TNI AD Kembangkan Seragam Berbasis Elektronik, Bisa Suplai Listrik Pakai Sepatu Smart Charging
TNI AD melalui Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) mengembangkan seragam angkatan darat berbasis elektronik yang disebut Gamad Elektro.
Editor:
Willem Jonata
Tujuan utama pengembangan robot intai ini guna meminimalisir personel yang melaksanakan pengintaian di lapangan.
"Hanya dengan sebuah robot, dengan beberapa sensor sebagai sistem otomatis. Jadi kita tidak perlu datang ke tempat langsung, karena bisa hanya dengan monitor di android saja. Jadi pergerakan semua lewat android," katanya.
Selanjutnya yakni sepatu smart charging yang mampu mengisi daya listrik dengan memanfaatkan fleksibilitas badan para pasukan.
Baca juga: Kisah Letda Inf Ahmad Lina, Naik MRT Bareng Istri KSAD Hingga Jadi Perwira TNI AD Pertama dari SBT
Ide awal mengembangkan sepatu smart charging yakni situasi para prajurit yang kerap kehabisan energi listrik saat bertugas menjaga perbatasan.
"Di mana melihat prajurit sedang bertugas, dengan keadaan keterbatasan energi listrik di daerah perbatasan, sehingga kita membuat sebuah terobosan atau ide, dengan memanfaatkan fleksibilitas badan," ucap Suprayadi.
Energi Listrik yang dihasilkan sepatu smart charging saat ini masih bergantung pada kapasitor atau penyimpanan.
Selama tahap pengembangan, sepatu smart charging teruji mampu menghasilkan 20 volt energi listrik dengan bergerak 100 langkah.
Apabila langkah prajurit yang menggunakan sepatu smart charging dipercepat dengan berlari, maka pengisian energi listrik akan lebih cepat, tegangan yang dihasilkan pun akan lebih besar.
"Jadi kita tidak perlu lagi bingung pada saat patroli di daerah perbatasan tidak ada energi listrik, bagaimana nanti HT, alat komunikasi dan yang lainnya, karena itu kita masih terkendala. Dengan sepatu ini setiap perjalanan akan mengisi energi listrik," jelas Suprayadi.
Biaya Produksi Gamad Elektro
Suprayadi mengungkapkan, Gamad Elektro memiliki bobot yang lebih berat daripada seragam TNI AD pada umumnya.
Helm pada Gamad Elektro beratnya sekira 3 kilogram, sepatu smart charging beratnya sekira 2,5 kg, berat robot intai hanya 1,5 kg.
Sementara senjata yang dilengkapi hollow yang diintegrasikan dengan GPS Tracker, beratnya seperti senjata pada umumnya.
"Kekurangannya hanya bertumpu pada beban (Gamad Elektro), namun masih dipikul," ucap Suprayadi.
Semua komponen yang digunakan dalam merakit Gamad Elektro berasal dari dalam negeri, sehingga biaya produksi Gamad Elektro tidak terlalu mahal.