Kamis, 28 Agustus 2025

Hari Anak Perempuan Sedunia 11 Oktober: Sejarah, Fakta, dan Ulasan Selengkapnya

Berikut sejarah, fakta, dan ulasan selengkapnya mengenai Hari Anak Perempuan Sedunia 11 Oktober.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Pexels.com/Pixabay
Ilustrasi - Hari Anak Perempuan Sedunia 11 Oktober 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah dan fakta seputar Hari Anak Perempuan Sedunia.

Hari Anak perempuan Sedunia atau International Day of the Girl Child diperingati setiap 11 Oktober.

Pada tahun 2021, United Nations atau Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperingati Generation Equality Forum (GEF) atau Forum Kesetaraan Generasi.

United Nations meluncurkan komitmen 5 tahun dari para pemimpin masyarakat sipil, pemerintah, perusahaan, dan tokoh penggerak perubahan dari seluruh dunia.

Hal ini dilakukan dengan berkaitan pada dampak kesetaraan gender.

Baca juga: Hari Tanpa Bayangan Oktober 2021: Cara Menyaksikan Hari Tanpa Bayangan dan Daftar Wilayahnya

Pada saat ini, kita berada di tahun kedua pandemi COVID-19.

Pandemi membuat berbagai platform digital menjadi cepat meluas.

Berbagai platform digital kemudian dimanfaatkan untuk belajar, menghasilkan suatu hal, dan terhubung dengan berbagai pihak.

Selain itu, platform digital juga menyoroti beragam realitas pada anak perempuan.

Kesenjangan gender paad era digital dalam konektivitas, perangkat dan penggunaan, keterampilan dan pekerjaan adalah hal nyata.

Hal ini adalah kesenjangan karena adanya ketidaksetaraan dan pengecualian di seluruh geografi.

Komitmen GEF yang dibuat diharapkan dapat mencapai visi bagi generasi perempuan dalam menjadi penghubung untuk mengatasi kesenjangan gender pada era digital.

Dengan kemajuan teknologi saat ini, kita bersama memperjuangkan hak kaum perempuan, termasuk anak perempuan, terlepas dari ras, jenis kelamin, bahasa, kemampuan, status ekonomi, dan asal geografis.

Mereka dapat melakukan segala potensi mereka dengan bebas.

Cara untuk terlibat

Bagikan cerita / blog / video yang berkaitan dengan gadis remaja inspiratif yang merupakan pelopor teknologi.

Dengan kolektif memperkuat seruan untuk bertindak memperjuangkan hak setiap anak perempuan, di mana pun.

Ilustrasi anak sedang mengingat.
Ilustrasi anak sedang mengingat. (Pexels.com/Julia M Cameron)

Berikut sejarah dan fakta seputar Hari Anak Perempuan Sedunia, dikutip dari un.org:

Sejarah Hari Anak Perempuan Sedunia

Pada tahun 1995, Konferensi Dunia tentang Perempuan di Negara Beijing dengan sepakat mengadopsi Deklarasi Beijing dan Platform Aksi guna memajukan hak-hak perempuan, termasuk anak perempuan.

Deklarasi Beijing adalah deklarasi pertama yang secara khusus menyerukan hak-hak anak perempuan.

Pada 19 Desember 2011, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Resolusi 66/170 untuk mendeklarasikan 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional.

Hari Anak Perempuan Internasional diperingati untuk mengakui hak-hak anak perempuan dan tantangan yang tidak biasa yang dihadapi anak perempuan di seluruh dunia.

Hari Anak Perempuan Internasional memusatkan perhatian pada kebutuhan guna mengatasi tantangan yang dihadapi anak perempuan.

Selain itu juga bertujuan untuk mempromosikan pemberdayaan anak perempuan dan pemenuhan hak asasi mereka.

Gadis remaja juga memiliki hak atas kehidupan yang aman, terdidik, dan sehat.

Hal ini tidak hanya berlaku saat mereka remaja, tetapi hingga saat mereka dewasa menjadi wanita.

Jika didukung secara efektif selama masa remaja, maka anak perempuan memiliki potensi untuk mengubah dunia.

Dengan berbagai profesi, baik sebagai pekerja, ibu rumah tangga, pengusaha, mentor, kepala rumah tangga, pemimpin politik masa depan, dan profesi lainnya.

Banyaknya upaya yang telah dilakukan dalam mewujudkan peran remaja putri untuk menegakkan hak-hak mereka mulai hari ini dan menjanjikan masa depan yang lebih adil dan makmur.

Setengah dari umat manusia berperan dalam memecahkan masalah pada perubahan iklim, konflik politik, pertumbuhan ekonomi, pencegahan penyakit, dan lain-lain.

Anak perempuan dapat mendobrak batasan dan hambatan yang ditimbulkan oleh stereotip dan eksklusi.

Dalam hal ini termasuk bagi anak-anak penyandang disabilitas dan mereka yang tinggal dengan dikucilkan.

Sebagai pengusaha, inovator, dan penggagas gerakan global, anak perempuan menciptakan dunia yang relevan bagi mereka dan generasi mendatang.

Pada tahun 2015, para pemimpin dunia mengadopsi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Agenda ini bertujuan untuk mewujudkan peta jalan guna kemajuan yang berkelanjutan dan tidak meninggalkan siapa pun.

Mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan merupakan bagian integral dari masing-masing pada 17 tujuan tersebut.

Dengan memastikan hak-hak dan tujuan anak perempuan, kita akan mendapatkan keadilan dan inklusi, ekonomi yang adil, dan mempertahankan lingkungan bersama di masa sekarang dan untuk generasi mendatang.

Memberdayakan perempuan serta anak perempuan hingga mempromosikan kesetaraan gender menjadi sangat penting untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan.

Mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan tidak hanya sebagai hak asasi manusia yang mendasar, melainkan juga memiliki efek yang lebih di semua bidang pembangunan lainnya.

Fakta seputar kondisi kesenjangan gender pada anak perempuan

- Kesenjangan gender pada pengguna internet global bertambah, mulai dari 11 persen pada 2013 menjadi 17 persen pada 2019, dan meningkat pada negara-negara belum berkembang di dunia sebesar 43 persen.

- 2,2 miliar orang di bawah usia 25 tahun tidak memiliki akses internet di rumah, kemungkinan lebih pada anak perempuan.

- Secara global, persentase perempuan di antara lulusan Teknik Teknologi dan Matematika (STEM) di bawah 15 persen di lebih dari dua pertiga negara.

- Negara-negara berpenghasilan menengah dan lebih tinggi, hanya 14 persen anak perempuan yang berprestasi di bidang sains atau matematika dan diharapkan bekerja di bidang sains maupun teknik dibandingkan dengan 26 persen anak laki-laki dengan kinerja terbaik.

(Tribunnews.com/Katarina Retri)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan