Minggu, 12 Oktober 2025

Malaikat Munkar Nakir, Siksa Kubur, dan Dosa-dosa yang Menjadi Penyebabnya

Malaikat Munkar Nakir bertugas untuk menanyai setiap orang di alam kubur. Orang yang zalim dan tidak beriman akan mendapat siksa kubur menurut hadis.

Editor: Sri Juliati
Gemini AI/Canva/Tribunnews
FOTO HASIL AI - Gambar dibuat di Gemini AI, Jumat (10/10/2025). Malaikat Munkar dan Nakir bertugas untuk menanyai setiap orang di alam kubur. Orang yang zalim dan tidak beriman akan mendapat siksa kubur menurut hadis. 

Dari Anas bin Malik dari Nabi saw., Beliau bersabda: “Jika seorang hamba telah dimasukkan ke liang kuburnya dan orang-orang yang menguburkan telah kembali pulang sehingga dia bisa mendengar suara langkah sandal mereka, dia didatangi oleh dua malaikat yang lantas mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa yang dahulu kamu katakan tentang orang ini (yaitu Muhammad saw.)? Dia menjawab “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.” Maka dikatakan kepadanya, “Lihatlah kepada tempatmu di neraka! Allah telah menggantinya dengan sebuah tempat di surga”. Maka dia bisa melihat kedua tempat tersebut. Adapun Orang-orang kafir atau munafik, dia akan menjawab, “Aku tidak tahu. Saya hanya mengucapkan apa yang diucapkan orang-orang.” Maka dikatakan kepadanya, “Engkau tidak tahu dan tidak mau membaca (ayat-ayat Allah).” Lalu dia dipukul dengan sebuah palu besar yang terbuat dari besi dengan sekali pukulan di antara kedua telinganya (mukanya). Akibatnya dia memekik kesakitan. Suara pekikannya didengar oleh seluruh makhluk, selain manusia dan jin”. (HR. Bukhari)

Dalam riwayat Ahmad, menyebutkan tambahan pada hadis tersebut yaitu "Orang mukmin -"maka orang mukmin itu bisa melihat kedua tempat tersebut. Tempatnya di alam kubur diluaskan sejauh tujuh puluh hasta dan dipenuhi dengan warna hijau yang segar hingga hari kebangkitan. Orang kafir, munafik -"Maka orang kafir itu memekik kesakitan. Suara pekikannya bisa didengar oleh seluruh makhluk yang berada di dekat kuburnya, kecuali manusia dan jin. Kuburnya akan menjepitnya sehingga tulang-tulangnya akan remuk redam.")

Rasulullah dalam satu riwayat menjelaskan bahwa manusia tidak dapat mendengar siksa kubur.

Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah bersabda: "Seandainya kalian tidak saling menguburkan, tentulah aku akan berdoa kepada Allah agar memperdengarkan kepada kalian siksa kubur yang aku dengar." (HR. Ahmad)

Siksa kubur juga dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Ghafir ayat 45-46 yang artinya: "Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan perang dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."

Kedatangan malaikat penanya di alam kubur disebutkan dalam riwayat lain dan orang yang masih hidup dianjurkan untuk mendoakan si mayit.

Telah bercerita kepada kami Ibrahim ibn Musa al-Razi'u, telah bercerita kepada kami Hisyam, dari 'Abdillah ibn Buhair ibn Raisan dari Hani' Maula 'Utsman dari Utsman bin Affan r.a., bahwasanya Nabi SAW jika selesai menguburkan seseorang, beliau berdiri sejenak, lalu berkata: “Mintalah ampun untuk saudaramu ini, dan mintalah kepada Allah SWT. keteguhan (untuk mayit) karena sekarang ia sedang ditanya." (HR. Abu Daud)

Perbuatan itu disebut talqin mayit, yaitu mengingatkan kalimat syahadat) kepada orang yang baru dimakamkan, serta keyakinan mayit masih dapat mendengar ucapan orang yang berada di dekat kuburnya — meski tidak bisa menjawab dengan lisan.

Talqin mayit juga dijelaskan dalam skripsi Analisis Talqin Menurut Tokoh Muhammadiyah dan Tokoh Nahdlatul Ulama di Kabupaten Banyumas oleh Maulana Subhan, mahasiswa UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto (2024).

Dari Abu Umamah r.a., telah bercerita kepada kami Abu 'Uqail Anas ibn Salim alKhaulani, bercerita kepada kami Muhammad ibn Ibrahim ibn al- 'Ula'i al-Hamsi, bercerita kepada kami 'Isma'il ibn 'Iyasy, bercerita kepada kami 'Abdullah ibn Muhammad al-Qursi dari Yahya bin Abi Katsir dari Sa'id bin 'Abdillah al-Awdi, berkata: “Aku menyaksikan Abu Umamah, ketika itu beliau dalam keadaan nazza" (menjelang kematiannya) beliau berkata: Apabila aku wafat maka hendaklah urus aku sebagaimana yang diperintahkan Nabi Saw., dalam mengurus orang kita yang meninggal, Rasul SAW telah memerintahkan kita dengan sabdanya: “Jika ada yang wafat salah satu di antara kalian, ratakanlah tanah di atas kuburannya, kemudian salah seorang berdiri di atas kepala kuburannya lalu berkata: wahai fulan bin fulanah, sesungguhnya ia mendengar akan tetapi tidak menjawab. Kemudian berkata: wahai fulan bin fulan, dia kemudian duduk. Lalu dia berkata: wahai fulan bin fulan”. Sesungguhnya mayit itu berkata: berikanlah kami petunjuk. akan tetapi kalian tidak juga merasakan. Kemudian dia berkata: katakanlah apa yang kau katakan ketika keluar dari dunia; yakni Syahadat (bersaksi) bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah. Dan engkau ridha dengan Islam sebagai agama, Ridha kepada Muhammad sebagai Nabi, kepada Alquran sebagai petunjuk/imam, dan sesungguhnya Munkar dan Nakir menuntut kepada setiap orang, lalu berkata: “Pergilah dari kami, kami tidak duduk untuk orang yang sudah ditalqin-kan hujjah-nya. Maka Allah-lah yang menjadi hujjah-nya”. Kemudian Rasul SAW ditanya: “bagaimana jika kita tidak tahu nama ibunya?”, beliau SAW menjawab: dinasabkan ke hawa‟, wahai fulan bin hawa‟". (HR al-Tabrani)

Sebagian ulama hadis menganggap hadis talqin mayit sebagai hadis dhaif (lemah) karena sanadnya mengandung perawi yang tidak kuat.

Namun, banyak ulama fiqih dan tasawuf dari kalangan Syafi’iyyah dan Malikiyyah tetap menganjurkan talqin mayit berdasarkan hadis ini dan amalan para sahabat.

Talqin mayit disebutkan dalam hadis lain, bahwa Rasulullah menganjurkan untuk mengingatkan dan menuntun orang yang akan meninggal dunia dengan membaca kalimat tauhid.

Dari Abu Said al-Khudri, disampaikan oleh Yahya bin 'Umarah berkata “Aku mendengar Abu Sa'id Al-Khudri berkata, “Rasulullah SAW bersabda: ajarilah/tuntunlah orang yang hampir meninggal dengan bacaan “laailaaha illallah." (HR Muslim)

Hal yang Mendatangkan Siksa Kubur

Dalam Kitab al-Ruh oleh Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah, seorang ulama besar Islam, beliau menyebutkan hal-hal yang mendatangkan siksa kubur.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved