Senin, 1 September 2025

Bentara Budaya Jakarta Gelar Pameran Wayang, Ada yang Terbuat dari Rumput

Bentara Budaya akan menggelar pameran wayang bertajuk “Wayang Rupa Kita”, sejak 19 Noveber hingga 4 Desember 2021.

istimewa./Bentara Budaya Jakarta
Bentara Budaya Jakarta Gelar Pameran Wayang, Ada yang Terbuat dari Rumput 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bentara Budaya akan menggelar pameran wayang bertajuk “Wayang Rupa Kita”,

Pameran ini akan digelar sejak Jumat 19 November hingga 4 Desember 2021 bertempat di Bentara Budaya Jakarta.

Pembukaan pameran yang dikuratori oleh Nanang HP ini sudah disaksikan secara virtual
pada 18 November 2021, pukul 19.00 WIB melalui kanal youtube Bentara Budaya.

Adapun wayang-wayang yang ditampilkan pada pameran kali ini merupakan koleksi Bentara
Budaya, meliputi Wayang Kulit, Wayang Golek, dan Wayang Suket (rumput).

Baca juga: Gelar Serangkaian Acara HUT ke-39, Bentara Budaya Luncurkan Buku Jiwa-jiwa yang Mencipta

Baca juga: Mengenal Wayang Kulit dan Ragam Jenis Wayang di Indonesia: Seni Tradisional Indonesia yang Mendunia

Karya-karya tersebut dipilih dan disusun sebagai penggambaran adegan-adegan seturut kisah-kisah tertentu.

Terdapat 17 adegan wayang berbentuk instalasi di atas batang pisang, disertai pula beberapa kaca dengan tema wayang serta lukisan wayang di atas kanvas.

Karya wayang kulit dan wayang golek merupakan hasil kreasi padepokan Asep Sunarya.

Sedangkan wayang suket atau wayang rumput tidak lain adalah karya Kasan Wikrama atau lebih dikenal dengan Mbah Gepuk.

Wayang suket dibuat dari bahan rumput khusus yang hanya tumbuh di bulan Sura, sehingga disebut rumput Kasura-an (Kasuran).

Tajuk “Wayang Rupa Kita” dapat diartikan sebagai beragam rupa wayang yang merefleksikan atau mencerminkan diri kita (manusia), penikmat yang melihat aneka lakon tersebut.

Wayang bukan semata bayangan di layar pertunjukan, namun juga bayang-bayang kehidupan dengan aneka rupa, karakter, serta polahnya.

Aneka karakter wayang dalam beragam lakon dan peristiwa yang terjadi ribuan tahun sebelum kita lahir sesungguhnya dapat menjadi cermin diri.

Ini bukan semata pameran yang mempresentasikan wayang sebagai sebuah benda koleksi.

Namun juga sebentuk eksplorasi tradisi seturut upaya reflektif dan mencari solusi atas berbagai persoalan yang kini merundung keseharian.

Seturut upaya refektif tersebut, kita tidak hanya mengenali diri lebih dekat, tetapi mungkin pula akan menemukan jawaban-jawaban yang masih kontekstual atas permasalahan pada masa modern saat ini.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan