Anak Sering Tantrum? Dokter Ungkap Ada Kaitannya dengan Isi Perut si Kecil
Orangtua kerap menemukan anak-anak yang memiliki mood jelek, suka tantrum dan suka marah-marah. Ternyata ini ada kaitannya dengan isi perutnya.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Spesialis Anak dr Ariani menjelaskan salah satu syarat agar anak-anak mau bermain adalah perasaan hati yang gembira.
Anak-anak dengan perasaan yang baik dan pandai bersosialisasi menjadi salah satu kunci bermain dengan baik.
Baca juga: Trauma Bisa Sebabkan Tantrum yang Berlebihan pada Anak, Ketahui Tandanya
Namun, orangtua kerap menemukan anak-anak yang memiliki mood jelek.
Misalnya, suka tantrum dan suka marah-marah.
Nyatanya, masalah perilaku pada anak banyak dipengaruhi oleh kondisi saluran pencernaan.
"Problem yang berkaitan dengan perilaku itu seringkali dibilang, oh asuhan orang tuanya gak bener nih pasti. Padahal yang banyak tidak diketahui orang adalah mood dan perilaku itu banyak dipengaruhi oleh kondisi saluran cerna," kata dr Ariani dalam konferensi pers “Bermain: Stimulasi Penting untuk Dukung Si Kecil Tumbuh Aktif & Kreatif, LACTOGROW Hadirkan LACTOGROW PLAYWORLD di 5 Kota di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Baca juga: Begini Cara Atasi Anak Tantrum di Tempat Umum: Cari Tempat Sepi dan Biarkan Berteriak
Lebih lanjut dr Ariani menjelaskan, di dalam tubuh seseorang ada yang namanya Gut-brain axis.
Ia mengatakan, Gut-brain axis adalah hubungan antara usus dengan otak.
Sumbu usus-otak adalah sinyal biokimia dua arah yang terjadi antara saluran pencernaan dan sistem saraf pusat.
Istilah "sumbu mikrobiota-usus-otak" menyoroti peran mikrobiota usus dalam sinyal biokimia.
"Ternyata ada hubungannya, dan usus itu disebut sebagai otak kedua. Kenapa? Karena hal-hal yang ada di dalam usus itu ternyata mempengaruhi hal-hal yang ada di atas (otak)," lanjutnya.
"Kalau di bawah gak sehat, sakit perut, kembung, gak happy, akan membuat anak itu moodnya jelek, tantrum, gak bersosialisasi dengan baik. Sehingga gimana caranya dia bisa bermanfaat kalau dia tidak dalam mood yang baik, gitu kira-kira konsepnya," tutup dr Ariani.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.