2 Naskah Khutbah Jumat Tema Pelestarian Lingkungan sesuai Imbauan Kemenag
Inilah 2 contoh khutbah jumat tentang pelestarian lingkungan sesuai imbauan Kementerian Agama (Kemenag), dalam rangka peringatan Hari Bumi 2025.
Penulis:
Muhammad Alvian Fakka
Editor:
Sri Juliati
Pada sisi lain, kekhalifahan mengandung makna bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya dalam pandangan agama, seseorang tidak dibenarkan memetik buah sebelum siap untuk dimanfaatkan dan memetik bunga sebelum berkembang, karena hal itu tidak memberi kesempatan pada makhluk tersebut mencapai tujuan penciptaannya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ad Dukhon ayat 38 yang berbunyi :
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ
Artinya “Dan kami Tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan main” (QS Ad Dukhan [44]:38)
Senada dengan ayat di atas QS Al Ahqof 3 juga mengatakan:
مَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ
Artinya :”Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang di tentukan” (QS Al Ahqaf [46] : 3)
Ayat tersebut memberikan penegasan kepada manusia selaku khalifah bumi, agar tidak hanya mementingkan kepentingannya atau kelompoknya belaka, melainkan harus bersikap bijak demi kemaslahatan semua makhluk la tidak boleh menjadikan alam sebagai tempat berbuat sewenang-wenang.
Dengan demikian keberadaan manusia di muka bumi tidak hanya mencari kemenangan melainkan keselarasan manusia dengan lingkungannya dan tunduk kepada tuhannya, sehingga mereka dapat bersahabat dan senantiasa bersifat ramah.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang berakal (hayawanun nathiq) seyogyanya mampu memberikan nilai lebih di haribaan Tuhannya Dibandingkan dengan mahluk lain yang tidak dianugerahi akal, sebaliknya Tuhan tidak mengharapkan manusia menjadikan bumi sebagai ladang menumpuk dosa dan kemadharatan bagi yang lainnya.
Keberadaannya pun tidak di harapkan mengukir sejarah penebar kerusakan melainkan diharapkan menjadi “rahmatan lil alamin”
Pada posisi tersebut, sangatlah mulia keberadaan manusia, sehingga pantaslah makhluk yang satu ini dijadikan makhluk yang paling sempurna penciptanya. Namun, manusia pun bisa turun derajatnya seperti binatang, bahkan lebih rendah dari seekor binatang, yaitu bila manusia menjauhi harapan-harapan Tuhannya (QS Al A’raf: 179).
Dengan demikian sikap yang harus dikedepankan sebagai bagian dan karakter masyarakat islami rahmatan lil alamin di antaranya terwujudkan dalam beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, tidak membiarkan lingkungan (lahan) kosong. Tanpa ada pengelolaan adalah bagian dari sikap kontra produktif.
Kedua, berpahaman bahwa alam adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah Swt yang harus diberdayakan dengan baik,
Jamaah Jumat rahimakumullah
Dengan demikian yang dianugerahkan kepada manusia bukan untuk dimiliki melainkan hanya hak guna pakai. Sehingga manusia tidak berhak bertindak seperti penguasa alam. Dengan mengeksploitasinya secara besar-besaran dan tidak memperhatikan keseimbangan manusia yang hidup pada lingkungannya serta tidak layak baginya berbuat kerusakan di muka bumi.
Demikianlah khutbah yang singkat ini, semoga dapat memberikan manfaat dan keberkahan kepada kita semua.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.