Rabu, 27 Agustus 2025

Parenting

Begini Melatih Anak Berpikir, Mengingat, dan Berkonsentrasi

Mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak hanya nutrisi yang penting, namun juga stimulasi fisik dan kognitif.

Penulis: Agustina Rasyida
zoom-inlihat foto Begini Melatih Anak Berpikir, Mengingat, dan Berkonsentrasi
TRIBUNNEWS/ AGUNG BUDI SANTOSO
Tak cukup dengan gizi, optimalkan tumbuh kembang anak dengan stimulasi fisik maupun kognitif.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak hanya nutrisi yang penting, namun juga stimulasi fisik dan kognitif.

Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, tumbuh kembang anak dengan baik dapat dilihat dari bagaimana daya tanggapnya dalam melakukan sesuatu berdasarkan usianya, Minggu (17/6/2012), di Jakarta.

"Pada masa golden age, nol - tiga tahun, anak sudah mulai bicara dengan kalimat sederhana dan belajar tata bahasa ibunya," ujar Nina, panggilan akrab Anna Surti Ariani.

Lebih lanjut Nina menjelaskan ada tiga aspek perkembangan anak, yaitu fisik (meliputi keseimbangan, kelincahan, dan koordinasi gerak), kognitif (berpikir, mengingat, konsentrasi), sera sosial-emosi (percaya diri, emosi sehat, pergaulan).

Untuk stimulasi aspek tersebut, diperlukan peran orangtua. Orangtua dapat menstimulasi anak sejak usia dini, misalnya dapat mengenalkan benda-benda, angka-huruf, warna, mengajak bermain, hingga bercerita.

"Diperlukan peran orangtua untuk menstimulasi fisik misalnya dengan bermain, kognitif dengan bercerita, dan bergaul untuk stimulasi sosial emosi," tambah psikolog dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.

Nina menyontohkan satu kegiatan yang dapat menstimulasi tiga aspek. Jika anak memiliki dua boneka, manfaatkan boneka sebagai media bercerita, 'Wah ada Jerapah? Jerapah itu warnanya apa? Berapa telinganya?', hal ini akan membangun perkembangan kognitif dan sosialnya, yaitu interaksi antar ibu-anak, menambah kosakata, logika berbahasa, mengetahui konteks berbahasa pada anak.

Cara lain, sebar Boneka tersebut, lalu minta anak mencarinya. Lihat reaksi anak, jika anak lari untuk mencarinya, biarkan. Karena lari melatih motoriknya. Atau lemparkan boneka ke anak, apakah ia dapat menangkapnya, jika bisa menangkap, anak akan merasa bangga dan menunjukkan kepercayaan dirinya.

"Jika anak bermain dengan teman-temannya dan marah, hal itu melatih perkembangan emosi, mengekspresikan marah, sebagai orangtua, kita dapat memberitahu kalau dia boleh marah, asal jangan merusak barang, menggang teman, setelah itu ajak mereka minta maaf," kata Nina. (Agustina N.R)

Baca artikel menarik lainn

ya

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan