Cenderaloka
Julia Craft, UMKM Kreatif Asal Klaten dengan Sentuhan Personal di Setiap Produk
Dalam hal pemasaran, Julia aktif memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp, Instagram, serta marketplace seperti Shopee dan Cenderaloka.
Editor:
Andra Kusuma
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah berkembangnya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di tanah air, muncul sosok inspiratif dari Klaten, Jawa Tengah: Julia Anggraini, pendiri Julia Craft.
Usaha ini dikenal lewat produk-produk kerajinan tangan seperti rajutan, dompet berbahan kain, serta dekorasi dinding berbahan resin.
Semua dikerjakan dengan penuh ketekunan dan keunikan personal dari sang pemilik.
“Sejak kecil saya sudah senang bikin kerajinan tangan, mulai dari merajut sampai menjahit,” tutur Julia saat berbincang dengan tim Cenderaloka, Senin (03/06/2025).
Hobi itu berkembang jadi usaha sejak lama. Bahkan saat tinggal di Sumatera, ia sempat membuka toko benang dan produk rajutan.
“Di sana laris banget, orang suka produk rajut, berapa pun harganya dibeli,” kenangnya.
Namun tantangan muncul saat ia pindah ke Klaten pada 2021. Pasarnya berbeda: masyarakat belum terlalu familiar dengan nilai dan kualitas kerajinan tangan premium.
Alih-alih menyerah, Julia justru mulai mengembangkan varian produknya. Ia membuat dompet dari bahan kanvas dan goni, serta dekorasi resin yang bisa dikustom sesuai selera pelanggan.
“Semua tergantung permintaan. Jadi tiap produk pasti beda,” ujarnya. Inilah yang menjadi ciri khas Julia Craft setiap karya punya sentuhan personal yang kuat.
Untuk dekorasi resin, ia menyematkan bunga kering, pecahan kaca, hingga batu alam sebagai ornamen.
Bahkan sebagian material ia kumpulkan sendiri, seperti kaca dari botol bekas sirup Marjan yang kemudian dihancurkan dan diolah ulang.
“Saya nggak pakai vendor. Semua bahan saya cari sendiri,” ujarnya, menegaskan semangat kemandirian dalam berkarya.
Mengedukasi Pasar, Bukan Sekadar Jualan
Meski kualitas produknya tinggi, Julia mengakui tantangan besar datang dari harga pasar yang timpang.
Banyak kerajinan rajut murah dijual di lokasi wisata, namun dengan bahan berkualitas rendah.
Sumber: TribunJualBeli.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.