Sabtu, 16 Agustus 2025

Pilpres 2024

Golkar Sodorkan Airlangga Jadi Cawapres Prabowo, Ini Respons PKB Jika Cak Imin Tak Dipinang

Golkar sodorkan nama Airlangga Hartarto jadi Cawapres Prabowo Subianto, namun PKB tetap berharap jika Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang dipinang.

Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar sebelum melakukan pertemuan tertutup di Jakarta, Rabu (3/5/2023). Pertemuan itu membahas pembentukan koalisi besar serta berbagai isu aktual menjelang Pemilu dan Pilpres 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peta politik mulai berubah seiring semakin dekatnya pendaftaran pasangan calon presiden atau Capres untuk Pilpres 2024.

Diketahui pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dijadwalkan berlangsung pada 19 Oktober 2023-25 November 2023.

Kemudian untuk pemilihan presiden atau Pilpres akan digelar pada 14 Februari 2024.

Arah koalisi partai politik mulai berubah setelah PDIP mengumumkan nama Ganjar Pranowo jadi bakal Capres 2024.

Pengumuman tersebut pun langsung disambut PPP dengan menyatakan mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.

Sebelumnya ada 3 poros koalisi sudah terbentuk.

Koalisi pertama, yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang diisi NasDem, PKS, dan Demokrat.

Baca juga: Nusron Wahid Sebut Koalisi Besar Berharap Pilpres 2024 Hanya Hadirkan Dua Pasangan Calon

Mereka mendorong Anies Baswedan sebagai bakal Capres.

Namun, hingga saat ini koalisi ini masih menggodok nama Cawapres untuk menjadi pendamping Anies Baswedan.

Koalisi kedua yakni Koalisi Indonesia Raya (KIR) yang diisi Gerindra dan PKB.

Koalisi ini masih belum mengumumkan siapa capres mereka.

Gerindra mengumumkan Prabowo Subianto sebagai capres mereka, sementara PKB belum menunjukkan dukungan kepada Prabowo.

Kemudian koalisi terakhir yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diisi Golkar, PAN , dan PPP.

Baca juga: PDIP Diprediksi Bakal Pilih Erick Thohir Dampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Ini Alasannya

Koalisi ini masih belum mengumumkan capres mereka.

Namun setelah PPP mengumumkan mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024, Golkar mulai bermanuver untuk membentuk koalisi besar dengan menggandeng dua partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Raya.

Golkar dan PKB Gagas Koalisi Besar

Diketahui, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto resmi membentuk koalisi inti bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Nantinya, koalisi ini bakal menjadi jembatan untuk pembentukan koalisi besar.

Koalisi inti itu terbentuk setelah Airlangga Hartarto bertemu dengan Cak Imin di Hutan Kota, Plataran Senayan, Jakarta Selatan pada Rabu (3/5/2023).

Keduanya pun melakukan seremonial terbentuknya koalisi inti tersebut.

Baca juga: Refly Harun Sebut Tak Menarik Jika Hanya Prabowo dan Ganjar di Pilpres 2024: Ada Anies Jadi Menarik

Airlangga langsung mengenakan rompi berwarna kuning kepada Cak Imin.

Selanjutnya, keduanya bersalaman sebagai dukungan koalisi inti tersebut terbentuk.

"Saya ingin melakukan seremonial dengan Pak Imin untuk mendukung bahwa koalisi inti ini terbentuk," ujar Airlangga sembari mengenakan rompi kepada Cak Imin di Hutan Kota, Plataran Senayan, Jakarta Selatan pada Rabu (3/5/2023).

Menteri Koordinator Perekonomian RI itu menyebut pembentukan koalisi inti tersebut seusai keduanya berbicara panjang lebar.

Nantinya, koalisi inti akan menjadi jembatan untuk pembentukan koalisi besar di pilpres 2024.

"Masing-masing mempunyai koalisi, koalisi Golkar dengan KIB, PKB dengan koalisi indonesia raya, namun dalam pembahasan selanjutnya kita berdua berbicara koalisi besar, besar itu membutuhkan koalisi inti dan koalisi inti itulah yang kita duduk bersama di mana koalisi inti ini antara Golkar dan PKB," jelasnya.

Bahkan, kata Airlangga, PKB dan Golkar sudah menindaklanjuti pembentukan koalisi inti tersebut dengan pembentukan tim pemenangan.

Nantinya, tim pemenangan itu bertugas untuk membahas langkah-langkah teknis.

"Kita sudah menunjuk tim pemenangan yaitu dari Golkar adalah Bapak Nusron Wahid dan dari PKB nanti Pak Faisol Riza. Jadi kedua tim ini tentu akan duduk untuk meneruskan langkah-langkah teknis," ungkapnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan koalisi inti tersebut sebagai sikap partai Golkar dan PKB yang sudah siap untuk menjadi inti menjaga kominikasi politik antara partai politik.

Selain itu, kedua partai juga bakal menjaga pembangunan bangsa.

"Pertemuan Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Golkar bahwa kita siap untuk menjadi inti daripada menjaga pembangunan dan juga untuk melakukan komunikasi-komunikasi politik terhadap partai-partai yang memang ingin melanjutkan program ke depan agar kita tidak jatuh jadi negara berpendapatan rendah," katanya.

Terbaru, sejumlah elite partai Golkar dan PKB kembali melakukan sejumlah pertemuan di sebuah restoran kawasan Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Mereka membahas rencana pembentukan koalisi besar di Pilpres 2024.

Adapun perwakilan dari partai Golkar dipimpin Nusron Wahid, Maman Abdurahman dan Melchias Markus Mekeng, Emanuel Melkiades Laka Lena, dan Ace Hasan Syadzily.

Sementara itu, perwakilan dari PKB dipimpin oleh Faisol Riza.

Dia tampak ditemani Tommy Kutniawan dan Fathan Subchi.

Perwakilan tim pemenangan koalisi besar dari partai Golkar, Nusron Wahid menyampaikan pertemuan tertutup selama 2 jam tersebut untuk membahas teknis terkait pembentukan koalisi besar.

"Tim ini kumpul untuk membicarakan masalah-masalah teknis tentang membangun koalisi besar dimana Golkar dan PKB yang kemarin menyampaikan sebagai inti dan motor daripada membangun koalisi besar ini," ujar Nusron saat ditemui di salah satu restoran di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Apalagi, kata Nusron, Golkar dan PKB kini telah menjadi motor penggerak pembentukan koalisi besar tersebut.
Khususnya untuk mengajak parpol parlemen maupun non parlemen bekerja sama di Pilpres 2024.

"Kami mempunyai tekad bersama untuk mengajak koalisi kepada partai-partai yang lain, baik partai parlemen maupun non parlemen untuk bersama sama dalam pilpres 2024 nanti dalam bangunan koalisi yang sama," kata Nusron.

Lebih lanjut, Nusron menjelaskan pertemuan kali ini juga membahas lebih detil mengenai teknis terkait pemenangan koalisi besar.

Termasuk, kata dia, pembahasan pembagian wilayah pemenangan.

"Salah satunya yang dibahas adalah nanti bagaimana pembagian wilayah kerja dan sebagai ya. Itu yang sudah kita bicarakan tadi secara bersama sama untuk membincangkan tentang desain pola kerja dan bangunan daripada koalisi itu sendiri," katanya.

Sementara itu, Perwakilan tim pemenangan koalisi besar dari PKB, Faisol Riza mengatakan memang pertemuan kali ini untuk membahas pemenangan koalisi besar dalam pilpres.

Sebab, pemenangan membutuhkan sumber daya yang cukup besar.

Karena itu, kata Faisol, pihaknya masih gencar untuk mengajak parpol lain untuk bergabung dalam koalisi besar tersebut.

Dia menginginkan koalisi besar bisa memenangkan kontestasi politik secara elegan.

"Kami di kerjasama ini merasa bahwa tenaga kami kurang besar oleh karena itu harus mengajak untuk partai-partai lain bergabung supaya pemenangan. Kami sudah bahas secara teknis cara menang yang elegan, demokratis tapi juga bermartabat itu juga bisa dilaksanakan dengan baik," ucapnya.

Sodorkan Airlangga Jadi Cawapres Prabowo

Diketahui Golkar sebelumnya mendorong ketua umumnya Airlangga Hartarto untuk menjadi Capres 2024.

Namun, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibangun bersama PPP dan PAN tak kunjung mendeklarasikan nama Capres.

Bahkan PPP justru mendekrasikan mendukung kader PDIP Ganjar Pranowo.

Hanya tinggal PAN yang masih belum menentukan sikap untuk dukungan dalam Pilpres 2024.

Belakangan, Golkar telah mengajukan proposal agar Airlangga Hartarto bisa ditunjuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) kepada Prabowo Subianto.

Hal itu diakui elite Golkar, Nusron Wahid.

Perwakilan tim pemenangan koalisi besar dari partai Golkar, Nusron Wahid menyebut koalisi besar bisa menjadi poros alternatif
Perwakilan tim pemenangan koalisi besar dari partai Golkar, Nusron Wahid menyebut koalisi besar bisa menjadi poros alternatif (Tribunnews/Igman Ibrahim)

Nusron mengatakan proposal itu diharapkan dapat diterima partai politik yang tergabung dalam koalisi besar.
Sebab, opsi itu menjadi realistis untuk penggabungan koalisi antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Salah satu proporsal adalah Prabowo Presiden dan Wakil Presidennya dari KIB yaitu Airlangga Hartarto. Tapi itu harus diterima, dan diterima oleh PKB dan PAN yang ikut bergabung disini," ujar Nusron, Rabu (10/5/2023).

Nusron menyatakan proposal tersebut masih dalam tahapan negosiasi.

Dia pun mengharapkan adanya titik temu terkait penentuan capres dan cawapres dari koalisi besar.

"Tapi disinilah kita bekerja supaya terjadi titik temu. Semangat kerjanya adalah niat untuk menang dan cara kerja untuk menang, dan kalau sudah ketemu semangat kerjanya, dan figur itu nomor sekian. Prosentase sudah 70 persen," katanya.

Lalu, bagaimana dengan nasib Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang juga digadang-gadang menjadi Cawapres Prabowo Subianto.

Bahkan PKB senderi sudah lama mengumumkan berkoalisi bersama Gerindra.

Menyikapi hal tersebut, Nusron mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya penunjukkan kursi cawapres tersebut kepada Prabowo.

"Tidak memperebutkan, kami membicarakan dan saling menawarkan dan usernya adalah Pak Prabowo siapa yang mau menerima siapa," ujar Nusron saat ditemui di salah satu restoran di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Nusron memahmi partai Gerindra sudah bulat untuk mengusung Prabowo Subianto menjadi capres.

Karena itu, posisi tersebut sudah tidak bisa lagi diganggu gugat partai berlambang kepala burung garuda tersebut.

"Gerindra posisinya sudah settle dengan Prabowo," jelasnya.

Namun begitu, Nusron masih enggan menanggapi terkait kelanjutan partai Golkar bergabung koalisi besar jika nantinya Airlangga Hartarto tak ditunjuk menjadi cawapres.

"Itu kerja lain lagi, nanti kita rembukan lagi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Nusron menambahkan penunjukkan figur capres dan cawapres dari koalisi besar harus mempertimbangkan peluang kemenangan di Pilpres 2024.

"Semuanya akan kita lihat nanti. Kita tetap ingin bersatu, saya bilang semangatnya untuk kerja. Dan kerja untuk menang. Sehingga dari masing-masing punya semangat untuk menang. Jadi nanti akan dilihat dengan si Ini apakah bisa menang atau tidak. Dengan ini bisa menang atau tidak," jelasnya.

"Kalau kita ngotot dengan ini tapi tidak bisa menang ya kita tidak bisa bersatu. Kalau mau bergabung di sini syaratnya cuma satu, yaitu punya niat untuk menang dan punya cara untuk menang," sambungnya.

Di sisi lain, Nusron meyakini koalisi besar akan tetap utuh meskipun tak kunjung mendeklarasikan capres dan cawapres terlebih dahulu.

Nantinya, nama capres dan cawapres bakal diselesaikan di dalam waktu yang tepat.

"Insya Allah koalisi ini tetap utuh meskipun tidak didahului dengan kemunculan figur terlebih dahulu. Justru disinilah kita kumpul, pentingnya ada tim itu ya itu. Bagaimana kita tetap utuh tapi nanti tidak tarik menarik terhadap figur. Insya Allah figur diselesaikan dalam waktu yang tepat," katanya.

Sementara itu, Ketua DPP PKB Faisol Riza menyebut koalisi besar akan segera mendeklarasikan capres dan cawapresnya dalam waktu dekat.

Bahkan, keputusan itu bakal diumumkan dalam waktu satu bulan lagi.

"Insya Allah 1 atau 2 bulan lagi akan ada keputusan. 1 bulan lah," ujar Faisol di lokasi yang sama.

Faisol menyatakan keputusan mengenai capres dan cawapres bakal diserahkan kepada pimpinan parpol.

Nantinya, keputusan itu bakal diketok parpol-parpol yang bergabung dengan koalisi besar.

"Semua kita serahkan kepada pimpinan-pimpinan partai kami semuanya. Jadi itu domain mereka," jelasnya.

Lebih lanjut, Faisol mengharapkan capres dan cawapres yang dipilih bakal bisa diterima oleh masyarakat. Termasuk, modal besar kemenangan di pilpres.

"Jadi kita senang dan berharap apa yang kita masak ini bisa dinikmati dengan baik dan bisa jadi modal besar buat 3 partai ini plus partai yang nanti bergabung," katanya.

Respons PKB Jika Cak Imin Tak Dipilih Jadi Cawapres Prabowo

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan pihaknya masih belum memperhitungkan secara detil langkah politiknya jika Prabowo tak meminang Cak Imin di Pilpres 2024.

"Kita belum mengkalkulasi detail, kita belum menghitung secara detail," ujar Jazilul kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).

Jazilul menyatakan bahwa PKB nantinya bakal memgambil pilihan yang lebih rasional mengenai keputusan tersebut.
Termasuk, mendengarkan aspirasi dari internal partai dan para ulama.

Sebab, lanjut Jazilul, pilpres tidak hanya untuk kepentingan mengusung capres dan cawapres di pilpres saja.

Akan tetapi, mengusung paslon yang berpotensi memenangkan di kontestasi demokrasi lima tahunan tersebut.

"Yang jelas PKB akan mengambil opsi yang lebih rasional mendengarkan aspirasi dari semuanya juga karena koalisi itu bukan hanya sekedar mengusung capres maupun cawapres tapi yang juga punya potensi untuk memenangkan di pilpres,"

Jazilul Fawaid pun sebelum mendesak Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) segera bisa mendeklarasikan capres dan cawapres.

Mereka meminta Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin segera mengambil keputusan.

Jazilul mengatakan bahwa pengumuman capres dan cawapres sejatinya telah diminta para ulama digelar saat bulan Ramadan.

Namun hingga kini, Prabowo-Cak Imin tidak kunjung memberikan keputusan.

"Ketika itu Ijtima Ulama sudah mendesak dan sudah memberikan masukan agar pak Prabowo dan Gus Muhaimin segera menentukan capres dan cawapres. Namun sampai detik belum berhasil. Okeh sebab itu kita tunggu finalisasi akhir dari pak Prabowo dan Gus Muhaimin," ujar Jazilul.

Namun begitu, kata Jazilul, pihaknya menghormati Prabowo dan Cak Imin untuk memutuskan capres dan cawapres tersebut.

Dia mengkhawatirkan nantinya akan kehilangan momentum jika terlambat melakukan deklarasi.

"Dalam piagam kerja sama tidak ada tenggat waktu. Tapi politik itu momentum, nah para kiai, para kader ingin menjaga momentum supaya segera dideklarasikan. Karena ini momentumnya sudah saatnya," jelasnya.

Tak hanya itu, Jazilul mengungkap nantinya mesin politik hingga akar rumput juga tak lagi panas jika terlambat memutuskan soal capres dan cawapres.

"Para Kiai para kader berharap meskipun tidak ada tenggat waktu, ini segera difinalisasi dan diumumkan, mengingat keadaan sudah mulai, mesin sudah mulai hidup. Jadi jangan tunggu mesin adem lagi," katanya.

Menyikapi desakan tersebut, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyikapi secara santai dengan meminta agar seluruh pihak bersabar.

"Yang sabar yang menang, yang menang yang sabar. Gitu," ucap Dasco kepada awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/5/2023).

(Tribunnews.com/ Igman/ umam)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan