Gerhana Matahari Cincin
Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Cincin Sendirian
Simak niat dan tata cara salat Gerhana Matahari Cincin secara sendirian di rumah atau kantor, Kamis (25/12/2019).
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Gerhana Matahari Cincin akan menghiasi langit Indonesia, Kamis (26/12/2019) besok.
Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi.
Hal inilah yang menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.
Dengan adanya fenomena alam ini, Plh Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Tarmizi mengimbau umat Islam melaksanakan shalat sunnah gerhana matahari.
"Kemenag mengimbau umat Islam di seluruh Indonesia untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana matahari atau shalat Kusuf," kata Tarmizi, dikutip Tribunnews.com dari siaran pers Kemenag.

Menurut Tarmizi, pelaksanaan shalat gerhana menyesuaikan waktu Gerhana Matahari Cincin di wilayah masing-masing.
Sebaiknya, shalat gerhana matahari cincin dilakukan secara berjamaah di masjid atau di tanah lapang.
Setelah shalat, diakhiri dengan dua khutbah yang disampaikan oleh khatib.
Lantas, bagaimana hukumnya bila melaksanakan shalat gerhana matahari cincin secara sendiri?
Dikutip dari Islami.co, Imam an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh Muhadzzab menjelaskan, shalat gerhana, baik bulan maupun matahari, bisa dilaksanakan sendirian, tanpa jemaah.
Pasalnya, khutbah hanya merupakan sunnah, bukan syarat sah.
حَدِيثُ عَائِشَةَ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَاتَّفَقَتْ نُصُوصُ الشَّافِعِيِّ وَالْأَصْحَابِ عَلَى اسْتِحْبَابِ خُطْبَتَيْنِ بَعْدَ صَلَاةِ الْكُسُوفِ وَهُمَا سُنَّةٌ لَيْسَا شَرْطًا لِصِحَّةِ الصَّلَاةِ قَالَ أَصْحَابُنَا وَصِفَتُهُمَا كَخُطْبَتَيْ الْجُمُعَةِ فِي الْأَرْكَانِ وَالشُّرُوطِ وَغَيْرِهِمَا سَوَاءٌ صَلَّاهَا جَمَاعَةٌ فِي مِصْرٍ أَوْ قَرْيَةٍ أَوْ صَلَّاهَا الْمُسَافِرُونَ فِي الصَّحْرَاءِ وَأَهْلُ الْبَادِيَةِ وَلَا يَخْطُبُ مَنْ صَلَّاهَا مُنْفَرِدًا
"Hadis Aisyah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim serta ketetapan Imam as-Syafii dan para pengikutnya telah bersepakat atas kesunnahan dua khutbah setelah salat gerhana.
Dua khutbah tersebut hanyalah sunnah, bukan menjadi syarat sahnya salat.
Dua khutbah ini sama dengan khutbah Jumat dalam rukun, syarat dan selainnya, baik dilaksanakan berjamaah di kota besar maupun di desa, atau musafir di padang pasir maupun di perkampungan.
Sedangkan orang yang salat sendirian tidak perlu melakukan khutbah."
Dari pendapat Imam an-Nawawi tersebut bisa disimpulkan, khutbah bukanlah menjadi syarat sah shalat.
Sehingga orang yang melakukan shalat sendirian tidak perlu berkhutbah atau mendengarkan khutbah.
Tata cara mengerjakan shalat gerhana matahari sendirian sama dengan tata cara salat gerhana matahari berjemaah.
Bedanya, tidak perlu melakukan khutbah.
Berikut tata cara shalat Gerhana Matahari sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari situs Kemenag:
1. Berniat di dalam hati
2. Takbiratul ihram seperti salat biasa
3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan di-jahr-kan (perdengarkan) suaranya.
4. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya
5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)
6. Setelah I’tidal ini tidak langsung sujud, tapi dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama).
7. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya
8. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)
9. Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali
10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya
11. Tasyahud
12. Salam.
Niat Salat Gerhana Matahari
Mengutip tata cara salat gerhana dari nu.or.id, niat mengerjakan salat gerhana matahari dapat dilafalkan atau dalam hati saja.
Namun, hanya untuk membulatkan hati, ulama menganjurkan kita untuk melafalkannya.
Berikut niat salat gerhana matahari
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
"Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala
Arti: Saya berniat mengerjakan salat sunah Gerhana Matahari sebagai imam/makmum karena Allah semata."
Waktu Pelaksanaan
Awal waktu salat gerhana mulai diizinkan ketika gerhana mulai terjadi, demikian dikutip dari ummetro.ac.id.
Pada saat itu, salat gerhana sudah boleh dilakukan.
Jika pelaksanaannya sebelum terjadi gerhana, lalu di tengah-tengah salat baru gerhananya terjadi, maka salatnya tidak sah.
Sebab salat tersebut dilakukan sebelum masuk waktu.
Hal ini sama dengan orang yang salat Zuhur pukul 10 pagi atau salat Ashar pukul 13.00.
Akhir waktu salat ditandai ketika matahari kembali normal.
Dalam rentang waktu tersebut, salat gerhana sah dilakukan.
Seorang muslim bisa memilih di awal waktu, di tengah, atau di akhir waktu gerhana.
Bila ia salat di akhir waktu, lalu di tengah salat gerhana sudah lenyap, maka salatnya tetap disempurnakan dan dihitung sah.
Sebab dia telah mengawali salat pada waktunya.
Berdasarkan data dari LAPAN, berikut daftar lokasi dan waktu puncak untuk menyaksikan Gerhana Matahari yang terjadi Kamis besok.
GERHANA MATAHARI CINCIN
1. Siak
Durasi: 3 Menit 40 Detik
P1: 10:22 WIB
P2: 12:15 WIB
Maks: 12:17 WIB
P4: 14:14 WIB
2. Padang Sidempuan
Durasi: 3 Menit 37 Detik
P1: 10:14 WIB
P2: 12:04 WIB
Maks: 12:06 WIB
P4: 14:04 WIB
3. Duri
Durasi: 3 Menit 39 Detik
P1: 10:14 WIB
P2: 12:26 WIB
Maks: 12:14 WIB
P4: 14:04 WIB
4. Singkawang
Durasi: 3 Menit 39 Detik
P1: 10:43 WIB
P2: 12:41 WIB
Maks: 12:42 WIB
P4: 14:31 WIB
5. Malinau
Durasi: 3 Menit 34 Detik
P1: 11:05 WIB
P2: 13:01 WIB
Maks: 12:03 WIB
P4: 14:43 WIB
6. Berau
Durasi: 3 Menit 7 Detik
P1: 11:14 WIB
P2: 13:09 WIB
Maks: 13:12 WIB
P4: 14:47 WIB
7. Singkawang
Durasi: 3 Menit 39 Detik
P1: 10:43 WIB
P2: 12:41 WIB
Maks: 12:42 WIB
P4: 14:31 WIB
8. Tanjung Selor
Durasi: 2 Menit 25 Detik
P1: 11:14 WIB
P2: 13:09 WIB
Maks: 13:10 WIB
P4: 14:47 WIB
GERHANA MATAHARI SEBAGIAN
1. Padang
Porsi tertutupnya Matahari: 89,0572%
P1: 10:19 WIB
P2: -
Maks: 12:11 WIB
P4: 14:08 WIB
2. Jakarta
Porsi tertutupnya Matahari: 72,08%
P1: 10,43 WIB
P2: -
Maks: 12:36 WIB
P4: 14;25 WIB
3. Surabaya
66,40%
P1: 10:43 WIB
P2: -
Maks: 12:55 WIB
P4: 14:34 WIB
4. Makassar
Porsi tertutupnya Matahari: 68,47%
P1: 12:25 WITA
P2: -
Maks: 14:34 WITA
P4: 15:45 WITA
5. Manado
Porsi tertutupnya Matahari: 85,07%
P1: 12:42 WITA
P2: -
Maks: 14:29 WITA
P4: 15:56 WITA
6. Kupang
Porsi tertutupnya Matahari: 46,82%
P1: 12:46 WITA
P2: -
Maks: 14:21 WITA
P4: 14:42 WITA
7. Ambon
Porsi tertutupnya Matahari: 63,05%
P1: 13:56 WIT
P2: -
Maks: 15:33 WIT
P4: 16:54 WIT
8. Jayapura
48,73%
P1: 14:3 WIT
P2: -
Maks: 15:51 WIT
P4: 16:58 WIT
(Tribunnews.com/Sri Juliati)