Senin, 6 Oktober 2025

Pilpres 2024

Penjelasan PKS dan Demokrat Rela Cawapres Ditentukan Anies Baswedan

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat akhirnya membebaskan Anies Baswedan memilih calon wakil presidennya (cawapres) di 2024.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Wahyu Aji
TRIBUN-TIMUR.COM/WAHYUDDIN
Bakal calon presiden Anies Baswedan saat memberikan kuliah pakar di Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Jl Urip Sumoharjo Makassar, Sabtu (10/12/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat akhirnya membebaskan Anies Baswedan memilih calon wakil presidennya (cawapres) di 2024.

Dua partai politik (parpol) bagian dari penjajakan Koalisi Perubahan ini sebelumnya sempat mendorong kadernya menjadi cawapres Anies.

PKS saat itu mendorong kadernya, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher). Sementara Partai Demokrat adalah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Usulan AHY menjadi cawapres Anies sempat dipersoalkan Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali.

Bahkan, Ali mengatakan rencana Koalisi Perubahan akan bubar bila ada yang memaksakan kehendak.

Menurut Ali, usulan Partai Demokrat agar AHY menjadi cawapres Anies terkesan memaksakan kehendak lantaran di internal rencana Koalisi Perubahan belum menyepakatinya.

"Kalaupun demikian (Demokrat ingin AHY cawapres Anies) berarti memaksakan kehendak, karena kita belum menyepakati itu," kata Ali saat dihubungi, Rabu (11/1/2023).

Anggota Komisi III DPR RI itu menyebut rencana Koalisi Perubahan sulit terwujud apabila PKS, NasDem, dan Demokrat masing-masing mengusulkan cawapres.

"Artinya ada 3 cawapres dalam kontestasi ini. Kalau demikian akan sulit diwujudkan koalisi tersebut," ujar Ali.

Baca juga: Demokrat Sebut Dukungan ke Anies Baswedan Jadi Capres Patahkan Upaya Penggembosan Koalisi Perubahan

Ali menegaskan rencana Koalisi Perubahan harus dibangun dengan prinsip kesetaraan, tanpa membeda-bedakan.

Ia menuturkan Partai NasDem sendiri telah menyerahkan kepada Anies untuk menentukan cawapresnya.

"Dari NasDem sejak awal menyerahkan ke Anies," ungkapnya.

Pernyataan Ali pun sempat direspons Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng.

Ia menepis pernyataan Ali soal Partai Demokrat memaksakan agar AHY cawapres Anies.

Andi mengatakan sejauh ini partainya tak memaksakan kehendak dan komunikasi di tim kecil rencana Koalisi Perubahan sangat baik.

"Enggak ada yang memaksakan. Kita membicarakan semua dengan baik-baik di tim kecil," kata Andi kepada Tribunnews.com, Kamis (12/1/2023).

Andi mengakui jika dalam pembahasan baik PKS, Demokrat, dan NasDem masing-masing memiliki aspirasi.

"Tapi memang ada aspirasi dari PKS, ada aspirasi dari Demokrat, mungkin NasDem juga ada pikiran-pikiran, lalu kita bicarakan bersama, belum selesai pembicaraan itu," ujarnya.

Ia menegaskan dari laporan yang diterimanya dalam tim kecil jika hubungan ketiga parpol tersebut semakin dekat.

"Laporannya adalah semakin dekat, enggak ada kita memaksakan," ucap Andi.

Andi menjelaskan rencana Koalisi Perubahan tersebut terus berjalan dan tidak ada pemaksaan kehendak.

"Enggak ada yang memaksakan, justru karena tidak ada yang memaksakan maka kita berjalan terus," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan semestinya tidak susah apabila dilihat secara objektif pasangan mana yang berpeluang menang.

"Kalau melihatnya secara objektif mestinya tidak susah. Saya rasa juga semakin lama makin dekat, karena pikiran-pikiran kami jelas kalau mau menang maka kita simulasinya kan jelas juga," ucapnya.

Namun, setelah melewati berbagai dinamika Ketua Umum Partai Demokrat AHY akhirnya menyatakan dukung Anies sebagai capres.

Baca juga: Demokrat Sebut Dukungan ke Anies Baswedan Jadi Capres Patahkan Upaya Penggembosan Koalisi Perubahan

“Bagi Demokrat, Mas Anies adalah tokoh perubahan dan perbaikan," kata AHY dalam keterangannya yang diterima, Kamis (26/1/2023).

AHY menuturkan dalam pembahasan tim kecil rencana Koalisi Perubahan sudah mendekati tahap finalisasi.

Menurutnya, dengan rentang waktu komunikasi lebih dari enam bulan, sudah cukup untuk mengambil keputusan yang penting dan fundamental.

"Adapun terkait bacapres, sudah ada kesamaan cara pandang dari ketiga partai untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres 2024," ujarnya.

AHY menyebut pihaknya juga menyerahkan kepada Anies terkait cawapres pendampingnya sebagaimana telah disampaikan Partai NasDem.

Ia mengakui jika Partai Demokrat dan PKS masing-masing memiliki aspirasi kader utamanya sebagai bacawapres.

“Sebagai aspirasi selaku calon anggota koalisi, itu wajar,” ucap AHY.

Yang terpenting, lanjutnya, diskusi Bacawapres hendaknya tidak menghambat finalisasi koalisi.

“Kami rasional saja. Jangan sampai faktor penentuan bacawapres ini justru menjadi hal yang menghambat bagi terbentuknya Koalisi Perubahan," ungkapnya.

Karenanya, AHY menambahkan Partai Demokrat akan mengajak PKS agar menyerahkan keputusan bacawapres kepada bacapres yang diusung.

"Dengan demikian, tiga partai memiliki kesetaraan yang sama dalam koalisi,” ungkapnya.

Setelah Partai Demokrat, PKS pun menyampaikan dukungannya kepada Anies sebagai bacapres 2024.

Wakil Ketua Majelis Syura PKS Mohamad Sohibul Iman mengatakan dukungan itu diputuskan atas keputusan Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) Majelis Syuro.

Kendati demikian, Sohibul menyatakan dukungan secara resmi akan disampaikan PKS pada 24 Februari mendatang.

"PKS akan menyampaikan eksplisit organisatoris untuk mendukung Bapak Anies Rasyid Baswedan pada Rapat Badan Majelis Syura PKS yang bersamaan dengan Rakernas DPP PKS pada 24 Februari 2024,” kata Sohibul di Gubug Makan Mang Engking Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (30/1/2023) malam.

Baca juga: Absen Saat PKS Nyatakan Dukung Anies, NasDem Bantah Bermanuver

Sohibul menuturkan melalui dukungan tersebut persyaratan presidential threshold (PT) 20 persen sebagai syarat pencalonan presiden sudah terpenuhi.

"PKS konsisten menjadi bagian dari partai pendukung Anies Baswedan sehingga koalisi memenuhi presidential threshhold 20 persen," ujarnya.

Lebih lanjut, ia memastikan akan tetap mendukung Anies sebagai capres meski kadernya tak menjadi cawapres.

"Siapapun dia tidak harus kader PKS, PKS tetap akan dalam koalisi ini (bersama Demokrat dan NasDem," ucapnya.

Sohibul mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke Anies soal cawapres pendampingnya.

Ia menegaskan semua partai politik (parpol) di rencana Koalisi Perubahan berhak untuk mengajukan kadernya sebagai cawapres.

"Tapi pada akhirnya pemilihannya itu diserahkan kepada capres," ujarnya.

Namun, Sohibul memberikan catatan bahwa cawapres Anies harus bisa mendongkrak kemenangan.

"Jelas dari awal kami mengatakan selama cawapres yang dipilih itu mendongkrak kemenangan," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved