Kamis, 21 Agustus 2025

Pilpres 2024

Wacana Duet Prabowo dengan Ganjar di Pilpres, Prabowo Mania: PDIP Legowo-lah, Kasih Kesempatan

Prabowo memiliki rekam jejak yang selalu mengikuti arah politik dari PDIP, termasuk saat mengusung Jokowi maju sebagai Gubernur DKI Jakarta lalu.

Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Ketua Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer. Ia berharap Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) bisa lebih legowo untuk merelakan kursi presiden 2024 kepada Prabowo Subianto. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan Prabowo Mania, berharap Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) bisa lebih legowo untuk merelakan kursi presiden 2024 kepada Prabowo Subianto.

Pernyataan itu disampaikan sebagai respons atas wacana duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo usai keduanya mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) kunjungan kerja di Kebumen.

Ketua Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer mengatakan, sejatinya Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDIP bisa mengikhlaskan kursi Capres kepada Prabowo jika memang nantinya kedua sosok itu berpasangan di Pilpres 2024.

"Ya harapan kami ke depan PDIP sedikit legowo lah apalagi Bu Mega kan negarawan lah, beliau," kata pria yang akrab disapa Noel itu saat dimintai tanggapannya, Senin (13/3/2023).

Terlebih kata dia, Prabowo memiliki rekam jejak yang selalu mengikuti arah politik dari PDIP, termasuk saat mengusung Jokowi maju sebagai Gubernur DKI Jakarta lalu.

Tak hanya itu, Prabowo juga kata dia memiliki loyalitas dan totalitas terhadap kemajuan bangsa Indonesia, yang mana hal ini selaras dengan ideologi politik PDIP.

"Yang penting kan tidak ada perbedaan ideologis yang signifikan, soal ideologi pak Prabowo sejalan dengan ideologi yang dijalankan oleh PDIP itu Pancasila," ucap dia.

Baca juga: Sepertiga Pendukung Jokowi Diprediksi akan Pilih Tokoh Ini di Pilpres: Prabowo atau Ganjar Pranowo?

Tak hanya itu, perihal dengan pemahaman NKRI, Menteri Pertahanan RI (Menhan) tersebut kata Noel tak perlu diragukan.

Sebab dirinya berkeyakinan kalau Prabowo merupakan sosok yang mengedepankan konstitusional.

"Artinya kasih kesempatan sih pak Prabowo, pak Prabowo kan juga selama ini loyalitas dan totalitas mengikuti arah politik nya PDIP," ucap dia.

"Soal NKRI pak Prabowo jangan ditanyakan lagi, soal NKRI kan soal konstitusional," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo angkat bicara terkait wacana duet Prabowo-Ganjar usai keduanya dampingi Presiden Jokowi saat Kunker di Kebumen, Jawa Tengah.

"Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden," kata Hashim di Museum Joang 45, Jakarta, Minggu, (12/3/2023).

Menurut Hashim hal itu dikarenakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jauh lebih senior dibandingkan dengan Ganjar Pranowo.

"Pak Prabowo jauh lebih senior, lima belas tahun lebih tua, pengalamannya berbeda. Saya kira kalau Pak Ganjar mau ikut, mau diduetkan dengan Pak Prabowo. Saya kira kami terbuka untuk itu, Pak Ganjar sebagai calon wakil presiden," tegasnya.

Respons PDIP

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa partainya belum bisa menyampaikan sikap soal usulan duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Menurut Hasto, seluruh keputusan partai baik soal pasangan capres-cawapres maupun tokoh yang akan diusung, merupakan ranah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

Hal itu disampaikan Hasto menanggapi pertanyaan media soal Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang membuka peluang menduetkan Prabowo-Ganjar di Pilpres.

"Ya nanti Ibu Megawati Soekarnoputri yang akan memutuskan pasangan yang terbaik dan sesuai dengan yang menjadi harapan rakyat," kata Hasto saat ditemui di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).

Hasto pun menjelaskan, bahwa kewenangan Megawati memutuskan pencapresan sudah berjalan di PDIP selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut bisa dilihat dari pengusungan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres pada Pilpres 2014 dan 2019.

"Jadi, kalau kita lihat secara empiris pada tahun 2014 dan 2019, maka tahapannya, Ibu Megawati Soekarnoputri menetapkan calon presiden dari internal PDI Perjuangan, pada saat itu adalah Bapak Jokowi," ujar Hasto.

Hasto pun menegaskan bahwa calon presiden (Capres) harus berasal dari kader PDI Perjuangan. Tetapi, peluang kerja sama dengan Gerindra masih sangat terbuka.

"Ya penawaran kerjasama tentu saja dalam rangka calon presiden, berasal dari PDI Perjuangan," tegas Hasto

"Sebagai partai pemenang pemilu dengan kepercayaan rakyat dua kali berturut turut, tentu saja kami akan mengusung calon presiden dan inilah sebagai konsekuensi dari keputusan Kongres Ke-lima pada tahun 2019 lalu," sambungnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan