Jumat, 15 Agustus 2025

Pilpres 2024

Pengamat Tak Yakin Nasdem akan Terus Mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, sulit membayangkan Partai NasDem akan terus mengusung Anies Baswedan di pemilihan presiden 2024.

Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
Anies Baswedan. Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, sulit membayangkan Partai NasDem akan terus mengusung Anies Baswedan di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, sulit membayangkan Partai NasDem akan terus mengusung Anies Baswedan di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu terkait kunjungan Ketua Umum Partai NasDem ke beberapa tokoh politik.

"Karena di berbagai kesempatan terutama ketika bertemu dengan Airlangga Hartarto, Surya Paloh menegaskan tetap solid dan tetap ingin menjadi bagian dari koalisi Pemerintah," kata Adi, saat dihubungi, Jumat (3/2/2023).

"Dan pada saat yang bersamaan kita juga melihat Anies tetap melakukan safari politik ke berbagai tempat yang dilakukan oleh NasDem sebagai bentuk hal lain," sambungnya.

Baca juga: Gibran Ungkap Dihubungi Anies Baswedan Lewat Ajudan, Diajak Bertemu di Jakarta

Oleh karena itu, Adi menilai, kedepannya kekuatan lobi partai politik yang pro Pemerintah akan diuji, apakah bisa memengaruhi NasDem untuk kembali ke barisan politik Pemerintah.

"Tentu dengan catatan tidak mendukung Anies. Atau sebaliknya, NasDem akan terus ngotot melawan politik Pemerintah dan pisah jalan di 2024," jelasnya.

Peristiwa-peristiwa itu lah yang akhirnya juga memunculkan banyak spekulasi terkait masa depan Anies di Pilpres 2024 bersama Partai NasDem.

"Makanya tidak mengherankan sekalipun Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat telah menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan. Tapi kan mereka tidak mau deklarasi bersama," katanya.

Soal deklarasi Anies yang belum dilakukan Koalisi Perubahan itu, Adi menilai, ada kepentingan masing-masing partai di dalamnya yang belum menemukan titik temu.

"Itu kan orang melihat sebagai salah satu bentuk ada sesuatu yang belum ketemu," tutur Adi.

"Padahal ketika partai-partai ini sudah ingin bikin poros perubahan (artinya) sama-sama punya iman politik yang sama. Cocok dengan Anies Baswedan," katanya.

Baca juga: Suasana Santai Selimuti Pertemuan Elite PKS dengan Surya Paloh Meski Bicarakan High Politik

"Tapi ketika ditantang untuk deklarasi secara terbuka ada fakta integritas poros perubahan ini tidak kunjung usai," sambung Adi.

Sebelumnya, pengamat politik Adi Prayitno menyebut pertemuan Surya Paloh dan Airlangga Hartarto merupakan perbaikan komunikasi politik.

Adi mengatakan pertemuan Ketua Umum Partai NasDem itu dengan Airlangga Hartaro merupakan lanjutan kronologis dari pertemuan Surya dengan beberapa tokoh.

"Kalau kita membaca secara kronologis tidak terlepas dengan pertemuan Luhut Binsar Panjaitan dengan Surya Paloh di luar negeri. Lalu pertemuan Surya dengan Jokowi di Istana," kata Adi, saat dihubungi, Jumat (3/2/2023).

"Setelah itu kita juga melihat betapa Surya Paloh mendatangi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan yang terakhir Airlangga Hartarto," sambungnya.

Menurut Adi, rentetan peristiwa politik itu merupakan upaya Surya Paloh untuk merajut kembali komunikasi politik, khususnya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bahkan, untuk bertemu dengan Surya Paloh, kata Adi, Partai Gerindra, PKB dan Golkar bisa jadi melakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada RI 1.

"Karena apapun judulnya NasDem ini kan diproyeksikan sebagai partai politik yang sudah ingin pisah jalan (dengan partai pendukung Pemerintah) dan dalam banyak hal sudah sering dikucilkan," jelasnya.

"Makanya mereka jika ingin bertemu dengan NasDem, dengan tanda kutip harus kulonuwon dulu ke Presiden," sambung Adi.

Oleh karena itu, Adi menilai, kunjungan Surya Paloh ke sejumlah partai politik itu sebagai upaya perbaikan komunikasi.

"Dalam konteks itulah saya baca bahwa pertemuan Surya Paloh dengan Golkar, Gerindra, PKB sebelumnya, sebagai upaya perbaikan komunikasi politik," ujarnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan