Selasa, 30 September 2025

4 Golongan yang Dirindukan oleh Surga Menurut Ajaran Agama Islam Lengkap dengan Cirinya

Berikut penjelasan mendetail mengenai keempat golongan tersebut beserta ciri-ciri khas yang menjadikan mereka "dirindukan" surga

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
Ilustrasi AI Google Gemini
ILUSTRASI GOLONGAN SURGA - Ilustrasi AI yang dibuat menggunakan Google Gemini pada Senin (29/9/2025) terkait 4 Golongan yang Dirindukan oleh Surga Menurut Ajaran Agama Islam Lengkap dengan Cirinya 

TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan singkat terkait empat golongan yang dirindukan oleh surga menurut ajaran agama Islam lengkap dengan ciri-cirinya.

Dalam konsep Islam, surga digambarkan sebagai tempat yang dihiasi kenikmatan abadi yang tak mampu dibayangkan oleh akal manusia, mulai dari sungai-sungai susu dan madu hingga naungan pohon-pohon rindang yang buahnya selalu tersedia.

Allah SWT berfirman dalam QS. As-Sajdah (32: 17):


‎فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

"Maka tidak seorang pun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa nikmat yang menyedapkan pandangan, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan."

Bila menilik dalam literatur keislaman, disebutkan bahwa kerinduan bukan hanya dimiliki manusia terhadap surga, melainkan surga pun memiliki "kerinduan" khusus terhadap golongan tertentu.

Fenomena ini bukan berarti surga memiliki perasaan seperti manusia, melainkan metafora yang menunjukkan betapa Allah SWT sangat menghargai amal-amal tertentu hingga digambarkan sebagai sesuatu yang "dirindukan" oleh surga itu sendiri.

Konsep ini diperkuat oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang mendefinisikan surga sebagai "alam akhirat yang membahagiakan roh manusia yang tinggal di dalamnya".

Artinya, surga bukan sekadar lokasi geografis metafisik, melainkan realitas spiritual yang menjamin kebahagiaan abadi bagi penghuninya. Dalam perspektif teologis, menjadi penghuni surga merupakan dambaan universal umat manusia, sebagaimana dijanjikan Allah SWT sebagai imbalan bagi mereka yang konsisten menjaga keimanan dan ketakwaan.

Riwayat-riwayat shahih banyak mengupas seluk-beluk surga, mulai dari tingkatan surga (Firdaus, Na'im, Adn), bentuk kenikmatannya, hingga kriteria penghuninya.

Namun, terdapat satu hadis yang menyoroti keunikan hubungan antara surga dan manusia: ada empat golongan yang secara khusus "dirindukan" surga.

Baca juga: Doa Pembuka Rezeki dan Amalan Sunnah Agar Keberkahan Terus Mengalir

Hal ini berdasarkan hadis riwayat Abu Daud dan Tirmidzi (Hadis No. 1382) dari Ibnu Abbas RA:


‎الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ

"Surga merindukan empat golongan manusia: orang yang membaca Al-Qur’an, menjaga lisan, memberi makan orang lapar, dan berpuasa di bulan Ramadan."

Berikut penjelasan mendetail mengenai keempat golongan tersebut beserta ciri-ciri khas yang menjadikan mereka "dirindukan" surga:

 

1. Taalil-Qur’ani (Pembaca Al-Qur’an)

Ciri-ciri:

  • Senantiasa melantunkan kalam Allah SWT di setiap kesempatan, baik dalam keadaan senggang maupun padat aktivitas. 
  • Tidak menunggu waktu luang untuk membaca Al-Qur’an, melainkan secara proaktif menjadikannya sebagai prioritas utama.
  • Menghafal dan memahami makna ayat-ayatnya, bukan sekadar melafalkan tanpa tadabbur.
  • Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, seperti bersikap adil, sabar, dan santun.

Dasar Syar’i:
QS. Ar-Ra’d (13: 28) menjelaskan:

‎ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hatilah menjadi tenteram."

Penjelasan Ulama:

Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin (Juz 1, hlm. 215) menegaskan bahwa membaca Al-Qur’an bukan sekadar ritual verbal, melainkan proses transformasi spiritual. Orang yang konsisten membaca Al-Qur’an akan memiliki hati yang tenang, pikiran yang jernih, dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai ketuhanan. 

Studi dari Journal of Islamic Psychology (2024) juga menemukan bahwa Muslim yang rutin membaca Al-Qur’an minimal 15 menit/hari memiliki tingkat stres 40 persen lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak. 

2. Wa Haafizhul-Lisan (Penjaga Lisan)

Ciri-ciri:

  • Berkata jujur dan bermanfaat, atau memilih diam jika tidak ada kebaikan dalam ucapannya. 
  • Menjauhi ghibah, fitnah, sumpah serapah, dan kata-kata kasar meski dalam situasi emosional.
  • Menggunakan lisan untuk menyampaikan nasihat, memuji kebaikan, atau membela kebenaran.
  • Sadar bahwa lisan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat.

Dasar Syar’i:
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Bukhari dan Muslim:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya." 

Dijelaskan pula dalam riwayat Bukhari, ada seorang wanita yang hanya shalat wajib dan bersedekah sepotong keju, tetapi tidak pernah menyakiti tetangga dengan lisannya.

Nabi SAW menegaskan, "Dia termasuk penghuni surga." 

Baca juga: Doa Nabi Adam setelah Diusir dari Surga, Taubat yang Diabadikan dalam Al-Qur’an

3. Wa Muth’imul-Ji’aan (Pemberi Makan Orang Lapar)

Ciri-ciri:

  • Proaktif membantu sesama, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan. 
  • Tidak memandang bulu dalam memberi, baik kepada keluarga, tetangga, maupun orang asing.
  • Mengutamakan keikhlasan tanpa pamrih, bahkan tanpa diketahui penerima.
  • Menyadari bahwa memberi makan orang lapar adalah investasi akhirat yang berlipat ganda.

Dasar Syar’i:
Rasulullah SAW bersabda (HR. Tirmidzi):
"Siapa pun yang memberi makan mukmin yang lapar, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga."

Dalam konteks modern, golongan ini tidak hanya terbatas pada pemberi makan fisik, tetapi juga mereka yang menyediakan akses pendidikan, kesehatan, atau pelatihan keterampilan bagi yang membutuhkan. 

Menurut World Food Programme (2025), 828 juta orang di dunia mengalami kelaparan.

Setiap Muslim yang berkontribusi mengurangi angka ini, meski dalam skala kecil, termasuk golongan yang dirindukan surga. 

Baca juga: Doa Salat Ghaib, Mengiringi Jenazah Muslim Meski dari Jauh

4. Wa Shoimiin fi Syahri Ramadhan (Pemelihara Puasa Ramadan)

Ciri-ciri:

  • Menjaga puasa Ramadan secara konsisten sejak remaja hingga tua. 
  • Tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga indra dari perbuatan maksiat.
  • Memanfaatkan Ramadan untuk meningkatkan ibadah sunnah (qiyamul lail, tadarus, sedekah).
  • Menjaga momentum ketaqwaan pasca-Ramadan melalui puasa sunnah (Senin-Kamis, Arafah).

Dasar Syar’i:
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Bukhari dan Muslim:

"Sesungguhnya di surga ada pintu bernama Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa masuk melaluinya pada hari kiamat. Tidak seorang pun masuk kecuali mereka. Ketika mereka telah masuk, pintu itu ditutup." 

Survei Lembaga Penelitian Agama Nasional (2025) mengungkap 9 dari 10 Muslim Indonesia tetap berpuasa meski dalam kondisi sakit atau bepergian jauh, menunjukkan kecintaan mereka terhadap ibadah ini. 

Mengapa Surga "Merindukan" Mereka?

Menurut Syekh Nawawi al-Bantani dalam Marah Labid (hlm. 321), frasa "surga merindukan" adalah isyarat bahwa amal keempat golongan ini memiliki nilai strategis dalam membangun peradaban manusia yang beradab. 

Allah SWT berjanji dalam QS. Al-Anbiya (21: 105):


"وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِن بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ"

"Dan sungguh telah Kami tulis dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Luh Mahfuz, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh."

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved