih Real Assets atau Paper Assets Ya?
Idealnya, seseorang mempunyai aset dalam kedua bentuk itu. Perbandingan paper assets dan real assets adalah sekitar 30 persen dan 70 persen atau
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
JIKA ditanya investasi aset yang dimiliki apakah berupa real assets, seperti logam mulia, rumah pribadi atau business. Atau justru paper assets seperti deposito, reksadana, saham, obligasi dan sebagainya. Atau sebenarnya Anda telah mempunyai kedua-duanya? Lalu bagaimana sih idealnya perbandingan investasi untuk kedua bentuk itu?
Ada pandangan, investasi membeli real asset lebih memberikan keuntungan dibandingkan dengan paper assets. Pandangan seperti itu tidak tepat mengingat masing-masing bentuk assets yang kita miliki mempunyai keunggulan ataupun kelemahan masing-masing.
Penulis buku Investasi Cerdas Menuju Kekayaan, Freddy Pieloor mengungkapkan idealnya, seseorang mempunyai aset dalam kedua bentuk itu. Perbandingan paper assets dan real assets adalah sekitar 30 persen dan 70 persen atau 40 persen berbanding 60 persen. Range jangan terlalu lebar, misalnya 20-80 atau 10-90 persen.
"Angkanya bisa dibolak balik. Apakah paper assetnya yang lebih besar atau sebaliknya.
Semuanya disesuaikan dengan profil risiko diri, tujuan keuangan yang dilakukan, pengetahuan dan pengalaman diri. Juga apa yang menjadi tujuan investasi yang akan kita lakukan, apakah mau jangka panjang atau jangka pendek," ungkap Freddy kepada Tribun di Jakarta.
Bila Anda ada keperluan dalam waktu dekat, pilih investasi dengan risiko rendah dan bersifat liquid. Sedangkan, untuk jangka panjang, Anda dapat memilih investasi dengan risiko tinggi yang dapat memberi keuntungan yang lebih besar. Ia mengingatkan investasi yang dilakukan di luar aset yang kita tempati serta gaji yang kita peroleh.
Freddy menyarankan, kalau memang masih muda, berani mengambil resiko dan berpengalaman saham, tidak ada salahnya mayoritas investasi digunakan papers asset. Namun Anda kalau sudah berusia lanjut sebaiknya lebih ke arah real assets, seperti emas maupun property.
"Tapi sebaiknya, investor sebelum berinvestasi paper assets ataupun real assets terlebih dahulu, seperti mempunyai logam mulia dan rumah pribadi yang berfungsi sebagai pengaman jika investasi yang dibenamkan mengalami kerugian," ungkapnya.
Karena berinvestasi memiliki risiko, maka perlu persiapkan mental saat mengalami kerugian atau kegagalan agar tidak menjadi patah semangat. Setidaknya, berinvestasi lebih baik daripada semua penghasilan Anda digunakan untuk pengeluaran tanpa ada bagian yang disimpan.
Ditegaskannya, investasi bukan ikut-ikutan dan ingin cepat-cepat sampai (kaya instant). Investasi adalah sebuah rencana dan harus memiliki "peta" sebelum melakukannya. Investasi adalah proses dan monitoring serta adjustment.