Jumat, 29 Agustus 2025

Pilpres 2024

Ganjar Capres PDIP, Pengamat Sarankan Gandeng Tokoh Islam Jadi Wapres, Bukan dari Internal

Pengamat menyarankan agar PDIP menggaet tokoh Islam dan bukan dari internal sebagai cawapres usai resmi mengusung Ganjar menjadi capres.

YouTube PDI Perjuangan
Pengamat menyarankan PDIP menggaet tokoh Islam dan bukan dari internal partai sebagai cawapres usai resmi mengusung Ganjar menjadi capres. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ditunjuk Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menjadi capres dalam rapat DPP yang digelar di Istana Batu Tulis, Bogor pada Jumat (21/4/2023).

""Maka pada jam 13.45 WIB dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, menetapkan Ganjar Pranowo sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan tugasnya menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," kata Megawati.

Usai Ganjar menjadi capres PDIP, hal yang turut menjadi pertanyaan adalah sosok seperti apa yang cocok untuk mendampinginya?

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai sosok yang layak untuk mendampingi Ganjar sebagai cawapres bukanlah dari internal PDIP.

Namun, Ujang menganggap orang yang pantas mendampingi Ganjar adalah dari tokoh Islam.

Hal tersebut lantaran PDIP belum tentu menang dalam kontestasi Pilpres 2024 meski secara aturan dapat mencalonkan capres dan cawapresnya sendiri karena menang Pemilu 2019.

Baca juga: Soal Keputusan Megawati Tunjuk Ganjar, Jokowi: Rakyat Perlu Kesempatan untuk Menilai

Selain itu, Ujang mengatakan PDIP yang berideologi nasionalis sebisa mungkin harus menggaet suara dari umat Islam dengan cara berkoalisi bersama partai Islam atau menggaet tokoh Islam sebagai cawapres.

"Mestinya PDIP jangan percaya diri karena bagaimanapun kan (suara Pilpres 2019) 20 persen kan walaupun mereka punya golden ticket (mencalonkan capres-cawapres sendiri), punya 20 persen, bisa kalah juga di Pilpres nanti."

"Oleh karena itu, sebuah keniscayaan dan keharusan, berkoalisi dengan partai lain. Nah keliatannya ideologi PDIP adalah nasionalis, maka membutuhkan dukungan atau berkoalisi dengan partai Islam atau cawapresnya dicari tokoh dari Islam," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (21/4/2023).

Secara umum, Ujang menganggap ketika partai nasionalis seperti PDIP berkoalisi dengan partai berideologi Islam sekaligus menggaet tokoh Islam untuk mendampingi Ganjar, maka akan menjadi kekuatan tersendiri dalam Pemilu 2024 mendatang.

Menurutnya, PDIP juga harus melihat bahwa suara dari masyarakat berbasis Islam adalah penting.

Sehingga, sambungnya, ketika cawapres atau partai yang berkoalisi dengan PDIP sama-sama berideologi nasionalis, maka kemungkinan akan berujung kekalahan bagi partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

Baca juga: Ganjar Capres PDIP, NasDem Percaya Diri Peluang Anies Baswedan Presiden 2024 Terbuka Lebar

Pernyataan Ujang itu berkaca dari pencalonan Joko Widodo (Jokowi) saat menjadi capres 2019 di mana dirinya dipasangkan dengan Ma'ruf Amin yang berlatarbelakang Islam yang kuat.

"Kombinasi nasionalis dan Islam itu mampu membangun kekuatan. Lihat aja Jokowi ketika Mahfud MD digantikan dengan Ma'ruf Amin yang Islam-nya karena kyai jadi lebih kental ya," ujarnya.

Kendati demikian, Ujang mengatakan PDIP jangan asal memilih tokoh Islam yang akan disandingkan dengan Ganjar sebagai cawapres.

Baca juga: Puan Maharani Dapat Tugas Baru seusai Megawati Tunjuk Ganjar Pranowo jadi Capres 2024

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan