DIGI-IN: Ketika Lagu "Butterfly" dari Digimon Adventure Menggema di Indonesia Anime Con 2025
Indonesia Anime Con 2025 (INACON) digelar di Jakarta International Convention Center (JICC), 25–26 Oktober 2025.
TRIBUNNEWS.COM - “Gokigen na chou ni natte, kirameku kaze ni notte, ima sugu kimi ni ai ni yukou…” (Menjadi kupu yang sehat, terbawa angin berkilau, sekarang ku pergi untuk bertemu dikau).
Nada pembuka yang legendaris itu menggema di ruang utama Indonesia Anime Con 2025 (INACON) di Jakarta International Convention Center (JICC), 25–26 Oktober 2025.
Begitu bait pertama dinyanyikan oleh anggota Komunitas Digimon Indonesia (DIGI-IN), ratusan pasang mata spontan menoleh. Beberapa pengunjung berhenti berjalan. Ada yang ikut bersenandung pelan, ada yang menutup mata sambil tersenyum, bahkan ada yang terlihat berkaca-kaca. Seolah waktu berhenti sejenak, dan semua orang di ruangan itu ditarik kembali ke masa kecil mereka… ke dunia digital yang dulu begitu magis.
Lagu Butterfly, yang dinyanyikan oleh Koji Wada untuk Digimon Adventure (1999), bukan hanya lagu pembuka anime. Bagi generasi 90-an dan awal 2000-an, lagu ini adalah simbol keberanian dan perubahan. Kisah para anak terpilih (Chosen Children) yang belajar bertumbuh bersama Digimon mereka, berjuang melawan ketakutan dan menghadapi dunia baru, merefleksikan perjalanan banyak anak-anak yang kini telah dewasa.
Makna Butterfly sendiri begitu dalam. Kupu-kupu adalah simbol transformasi. Dalam lagu ini, “terbang bersama angin berkilau” menggambarkan keberanian untuk melangkah maju, meskipun dunia terus berubah. Begitu juga dengan kita, para penggemar yang tumbuh bersama Digimon, kini menatap dunia nyata dengan semangat yang sama.
Tak hanya Butterfly, lagu Target Akai Shougeki dari Digimon Adventure 02 juga turut dikenang. Liriknya menggambarkan semangat perjuangan dan keteguhan hati menghadapi perubahan dunia yang cepat.
Versi Bahasa Indonesianya bahkan masih terngiang bagi banyak penggemar: “Dimulai cerita yang berputar dengan cepatnya, permukaan tanah berubah merah, seluruh bumi menjadi surga yang kosong…”
Dua lagu ini seperti dua sisi dari satu perjalanan, Butterfly adalah awal, dan Target adalah kelanjutan perjuangan untuk mempertahankan dunia yang telah mereka lindungi.
Dunia Digital Hidup Kembali di INACON 2025
Tahun 2025 menjadi momen spesial. Untuk pertama kalinya, Komunitas Digimon Indonesia (DIGI-IN) resmi hadir sebagai Community Partner di Indonesia Anime Con 2025. Event yang disponsori langsung oleh myBCA ini menjadi ajang budaya pop terbesar tahun ini, mempertemukan berbagai fandom, mulai dari manga, anime, musik, hingga game dalam satu panggung besar yang meriah.
Booth DIGI-IN (SS-41) menjadi salah satu magnet utama acara. Dihiasi dengan ornamen nostalgia, pengunjung diajak bernostalgia melalui berbagai kegiatan yang disiapkan oleh komunitas ini, seperti pameran mainan, figure, plush, Digivice & merchandise Digimon dari Adventure hingga Ghost Game, lengkap dengan Digivice klasik yang masih menyala.
Selanjutnya, ada Workshop Digimon Card Game bersama @digimontcg_id, tempat para pengunjung bisa belajar, berdiskusi, dan duel seru bareng para Digidestined lainnya.
Ada juga Photo Booth Life Size Digimon, di mana pengunjung bisa berfoto bersama Agumon, Veemon, Terriermon, dan Gabumon ukuran asli, lengkap dengan efek digital seolah berada di dunia Digital World. Battle Digivice & V-Pet, adu kuat antar Digimon seperti zaman Tamagotchi, serta game nostalgia seperti Digimon Rumble Arena yang menghadirkan kembali sensasi bertarung Agumon vs Gabumon di layar klasik.
Setiap sudut booth penuh dengan cerita. Ada pengunjung yang memegang Digivice sambil berfoto dengan anaknya, “Dulu ayah yang main, sekarang kamu gantian jadi anak terpilih ya,” katanya sambil tersenyum.
Beberapa fans lama membawa koleksi pribadi mereka untuk dipamerkan, bahkan ada yang dengan bangga mengenakan T-shirt Taichi Yagami dan Yamato Ishida. Booth DIGI-IN bukan sekadar tempat pameran, tapi tempat berbagi kenangan masa kecil dan perasaan yang tak lekang waktu.
Ketika Butterfly Dinyanyikan, Waktu Seolah Berputar Kembali
Momen paling menyentuh datang ketika komunitas DIGI-IN mendapatkan kesempatan tampil di booth Music by Sony. Dengan penuh semangat dan kebersamaan, mereka membawakan lagu Butterfly versi asli Jepang dan versi Bahasa Indonesia.
Suara merdu para anggota berpadu dengan tepuk tangan penonton, penonton ikut memutari booth Music by Sony untuk menonton dan bernyanyi bersama. Bait demi bait dinyanyikan, dan setiap kata terasa seperti sapaan dari masa lalu.
“Begitu kita menyanyikan bait pertama, aku langsung merinding,” ujar Utika, salah satu anggota komunitas yang ikut bernyanyi.
“Aku melihat orang-orang berhenti di tengah jalan, beberapa bahkan ikut menyanyi. Ada yang menatap ke atas sambil menahan air mata. Rasanya seperti kita semua kembali jadi anak-anak lagi. Lagu ini memang punya kekuatan yang luar biasa.”
Saat lagu memasuki versi Bahasa Indonesia, suasana semakin hangat. Penonton ramai-ramai ikut bernyanyi bersama, menggema di seluruh hall JICC. Itu bukan sekadar pertunjukan musik, itu adalah perayaan masa kecil, persahabatan, dan semangat Digimon yang tak pernah padam.
Salah satu pengunjung, Maya (32 tahun), bahkan menuturkan sambil terharu. “Aku nggak nyangka bisa dengar Butterfly dinyanyikan live di event besar kayak gini. Rasanya kayak nostalgia yang nyata. Aku dulu nonton Digimon tiap minggu, dan lagu ini selalu bikin aku semangat. Sekarang aku dengar lagi, tapi di tengah ribuan orang yang punya kenangan sama, rasanya luar biasa.”
Digimon, Nostalgia, dan Semangat yang Tak Pernah Hilang
Digimon bukan hanya tentang monster digital dan pertarungan seru. Ia adalah cerita tentang pertumbuhan, persahabatan, dan kepercayaan diri
Banyak dari kita yang dulu menonton Digimon kini telah dewasa, menghadapi “Digital World” versi nyata, dunia kerja, kehidupan, dan tanggung jawab.
Namun, semangat yang sama masih ada: semangat untuk berubah, untuk berani, dan untuk terus percaya bahwa cahaya kecil bisa mengalahkan kegelapan. Event INACON 2025 menjadi bukti bahwa Digimon tetap hidup, bahkan di tengah era modern dengan anime baru dan tren pop culture yang terus berganti.
DIGI-IN berhasil membawa pesan bahwa nostalgia bukan tentang kembali ke masa lalu, melainkan membawa semangat masa lalu untuk terus menyala di masa kini.
Komunitas DIGI-IN mengundang semua pecinta Digimon, dari penggemar lama yang masih hafal setiap lirik Butterfly, hingga generasi baru yang baru mengenal Agumon dari game atau anime terbaru untuk bergabung, berbagi cerita, dan merayakan dunia digital bersama. Berikut Komunitas DIGI-IN di berbagai platform media sosial.
“Digimon bukan hanya bagian dari masa kecil kita,” tutup Didit dengan senyum. “Ia bagian dari siapa kita sekarang.”
Di tengah sorak sorai Indonesia Anime Con 2025, gema suara itu, “Butterfly” yang dinyanyikan bersama menjadi bukti bahwa dunia Digital masih hidup, berputar, dan terus terhubung di hati para penggemarnya.
| Odaiba Memorial Day dan Kemerdekaan, Komunitas Digimon Indonesia Satukan Nostalgia dan Nasionalisme |
|
|---|
| Nostalgia Era Digivice, Serunya Komunitas Digimon di Pasar Nostalgia 90-an |
|
|---|
| Nostalgia Digimon Bersama DIGI-IN di Anime Festival Asia Indonesia 2025 |
|
|---|
| DIGI-IN: Komunitas Digimon Indonesia Bawa Semangat Digital ke Grand Asia Open 2025 Jakarta |
|
|---|
| Komunitas Digimon Indonesia Hadirkan Dunia Digital di Comic Frontier XX 2025 |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.