Selasa, 9 September 2025

Amalan Sunnah Idul Adha yang Bisa Dilakukan Sebelum dan Sesudah Salat Id

Inilah amalan sunah sebelum dan sesudah salah id Idul Adha. Salat Idul Adha dilaksanakan tiap 10 Dzulhijjah.

Tribunnews/JEPRIMA
Umat Islam menunaikan ibadah Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H di Gumuk Pasir, Parangtritis, Yogyakarta, Senin (2/5/2022). - Inilah amalan sunah sebelum dan sesudah salah id Idul Adha. 

TRIBUNNEWS.COM - Ada berbagai amalan-amalan sunnah Idul Adha yang bisa dilakukan sebelum dan sesudah salat id.

Salat Idul Adha dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah di waktu pagi hari.

Mengutip Muhammadiyah.or.id, ada beberapa amalan-amalan yang disunahkan sebelum dan sesudah menunaikan Salat Id.

Yang pertama yakni disunahkan untuk tidak makan terlebih dahulu sebelum salat Idul Adha.

Disunahkan untuk memakan sesuatu setelah salat Idul Adha, dan itu adalah daing kurban.

Dari Buraidah berkata: "Nabi saw tidak berangkat pagi pada hari raya idul fitri kecuali makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari idul adha kecuali setelah pulang, kemudian makan hasil penyembelihannnya." (HR. Ahmad).

Baca juga: Khutbah Idul Adha 2022: Keikhlasan Nabi Ibrahim dan Rela Berkorban Demi Perintah Allah

Kedua, disunahkan untuk memakai pakaian terbaik danmemakai wangi-wangian yang tidak berlebihan.

Dari Hasan bin Ali, ia berkata: "Rasulullah memerintah kami memakai pakaian yang terbagus dalam dua hari raya, memberi wewangian pada pakaian yang kami pakai dan menyembelih binatang yang paling berharga (mahal)." (HR. Hakim).

Ketiga, berangkat dan pulang ke tempat salat id melalui jalan yang berbeda.

Selain itu, saat berangkat, disunahkan membaca takbir.

"Dari Abu Hurairah, dia berkata: Bahwa Nabi saw, apabila keluar untuk salat dua hari raya, maka beliau pulang melewati jalan yang berbeda dari jalan sebelumnya." (HR. Hakim).

Bacaan Takbir

اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ـ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبِدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ

Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar.....
Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,...
wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa.

Laa - ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu
Mukhlishiina lahuddiin
Walau karihal - kaafiruun
Walau karihal munafiqun
Walau karihal musyriku

Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah.

Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamdu

Keempat, seluruh umat Islam, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak, bahkan perempuan yang sedang haid.

Namun, perempuan yang sedang haid disarankan untuk memisahkan diri dari tempat salat.

"Dari Umi athiyah berkata: Kami diperintahkan mengajak orang yang sedang haid dan orangorang tua menghadiri dua salat id. Lalu mereka menyaksikan jamaah umat Islam dan ajakan mereka. Sedangkan orang yang haid dipisahkan dari tempat salat. Seorang wanita bertanya: Wahai Rasulullah, salah satu kami tidak punya jilbab? Nabi menjawab: Hendaklah temannya memberikan jilbab untuknya." (HR. Bukhari).

Selanjutnya, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir dimulai dari subuh pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijah) dan pada tiap-tiap shalat fardhu yang lima waktu pada hari hari tanggal tersebut.

(Tribunnews.com, Renald)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan