Senin, 25 Agustus 2025

5 Tips Hadapi Resesi di Depan Mata Agar Kondisi Keuangan Aman

Perencana keuangan atau financial planner, Mimien Soesanto, memberikan sejumlah tips agar kondisi finansial tetap terjaga di ambang resesi ekonomi.

Freepik
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM - Resesi dipastikan akan terjadi pada perekonomian Indonesia di kuartal III tahun 2020.

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1 persen.

Sebelumnya pada kuartal II lalu, pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen.

Lantas apa yang harus dilakukan sebagai individu untuk menghadapi masa sulit karena resesi akibat pandemi Covid-19?

Perencana keuangan atau financial planner, Mimien Soesanto, menyarankan agar tetap membelanjakan uang namun dengan banyak pertimbangan.

"Secara masing-masing individu, ketika menghadapi resesi akibat pandemi, yang perlu dilakukan adalah tetap membelanjakan uang," ungkap Mimien dalam program Overview Tribunnews, Kamis (1/10/2020).

Perencana keuangan atau financial planner, Mimien Soesanto, menyebut ada formula '10 20 30 40' yang bisa digunakan untuk mengalokasikan uang gaji.
Perencana keuangan atau financial planner, Mimien Soesanto, menyebut ada formula '10 20 30 40' yang bisa digunakan untuk mengalokasikan uang gaji. (Tribunnews/Ist)

Baca: Cara Atur Alokasi Gaji Bulanan, Formula 10 20 30 40 Bisa Digunakan, Bisa Nabung hingga Sedekah

Mimien menilai ekonomi akan keluar dari jurang resesi jika roda perekonomian tetap berjalan.

"Memang cash is a king, namun jangan berhenti membelanjakannya, namun dengan banyak perhitungan," ungkapnya.

Berikut 5 tips menurut Mimien agar finansial tetap aman di masa resesi :

1. Menabung Dana Darurat

Ilustrasi tabungan
Ilustrasi tabungan (freepik)

Mimien menyebut ada baiknya setiap orang memiliki tabungan dana darurat.

"Selama tujuh bulan pandemi mungkin dana darurat tergerus, tapi kita harus tetep menabung karena kita tidak tahu ke depan seperti apa," kata Mimien.

Dengan adanya dana darurat, Mimien menyebut akan lebih tenang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca: Indonesia di Ambang Resesi, Ekonom: Harus Optimis, Kita Pernah Alami Kondisi yang Lebih Parah

2. Potong Pengeluaran Bulanan

Ilustrasi uang.
Ilustrasi uang. (KOMPAS.com/NURWAHIDAH)

Selanjutnya, Mimien menyarankan agar masyarakat bisa mengurangi pengeluaran bulanan.

Masyarakat dinilai harus bisa memotong pengeluaran bulanan yang tidak perlu

"Yang dulu kalau belanja makanan yang agak berlebihan, kita harus lebih kreatif, misalnya memasak sendiri," ungkapnya.

Selain itu, Mimien juga menyarankan agar tak mudah tergiur berperilaku konsumtif.

"Karena pandemi lebih banyak di rumah, banyak sekali melihat promo di online shop, coba untuk direm, dipikirkan kembali apakah itu kebutuhan atau keinginan, harus dipisahkan," jelas Mimien.

"Istilahnya pakai akal sehat kalau berbelanja," imbuhnya.

Baca: IHSG Hari Ini Berpotensi Kembali Menguat Meski dalam Bayangan Resesi

3. Miliki Asuransi Memadai

Ilustrasi asuransi
Ilustrasi asuransi (freepik)

Tips ketiga yang disampaikan Mimien ialah tetap memiliki asuransi yang memadai.

Mimien menyebut segala sesuatu bisa terjadi di luar rencana.

"Sehingga di keadaan yang tidak menentu dapat menimbulkan banyak risiko yang memengaruhi kondisi ekonomi sebuah keluarga," jelasnya.

Mimien menilai paling tidak harus memiliki asuransi kesehatan.

"Asuransi yang penting dimiliki adalah asuransi kesehatan, risiko sakit di luar Covid-19 tetap ada di masa pandemi," ujarnya.

"Misal usus buntu, biaya RS bisa mencapai Rp 30 juta," imbuhnya.

Baca: BPJS Kesehatan Kembangkan Dashboard Monitoring Klaim Covid-19

Sementara itu jika terpapar Covid-19, biaya sudah menjadi tanggungan pemerintah.

"Kalau kita tidak punya asuransi kesehatan yang memadai, akan membebani keuangan keluarga jika nanti sakit," ungkap Mimien.

Selain asuransi kesehatan, Mimien menilai kepala keluarga sebaiknya memiliki asuransi jiwa.

"Untuk pencari nafkah utama, harus melindungi ekonomi keluarganya karena apapun bisa terjadi," ujar Mimien.

Baca: Tips Memilih Provider Internet Agar WFH Lebih Produktif

4. Tutup Hutang Berbunga Tinggi

Ilustrasi uang
Ilustrasi uang (Kredivo via KOMPAS.com)

Kemudian Mimien menyarankan agar sebisa mungkin segera menyelesaikan hutang dengan bunga tinggi.

"Kalau kita punya hutang berbunga tinggi, atau hutang konsumtif, sebisa mungkin untuk dilunasi," ungkapnya.

"Hutang berbunga tinggi bisa membebani cashflow keluarga," katanya.

Mimien menyebut penyelesaian hutang bisa dengan cara mencairkan aset atau menggunakan tabungan untuk menutupnya.

"Kalau belum memiliki hutang berbunga tinggi, jangan diambil," imbuh Mimien.

Baca: Jualan Online Meningkat di Masa Pandemi, Persaingan Ketat, Ini Tips Agar Usahamu Menonjol

5. Cari Sumber Penghasilan Lain

Ilustrasi Memasak
Ilustrasi Memasak (Reader's Digest)

Memiliki sumber penghasilan lain dinilai Mimien bisa membantu mengamankan keuangan di masa sulit.

"Sebisa mungkin meningkatkan penghasilan kita dari sumber lain," ungkapnya.

Mimien menyebut sumber lain bisa dimulai dari keahlian yang dimiliki.

"Misal kita hobi masak, kita masak kemudian kita pasarkan," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan